Belanja Modal Capital Expenditure

13 f. Belanja Bagi Hasil kepada provinsi kabupaten kota, dan pemerintahan desa adalah anggaran yang bersumber dari pendapatan provinsi kepada kabupaten kota, atau pendapatan kabupaten kota kepada pemerintah desa atau pendapatan pemerintah daerah tertentu kepada pemerintah daerah lainnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

2.1.3 Belanja Modal Capital Expenditure

Capital expenditure atau disebut juga dengan belanja modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap berwujud yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Dewanto 2009 menyatakan Capital expenditure dalam defenisi sebagai berikut: “ Capital Expenditure is an expenditure long – lived assets, also referred to as fixed assets or non-current physical assets ”. Felix 2012 juga menyatakan bahwa “ The capital budget is largely concerned with the creation of long-term assets ”. Dari deskripsi tersebut, dapat disimpulkan bahwa Capital Expenditure berkaitan dengan dua unsur: 1. Expenditure atau pengeluaran 2. long lived assets atau long-term assets, yaitu aset yang memiliki masa ekonomis yang panjang. Nilai aset tetap dalam belanja modal yaitu sebesar harga beli bangun aset ditambah seluruh belanja yang terkait dengan pengadaan pembangunan aset sampai aset tersebut digunakan. Suatu belanja dapat dikategorikan sebagai belanja modal jika : Universitas Sumatera Utara 14 1. Pengeluaran tersebut mengakibatkan adanya perolehan aset tetap atau aset lainnya yang demikian menambah aset pemerintah. 2. Pengeluaran tersebut melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap atau aset lainnya yang telah ditetapkan oleh pemerintah, dan 3. Perolehan aset tetap tersebut diniatkan bukan untuk dijual. Syaiful 2006 Belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang sifatnya menambah aset tetap inventaris yang memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi termasuk didalamnya adalah pengeluaran untuk biaya pemeliharaan yang sifatnya mempertahankan menambah masa manfaat meningkatkan kapasitas dan kualitas aset. Dalam konteks pengelolaan keuangan daerah, anggaran belanja modal sangat berkaitan dengan perencanaan keuangan jangka panjang, terutama pembiayaan untuk pemeliharaan aset tetap yang dihasilkan dari belanja modal tersebut. Belanja modal tidak lepas dari Konsep Medium Term Expenditure Framework MTEF, dimana MTEF adalah kebijakan belanja modal harus memperhatikan manfaat dan kemampuan keuangan pemerintah daerah dalam pengelolaan aset tersebut dalam jangka panjang. Berdasarkan Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 53 Ayat 1 : Belanja modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 huruf c digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat dari 12 dua belas bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan, seperti dalam bentuk tanah, peralatan dan Universitas Sumatera Utara 15 mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, dan aset tetap lainnya. Berdasarkan keputusan Menteri dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002, belanja modal dibagi menjadi : 1. Belanja publik, yaitu belanja yang manfaatnya dapat dinikmati secara langsung oleh masyarakat umum. 2. Belanja aparatur, yaitu belanja yang manfaatnya tidak secara langsung dinikmati oleh masyarakat umum, tetapi dirasakan secara langsung oleh aparatur. Menurut Syaiful 2006 Belanja modal dikategorikan dalam 5 lima kategori utama yaitu: 1. Belanja modal tanah, yaitu pengeluaran biaya yang digunakan untuk pengadaan pembelian pembebasan penyelesaian balik nama dan sewa tanah, pengosongan, pengurungan, perataan, pemantangan tanah, pembuatan sertifikat, dan pengeluaran lainnya sehubungan dengan perolehan hak atas tanah dan sampai tanah dimaksud dalam kondisi siap pakai. 2. Belanja modal peralatan dan mesin, yaitu pengeluaran biaya yang digunakan untuk pengadaan penambahan penggantian, dan peningkatan kapasitas peralatan dan mesin serta inventaris kantor yang memberikan manfaat lebih dari 12 dua belas bulan dan sampai peralatan dan mesin dimaksud dalam kondisi siap pakai. 3. Belanja modal gedung dan bangunan, yaitu pengeluaran biaya yang digunakan untuk pengadaan penambahan penggantian, dan termasuk pengeluaran untuk perencanaan, pengawasan, dan pengelolaan pembangunan gedung dan bangunan yang menambah kapasitas sampai gedung dan bangunan dimaksud dalam kondisi siap pakai. 4. Belanja modal jalan, irigasi, dan jaringan, yaitu pengeluaran biaya yang digunakan untuk pengadaan penambahan penggantian peningkatan pembangunan pembuatan serta perawatan, dan termasuk pengeluaran untuk perencanaan, pengawasan, dan pengelolaan jalan irigasi dan jarigan yang menambah kapasitas sampai jalan dan irigasi dan jaringan dimaksud dalam kondisi siap pakai. 5. Belanja modal fisik lainnya, yaitu pengeluaran biaya yang digunakan untuk pengadaan penambahan penggantian peningkatan pembangunan pembuatan serta perawatan terhadap fisik lainnya yang tidak dapat dikategorikan kedalam kriteria belanja modal tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, dan jalan irigasi dan jaringan, termasuk dalam belanja ini adalah belanja modal kontrak sewa beli, pembelian barang – barang Universitas Sumatera Utara 16 kesenian, barang purbakal, dan barang untuk museum, hewan ternak dan tanaman, serta buku – buku dan jurnal ilmiah.

2.1.4 Pendapatan Asli Daerah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

7 86 98

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

5 90 92

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

2 39 85

Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan terhadap Pengalokasian Belanja Modal Pada Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

10 69 114

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

1 41 93

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

1 40 75

Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Terhadap Pengalokasian Belanja Modal Studi Kasus Pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Periode Tahun 2009 - 2013

7 91 132

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintahan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara

0 0 11

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 0 11

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 0 12