Kesejahteraan sosial bersifat pencegahan ditujukan untuk memperkuat keluarga, kelompok-kelompok dan kesatuan-kesatuan masyarakat agar jangan
sampai timbul masalah-masalah sosial yang baru. 3.
Fungsi Pengembangan Development Kegiatan kesejahteraan sosial yang bersifat pengembangan tujuan-tujuan
dan orientasinya untuk memberikan sumbangan langsung bagi proses pembangunan. Dalam hal ini kesejahteraan sosial bertindak sebagai suatu unsur
pelaksana perubahan, yaitu membantu peningkatan proses perubahan sosial berencana.
4. Fungsi Penunjang Supportive
Kesejahteraan sosial pada fungsi penunjang ini mencakup kegiatan- kegiatan untuk membantu mencapai tujuan-tujuan sektor lain. Misalnya, dalam
membantu pencapaian tujuan kebijaksanaan pemerintah dalam menunjang program kependudukan dan keluarga berencana dengan jalan mempengaruhi
sikap-sikap atau memotivasi orang untuk ikut serta mensukseskan keluarga berencana demi kesejahteraan keluarganya dan mengikutsertakan orang-orang
yang berpenghasilan rendah dalam pemugaran atau perbaikan rumah sehat pada proyek-proyek perumahan swadaya.
2.6.3 Pembangunan Kesejahteran Sosial
Secara harfiah, pembangunan dapat dipahami sebagai proses perubahan dari suatu kondisi tertentu menuju kondisi yang lebih baik. Dari pengertian ini,
ada beberapa yang dapat dikemukakan, yakni 1 Kondisi, yakni kondisi yang dipahami sebagai kondisi ideal atau kondisi yang dicita- citakan dan 2 Upaya
Universitas Sumatera Utara
aktivitas perubahan dari kondisi tertentu ke kondisi yang lebih baik. Untuk mengetahui perubahan tersebut tentunya dibutuhkan tolok ukur, walaupun sampai
saat ini tolok ukur yang paling banyak dipergunakan untuk melihat kondisi dimaksud adalah tolok ukur dari sudut ekonomi. Sebagai ilustrasi penggunaan
Gross National Product GNP, Human Development Index HDI dan Human Poverty Index HPI, Social Accounting Matrix SAM, Physical Quality of Life
Index PQLI. Penggunaan tolok ukur ekonomi tersebut pada awalnya didasari dari
pandangan para ekonom yang melihat realitas perbedaan tingkat pendapatan masyarakat yang mencolok di negara-negara maju developed dengan negara-
negara miskintertinggal lessdeveloped. Pertumbuhan ekonomi telah dijadikan prioritas utama, sehingga pembangunan seringkali dikonotasikan dengan
ekonomi. Kalau orang menggunakan kata pembangunan tanpa diikuti dengan kata lain di belakangnya, maka selalu diinterpretasikan sebagai pembangunan ekonomi
Soetomo dalam Gunawan, Muktar 2010: 9. Interpretasi pengertian pembangunan tersebut dipandang Migley dalam Gunawan, Muktar 2010: 9
sebagai konsep pembangunan telah terdistorsi. Artinya, keberhasilan
pembangunan dapat dipahami sebagai kemajuan ekonomi. Berbagai kata yang mengikuti istilah pembanguan, tentunya akan berkaitan dengan tolok ukur yang
dijadikan patokan untuk melihat kondisi Dalam konteks ini dapat dilihat dari berbagai istilah yang dipergunakan misalnya Pembanguan sosial, pembangunan
masyarakat, pembanguan kesejahteraan sosial Secara konseptual pembangunan kesejahtetaran sosial merupakan bagian dari pembangunan sosial yang memberi
perhatian pada keseimbangan kehidupan manusia dalam memperbaiki atau
Universitas Sumatera Utara
menyempurnakan kondisi-kondisi sosialnya. Dalam kerangka memahami pengertian pembangunan kesejahteraan sosial dalam penelitian ini, tentunya dapat
disimak dari beberapa pandangan sebagai berikut: a.
