Defenisi Konsep Defenisi Operasional

Dengan hipotesis, penelitian menjadi jelas arah pengujiannya dengan kata lain hipotesis membimbing peneliti dalam melaksanakan penelitian di lapangan, baik sebagai objek pengujian maupun pengumpulan data. Adapun hipotesa dalam penelitan ini adalah : Ho : Tidak terdapat dampak peralihan TPA terhadap kesejahteraan pada keluarga pemulung di Dusun 3 Gang Dame Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang Ha : Terdapat dampak peralihan TPA terhadap kesejahteraan pada keluarga pemulung di Dusun 3 Gang Dame Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang

2.8 Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional

2.8.1 Defenisi Konsep

Konsep merupakan istilah khusus yang digunakan pada ahli dalam upaya menggambarkan secara cermat fenomena sosial yang akan dikaji. Untuk menghindari salah pengertian atas makna konsep-konsep yang dijadikan objek penelitian, maka saeorang peneliti harus menegaskan dan membatasi makna konsep-konsep yang diteliti. Proses dan upaya penegasan dan pembatasan makna konsep dalam suatu penelitian disebut defenisi konsep. Secara sederhana defenisi konsep diartikan sebagai batasan arti. Karena kajian konsep itu sangat multidimensional dan abstrak maka diperlukan proses dan upaya penegasan dan pembatasan makna konsep dalam suatu penelitian yang disebut dengan definisi konsep. Universitas Sumatera Utara Untuk mengetahui pengertian konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian, maka peneliti membatasi konsep yang digunakan sebagai berikut: a Dampak yang peneliti maksud dalam penelitian adalah untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan suatu aktifitas. Dampak dapat bersifat positif atau negatif. b Peralihan Tempat Pembuangan Akhir yang peneliti maksud dalam penelitian ini adalah penutupan dan perpindahan suatu Tempat Pembuangan Akhir ke tempat lain. c Kesejahteraan yang peneliti maksud dalam penelitian ini adalah kondisi kehidupan atau keadaan sejahtera, yakni terpenuhinya kebutuhan- kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial. d Rumah Tangga yang peneliti maksud dalam penelitian ini adalah, rumah tangga biasa yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik ataupun sensus dan umumnya tinggal bersama serta makan dari satu dapur. Yang dimaksud satu dapur adalah bahwa pembiayaan keperluan jika pengurusan kebutuhan sehari-hari dikelola secara bersama-sama. e Pemulung yang peneliti maksud dalam penelitian ini adalah pekerjaan yang mencari-cari, memilah-milah barang bekas untuk dijual dan didaur ulang kembali.

2.8.2 Defenisi Operasional

Menurut Kelinger dalam Pasaribu 2007: 20 konstruk didefenisikan melalui defenisi konstitutif dan operational. Defenisi operasional adalah defenisi Universitas Sumatera Utara konstitutif konstruk dengan menggunakan konsep lainnya. Jadi defenisi operasional merinci bagaimana sebuah konsep dapat diukur. Defenisi operasional sangat penting bagi peneliti, merupakan petunjuk apa yang harus dilakukan oleh peneliti untuk mengukurnya. Melihat transformasi yang berlaku, maka definisi operasional sering disebut sebagai suatu proses operasionalisasi konsep. Operasionalisasi konsep berarti menjadikan konsep yang semula bersifat statis menjadi dinamis. Jika konsep sudah bersifat dinamis, maka akan memungkinkan untuk dioperasikan. Wujud operasionalisasi konsep adalah dalam bentuk sajian yang benar-benar terperinci, sehingga makna dan aspek-aspek yang terangkum dalam konsep tersebut terangkat dan terbuka Siagian, 2011 : 141. Adapun menjadi definisi operasional dalam penelitian ini diukur dari indikator-indikator berikut ini : A. Variabel bebas independent variable Secara sederhana variabel bebas dapat didefenisikan sebagai variabel atau sekelompok yang mempengarhui atau memberikan akibat terhadap variabel atau sekelompok atribut yang lain Siagian, 2011: 89. Menurut Idrus 2009: 79, variabel bebas atau variabel x merupakan variabel yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel terikat y. Variabel bebas x dalam penelitian ini adalah Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir yang diukur dengan indikator berupa : 1. Kondisi-kondisi yang terjadi pada pemulung dari sisi kesejahteraan sosial sebelum dan sesudah peralihan TPA Universitas Sumatera Utara B. Variabel terikat Dependent Variable Variabel terikat secara sederhana dapat diartikan sebagai variabel yang diperngaruhi oleh variabel lain. Melihat kedudukannya, maka variabel terikat sering juga disebut variabel terpengaruh Siagian, 2011:90. Menurut Idrus 2009: 80, variabel terikat atau variabel y adalah sejumlah gejala atau faktor maupun unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan adanya variabel bebas dan bukan karena ada variabel lain. Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah kesejahteraan masyarakat, yang di ukur dengan indikator berupa : 1. Pendapatan 2. Pendidikan 3. Kesehatan 4. Perumahan 5. Pangan Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan adalah metode eksplanasi. Penelitian eksplanasi bermaksud untuk melihat hubungan antara variabel penelitian dan menguji hipotesa yang telah dirumuskan sebelumnya Singarimbun, 1989: 3. Variabel di dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas x yaitu dampak peralihan TPA dan variabel terikat y yaitu kesejahteraan masyarakat.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang. Sementara TPA Namo Bintang berada di Desa Namo Bintang tepat berada di perbatasan dua desa tersebut. Alasan peneliti memilih daerah ini adalah karena pemulung merupakan suatu masalah sosial dan harus diperhatikan dan di daerah ini sangat banyak jumlah pemulung karena lokasi tempat mereka tingga sangat dekat dengan TPA yang menjadi sumber penghasilan mereka. Sehingga peneliti memilih lokasi ini sebagai tempat penelitian.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Isitilah populasi sangat popular dalam penelitian. Secara sederhana populasi dapat diartikan sebagai sekumpulan objek, benda, peristiwa ataupun individu yang akan dikaji dalam suatu penelitian. Berdasarkan pengertian ini Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Hubungan Jarak Sumur Gali dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Terhadap Kandungan Fosfat (PO4-3) dan Nitrat (NO3-) pada Air Sumur Gali Masyarakat di Desa Namo Bintang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

8 87 99

Hubungan Antara Komponen Rumah Dan Jarak Rumah Terhadap Kadar SO2 Dalam Rumah Disekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

2 46 101

Analisis Kualitas Udara Dan Keluhan Kesehatan Yang Berkaitan Dengan Saluran Pernapasan Pada Pemulung Di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011

25 135 91

Dampak Keberadaan Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) “Namo Bintang” terhadap Masyarakat (Studi Kasus: Desa Namo Bintang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang)

0 8 94

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupatem Deli Serdang

0 0 14

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupatem Deli Serdang

0 0 2

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupatem Deli Serdang

0 0 16

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupatem Deli Serdang

0 0 41

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupatem Deli Serdang

0 0 2

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupatem Deli Serdang

0 0 24