16 kesenian, barang purbakal, dan barang untuk museum, hewan ternak
dan tanaman, serta buku – buku dan jurnal ilmiah.
2.1.4 Pendapatan Asli Daerah
Menurut Kusnandar Siswantoro 2012 “Pendapatan Asli Daerah merupakan sumber penerimaan daerah yang harus terus menerus dipacu
pertumbuhannya. Pendapatan
Asli Daerah
bertujuan memberikan
kewenangan kepada Pemerintah daerah untuk mendanai pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan potensi Daerah sebagai perwujudan desentralisasi
”. Menurut Undang - Undang Nomor 33 Tahun 2004 Pendapatan Asli
Daerah adalah “ Pendapatan daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang
– undangan”.
Pendapatan Asli Daerah merupakan sumber penerimaan daerah yang perlu ditingkatkan agar dapat menanggung sebagian beban belanja yang
diperlukan untuk penyelenggaraan pemerintah dan kegiatan pembangunan yang setiap tahun meningkat sehingga kemandirian otonomi daerah yang
luas, nyata, dan bertanggung jawab dapat dilaksanakan.
Berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 klasifikasi pendapatan
asli daerah adalah sebagai berikut:
Pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain lain pendapatan asli daerah yang sah.
Jenis pajak daerah dan distribusi daerah dirinci menurut obyek pendapatan sesuai dengan undang - undang tentang pajak daerah
dan retribusi daerah. Jenis pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dirinci menurut obyek pendapatan yang mencakup
bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik daerah BUMD, bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik
pemerintah BUMN, dan bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau kelompok usaha masyarakat. Jenis
Universitas Sumatera Utara
17 lain - lain pendapatan asli daerah yang sah disediakan untuk
menganggarkan penerimaan daerah yang tidak termasuk dalam pajak daerah. Retribusi daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan. Dirinci menurut obyek pendapatan yang mencakup hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan,
jasa, giro, pendapatan bunga, penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah, penerimaan komisi, potongan, ataupun bentuk lain
sebagai akibat dari penjualan dan atau pengadaan barang dan atau jasa oleh daerah. Penerimaan keuntungan dari selisih nilai
tukar rupiah terhadap mata asing, pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, pendapatan denda pajak,
pendapatan denda distribusi, pendapatan hasil eksekusi atas jaminan, pendapatan dari pengembalian, fasilitas sosial, dan
fasilitas umum, pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, pendapatan dari angsuran cicilan penjualan.
Namun diantara semua komponen Pendapatan Asli Daerah, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah merupakan penyumbang terbesar, sehingga