22
2.1.4.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Menurut Ismail dan Rahim 2009 : 37 pendapatan ini meliputi: “ Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik daerah
BUMD, bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik pemerintah BUMN, dan bagian laba atas penyertaan modal pada
perusahaan milik swasta atau kelompok usaha masyarakat”.
2.1.4.4 Lain - Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
Menurut Menteri dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Pasal 25 Ayat 4 menjelaskan
bahwa, “ Lain - lain pendapatan Asli Daerah yang sah disediakan untuk menganggarkan penerimaan daerah yang tidak termasuk dalam jenis
pajak daerah, retribusi daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan”.
Menurut Halim 2004 : 69, jenis pendapatan ini meliputi: 1. Hasil penjualan aset daerah yang tidak dipisahkan
2. Penerimaan jasa giro 3. Penerimaan bunga deposito
4. Denda keterlambatan Pelaksanaan pekerjaan 5. Penerimaan ganti rugi atas kerugian kekayaan daerah.
Universitas Sumatera Utara
23
2.1.5 Dana Perimbangan
Halim 2002 : 65 menyebutkan bahwa “ Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari penerimaan anggaran pendapatan dan belanja
APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk membiayai kebutuhan daerah”.
Perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah mencakup pembagian keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah secara
proporsional, demokratis, adil, dan transparan dengan memperhatikan potensi, kondisi, dan kebutuhan daerah.
Berdasarkan Pasal 10 Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah menyatakan dana perimbangan terdiri atas dana bagi hasil, dana alokasi
umum, dan dana alokasi khusus. Dana bagi hasil dirinci menurut obyek pendapatan mencakup bagi hasil pajak dan bagi hasil bukan pajak. Dana
alokasi umum hanya terdiri dari obyek pendapatan dana alokasi umum, sedangkan dana alokasi khusus dirinci menurut obyek pendapatan kegiatan
yang ditetapkan oleh pemerintah daerah. Pemerintah memberikan sumber - sumber pembiayaan yang memadai melalui dana perimbangan, agar daerah
mampu melaksanakan kewenangannya secara optimal. Dana perimbangan yang terdiri dari 3 jenis sumber dana , merupakan
pendanaan pelaksanaan desentralisasi yang alokasinya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain, karena masing
– masing jenis dana perimbangan tersebut saling mengisi dan saling melengkapi.
Universitas Sumatera Utara
24
2.1.5.1 Dana Bagi Hasil
Menurut Ismail dan Rahim 2009 : 38 Dana bagi hasil adalah dana yang bersumber dari APBN yang dibagihasilkan kepada daerah
berdasarkan angka persentase tertentu dengan memperhatikan potensi
daerah penghasil.
Dalam penjelasannya dana bagi hasil pada APBN merupakan pendapatan yang diperoleh dari sumber - sumber daya nasional yang
berada di daerah berupa pajak dan sumber daya alam.
1. Dana bagi hasil yang bersumber dari pajak terdiri dari pajak bumi dan bangunan PBB, Bea perolehan Hak atas tanah
dan bangunan BPHTB, serta pajak penghasilan PPh, baik
dari WP pribadi maupun dari PPh 21.
2. Dana bagi hasil sumber daya alam berasal dari enam sektor yaitu:
kehutanan, pertambangan
umum, perikanan,
pertambangan minyak bumi, pertambangan gas bumi, serta pertambangan panas bumi. Pemerintah menetapkan alokasi
DBH dari sumber daya alam sesuai dengan penetapan dasar
perhitungan daerah penghasil. Nordiawan, et. al 2007 : 49.
Dana bagi hasil diberikan Pemerintah Pusat untuk mengatasi masalah vertical fiscal balance yaitu untuk menjamin keseimbangan
antara kebutuhan fiskal dengan sumber - sumber fiskal pada berbagai
tingkat pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
25
2.1.5.2 Dana Alokasi Umum
Dana alokasi umum DAU adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan
kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi yang bertujuan untuk
pemerataan dan mengurangi ketimpangan kemampuan keuangan antar daerah melalui penerapan formula yang mempertimbangkan kebutuhan
dan potensi daerah. Ismail dan Rahim 2009 : 39. DAU tersebut dialokasikan untuk provinsi dan kabupatenkota.
Jumlah keseluruhan DAU ditetapkan dalam APBN dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jumlah keseluruhan DAU ditetapkan sekurang – kurangnya
26 dari pendapatan dalam negeri neto. 2. Proporsi DAU antara provinsi dan kabupatenkota dihitung
dari perbandingan antara bobot urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi dan kabupaten kota.
3. Jika penentuan proporsi tersebut belum dapat dihitung secara kuantitatif, proporsi DAU antara provinsi dan kabupaten
kota ditetapkan dengan imbangan 10 dan 90. Kusnandar dan Siswantoro 2012 menyatakan bahwa DAU
bersifat “Block Grant” yang berarti penggunaanya diserahkan kepada daerah sesuai dengan prioritas dan kebutuhan daerah untuk peningkatan
pelayanan kepada masyarakat dalam rangka otonomi daerah.
Universitas Sumatera Utara
26 DAU suatu daerah ditentukan besar kecilnya fiskal Fiscal gap
suatu daerah, yang merupakan selisih antara kebutuhan daerah Fiscal need dan potensi daerah fiscal capacity. Alokasi DAU bagi daerah
yang potensi fiskalnya besar akan memperoleh alokasi DAU relatif besar.
Kebutuhan fiskal daerah merupakan kebutuhan pendanaan daerah untuk melaksanakan fungsi layanan dasar umum antara lain
kesehatan, pendidikan, infrastruktur, dan pengentasan kemiskinan
2.1.5.3 Dana Alokasi Khusus