Clark dalam Gunawan, 2010:35 mengemukakan, bahwa pembangunan merupakan suatu proses yang menjadikan masyarakat turut bertanggung
jawab atas nasib mereka sendiri dan menyadari bahwa mereka memiliki potensi. Yang perlu dilakukan membangun rasa kepercayaan dalam diri
masyarakat, keterampilan-keterampilan, aset-aset kebebasan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
b. Rumusan pre-converence Working Party dari Internbational Conference
of Social Work WPICSW: dalam Gunawan 2010:9, Pembangunan Sosial diartikan sebagai aspek keseluruhan pembangunan yang
berhubungan dengan relasi-relasi sosial, sistem-sistem sosial, dan nilainilai yang berhubungan dengan hal itu. Pembanguan memberi
perhatian kepada keseimbangan kehidupan manusia dalam memperbaiki atau menyempurnakan kondisi.
c. Suharto, mengemukakan, bahwa pembangunan kesejahteraan sosial
adalah sebagai usaha yang terencana dan melembaga yang meliputi berbagai bentuk intervensi dan pelayanan sosial untuk memenuhi
kebutuhan manusia, mencegah dan mengatasi masalah sosial, serta memperkuat institusi-institusi sosial. Pandangan Roger, Clark dan Suharto
maupun WPICSW di atas pengertian pembanguan, pembangunan sosial, dan pembangunan kesejahteraan sosial pada prinsipnya adalah sama,
yakni menekankan adanya perubahan kondisi. Kondisi dimaksud tidak
Universitas Sumatera Utara
hanya sebatas pada kondisi perekonomian. Dari aspek sosial Roger menekankan adanya perbaikan organisasi sosial. Clark memandang
pentingnya kepercayaan dalam diri masyarakat, keterampilan- keterampilan, aset-aset kebebasan yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan. WPICSW pada aspek relasi-relasi sosial, sistem-sistem sosial, dan nilai-nilai.
Proses yang terjadi dalam pembangunan kesejahteraan sosial juga dapat dipahami dari suatu kondisi yang paling buruk sampai dengan kondisi ideal.
Menurut Soetomo dalam Gunawan 2010:10 perubahan dari realita yang disebut masalah sosial yang merupakan kondisi yang tidak diharapkan illfare, menuju
kondisi masyaraat yang disebut ideal yang biasa disebut wellfare. Dalam praktek kehidupan masyarakat, kondisi wellfare tidak pernah menjadi realitas sehingga
lebih tepat disebut sebagai idealisme. Tolok ukur terhadap hasil yang dicapai dalam pembanguan juga dikemukakan oleh Migley dalam Gunawan 2010:10.
Bagi sebagian orang, pembangunan berkonotasi sebagai sebuah proses perubahan ekonomi yang dibawa oleh proses industrialisasi. Istilah ini juga mengandung arti
sebuah proses perubahan sosial yang dihasilkan dari urbanisasi, adopsi gaya hidup modern, dan perilaku masa kini. Istilah ini juga memiliki konotasi kesejahteraan
yang menawarkan bahwa pembangunan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, meningkatkan level pendidikan mereka, memperbaiki kondisi
permukiman dan kesehatan mereka. Secara instrumental Suharto dalam Gunawan 2010:10 mengemukakan, bahwa secara prinsip tujuan pembangunan
kesejahteraan sosial adalah untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, yang mencakup:
Universitas Sumatera Utara
a. peningkatan standar hidup, melalui seperangkat pelayanan sosial dan
jaminan sosial segenap lapisan masyarakat, terutama kelompok-kelompok masyarakat yang kurang beruntung dan rentan yang sangat memerlukan
perlindungan sosial b.
peningkatan keberdayaan melalui penetapan sistem dan kelembagaan ekonomi, sosial dan politik yang menjunjung harga diri dan martaba
kemanusiaan; c.
penyempurnaan kebebasan melalui perluasan aksesibitas dan pilihan- pilihan, kesempatan sesuai aspirasi, kemampuan dan standar kemanusiaan.
Berdasarkan dari uraian yang telah diuraikan, secara yang dimaksud pembangunan kesejahteraan adalah upaya yang terencana untuk mewujudkan
kondisi kesejahteraan sosial. Adapun upaya yang hendak dicapai oleh bangsa Indonesia sesuai dengan yang termaktub di dalam Undang-Undang Nomor 11
tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial Bab I, Pasal 1 ayat 2 bahwa Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial adalah upaya yang terarah, terpadu, dan
berkelanjutan yang dilakukan Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar setiap warga
negara, yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial.
2.7 Kerangka Pemikiran