2. Faktor Eksternal, yakni bersumber dari luar individu atau kelompok yang
mengalami atau menghadapi kemiskinan itu, sehingga pada suatu titik waktu menjadikannya miskin, meliputi :
a. Terbatasnya pelayanan sosial dasar
b. Tidak dilindunginya hak atas kepemilikan tanah sebagai asset untuk
alat memnuhi kebutuhan hidup c.
Terbatanya lapangan pekerjaan formal dan kurang terlindunginya usaha-usaha informal
d. Kebijakan perbankan terhadap layanan kredit mikro dan tingkat bunga
yang tidak mendukung usaha mikro e.
Belum terciptanya system ekonommi kerakyatan dengan priorotas sector riil masyarakat banyak
f. System mobilisasi dan pendayagunaan dana social masyarakat yang
belum optimal g.
Dampak sosial negatif dari program penyesuaian structural h.
Budaya yang kurang mendukung kemajuan dan kesejahteraan i.
Kondisi geografis yang sulit, tandus, terpencil atau daereah bencana
2.6 Kesejahteraan Sosial
2.6.1 Pengertian Kesejahteraan Sosial
Kesejahteraan sosial di dalam berbagai bentuk kegiatannya meliputi semua bentuk intervensi sosial, terutama ditujukan untuk meningkatkan kebahagiaan atau
kesejahteraan individu, kelompok, maupun masyarakat sebagai keseluruhan. Dapat pula mencakup upaya dan kegiatan-kegiatan yang secara langsung
Universitas Sumatera Utara
ditujukan untuk penyembuhan, pencegahan, masalah-masalah sosial misalnya masalah kemiskinan, penyakit dan disorganisasi, serta pengembangan sumber-
sumber manusia. Kesejahteraan sosial dewasa ini lebih ditujukan guna mencapai
produktivitas yang maksimum, setiap masyarakat perlu mengembangkan cara- cara meningkatkan kemampuan, melindungi masyarakat dari gangguan-gangguan
dan masalah-masalah yang dapat mengurangi dan merusak kemampuan yang telah dimiliki.
Melihat konsep kesejahteraan sosial, ternyata masalah-masalah sosial dirasakan berat dan mengganggu perkembangan masyarakat. Dalam hal ini berarti
bahwa tanggung jawab pemerintah semakin perlu ditingkatkan bagi kesejahteraan masyarakatnya.
Mengenai konsep kesejahteraan sosial, perlu didapat pemahaman. Oleh karena itu, beberapa defenisi atau pengertian tentang kesejahteraan sosial dapat
dikemukakan sebagai berikut : 1.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB, kesejahteraan sosial sebagai suatu kondisi atau keadaan sejahtera baik fisik, mental maupun sosial dan
tidak hanya perbaikan-perbaikan penyakit-penyakit sosial tertentu saja. Kemudian pengertian tersebut disempurnakan, menjadi : suatu kegiatan
yang terorganisasi dengan tujuan membantu penyesuaian timbale balik antara individu-individu dengan lingkungan sosial mereka.
2. Arthur Dunham dalam Nurdin 1995:28, mengemukakan kesejahteraan
sosial sebagai suatu bidang usaha manusia, dimana didalamnya terdapat berbagai macam badan dan usaha sosial yang tujuannya meningkatkan
Universitas Sumatera Utara
kesejahteraan dari segi sosial pada bidang-bidang kehidupan keluarga dan anak, kesehatan, penyesuaian sosial, waktu senggang, standar-standar,
kehidupan dan hubungan sosial. Dalam buku PBB I berjudul Report on International Defenition and
Measurement of Standar and Level Living, badan dunia tersebut menetapkan 12 jenis komponen yang harus digunakan sebagai dasar untuk memperkirakan
kebutuhan manusia, meliputi : 1.
Kesehatan 2.
Makanan dan gizi 3.
Kondisi pekerjaan 4.
Situasi kesempatan kerja 5.
Konsumsi 6.
Pengangkutan 7.
Perumahan 8.
Sandang 9.
Rekreasi dan hiburan 10.
Jaminan sosial Pada perkembangan selanjutnya, PBB kembali membahasnya melalui
pendekatan konsumsi. Pada tahap ini PBB mendiskusikannya dengan berbagai badan khusus, seperti ILO, WHO, FAO, UNESCO. Hasilnya dirumuskan adanya
kesembilan jenis komponen yang harus digunakan sebagai dasar untuk memperkirakan kebutuhan manusia, meliputi :
1. Konsumsi
2. Kesehatan bahan makanan dan gizi
Universitas Sumatera Utara
3. Pendidikan
4. Kesempatan kerja dan kondisi pekerjaan
5. Perumahan
6. Sandang
7. Rekreasi
8. Jaminan sosial
Melly G. Tan dalam Koentjaraningrat, 1981: 35 mengatakan untuk melihat kedudukan sosial ekonomi adalah pekerjaan, penghasilan dan pendidikan.
Berdasarkan ini masyarakat dapat digolongkan kedalam kedudukan sosial ekonomi rendah, sedang dan tinggi.
1. Golongan masyarakat berpenghasilan rendah yaitu, masyarakat yang
menerima pendapatan lebih rendah dari keperluan untuk memenuhi tingkat hidup yang minimal. Untuk memenuhi tingkat hidup minimal,
mereka harus meminjam uang dari orang lain. 2.
Golongan masyarakat berpenghasilan sedang yaitu, pendapatan yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok dan tidak dapat
menabung. 3.
Golongan masyarakat berpenghasilan tinggi yaitu selain dapat memenuhi kebutuhan pokok, juga sebagian dari pendapatannya itu dapat
ditabungkan dan digunakan untuk kebutuhan lain.
Universitas Sumatera Utara
2.6.2 Tujuan dan Fungsi Kesejahteraan Sosial