Metode Pengumpulan Data Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

47 keadaan peristiwa kegiatan dan biasanya jarak dari waktu ke waktu sama.Penelitian ini menggunakan interval waktu mulai dari periode tahun 2009 sampai dengan 2013. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari website Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan Republik Indonesia, yaitu www.djpk.depkeu.go.id.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan jembatan yang menghubungkan peneliti dengan dunia sosial yang ditelitinya. Melalui metode yang dipilih, peneliti dapat mengumpulkan beberapa data yang di perlukan guna menjawab research questions yang ada. Maka pada penelitian ini, data dikumpulkan melalui dua tahap. Tahap pertama peneliti melakukan studi pustaka yaitu dengan mencari literatur yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Tahap kedua peneliti mengumpulkan data melalui media internet dengan cara mengunduh dari situs yaitu www.djpk.depkeu. go.id, untuk memperoleh laporan APBD Kabupaten Kota yang menjadi populasi atau sampel penelitian.

3.6 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Menurut peneliti, definisi dari operasional ialah penjelasan mengenai variabel yang telah dipilih oleh peneliti. Definisi dari operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Terikat Dependent Variable Universitas Sumatera Utara 48 Variabel Terikat menurut Erlina 2011 : 36 , “ merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, atau karena adanya variabel sebab atau variabel bebas”. Adapun variabel terikatnya adalah belanja modal. Belanja modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap berwujud yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja modal dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang sifatnya menambah aset tetap inventaris yang memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi, termasuk di dalamnya adalah pengeluaran untuk biaya pemeliharaan yang sifatnya mempertahankan atau menambah masa manfaat, meningkatkan kapasitas dan kualitas asset. 2. Variabel Bebas Independent Variable Variabel independen menurut Sanusi 2013 : 50, merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain, atau variabel yang menjadi sebab berubah atau timbulnya variabel terkait. Adapun variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Pendapatan Asli Daerah PAD Menurut Halim 2007 : 96, “ Pendapatan Asli Daerah PAD merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah ”. Pendapatan Asli Daerah terbagi menjadi empat jenis pendapatan, yaitu: pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan pendapatan dari laba perusahaan daerah, dan lain - lain Pendapatan Asli Daerah yang sah. Universitas Sumatera Utara 49 b. Dana Bagi Hasil DBH Menurut Ismail dan Rahim 2009 : 38, “ Dana bagi hasil adalah dana yang bersumber dari APBN yang dibagihasilkan kepada daerah berdasarkan angka persentase tertentu dengan memperhatikan potensi daerah penghasil”. c. Dana Alokasi Umum DAU Menurut Kusnandar 2012 , “ DAU adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar-daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi ”. d. Dana Alokasi Khusus DAK Dana Alokasi Khusus DAK menurut Nordiawan, et. al 2007 : 58 “ DAK adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan ke daerah tertentu untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan bagian dari program yang menjadi prioritas nasional”. e. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran SiLPA Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran SiLPA menurut Abdullah 2013 “ merupakan penerimaan daerah yang bersumber dari sisa kas tahun anggaran sebelumnya. sesuai Permendagri No. 13 Tahun 2006 ”. SiLPA tahun sebelumnya merupakan penerimaan pembiayaan yang digunakan untuk menutupi defisit anggaran apabila realisasi pendapatan lebih kecil dari pada realisasi belanja, mendanai Universitas Sumatera Utara 50 pelaksanaan kegiatan lanjutan atas beban belanja langsung dan mendanai kewajiban lainnya yang sampai dengan akhir tahun anggaran belum diselesaikan. Tabel 3.4 Defenisi Operasional Variabel Defenisi Operasional Indikator Skala Variabel Dependen Belanja Modal Y Belanja modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap berwujud yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja modal dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang sifatnya menambah aset tetapinventaris yang memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi, termasuk di dalamnya adalah pengeluaran untuk biaya pemeliharaan yang sifatnya mempertahankan atau menambah masa manfaat, meningkatkan kapasitas dan kualitas asset. Total Belanja Modal Tahun 2009- 2013. Rasio Variabel Independen Pendapatan Asli Daerah X1 Pendapatan Asli Daerah PAD merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah. Pendapatan Asli Daerah dipisahkan menjadi empat jenis pendapatan, yaitu: pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah. Halim 2007: 96. Total Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Tahun 2009- 2013. Rasio DBH X2 Dana bagi hasil adalah dana yang bersumber dari APBN yang dibagihasilkan kepada daerah berdasarkan angka persentase tertentu dengan memperhatikan potensi daerah penghasil. Ismail dan Rahim 2009 : 38. Total Penerimaan Dana Bagi Hasil DBH Tahun 2009 - 2013. Rasio DAU X3 DAU adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar-daerah untuk mendanai Total Penerimaan Dana Alokasi Umum Rasio Universitas Sumatera Utara 51 Sumber: Peneliti, 2015

3.7 Metode Analisis Data

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

7 86 98

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

5 90 92

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

2 39 85

Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan terhadap Pengalokasian Belanja Modal Pada Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

10 69 114

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

1 41 93

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

1 40 75

Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Terhadap Pengalokasian Belanja Modal Studi Kasus Pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Periode Tahun 2009 - 2013

7 91 132

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintahan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara

0 0 11

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 0 11

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 0 12