85 t negatif menunjukkan bahwa variabel Dana Alokasi Khusus
mempunyai hubungan yang berlawanan arah dengan Belanja Modal. maka pengajuan
hipotesis yang menyatakan bahwa Dana Alokasi Khusus berpengaruh positif terhadap Belanja Modal ditolak.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sumarmi 2012 dan Sianipar 2011 menyatakan bahwa variabel Dana
Alokasi Khusus berpengaruh positif signifikan terhadap alokasi Belanja Modal. Hal ini menunjukkan bahwa semakin meningkat Dana Alokasi
Khusus maka Belanja Modal semakin menurun pula pada KabupatenKota di provinsi Sumatera Utara.
Hal ini mengindikasikan bahwa Dana Alokasi Khusus yang selama ini diterima daerah tidak digunakan untuk pembangunan daerah yang terlihat
dalam alokasi Belanja Modal. Hal ini disebabkan karena DAK hanya dialokasikan untuk kepentingan khusus saja.
4.3.5 Pengaruh Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Terhadap Belanja
Modal
Berdasarkan uji T yang telah dilakukan sebelumnya diperoleh hasil bahwa variabel Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran memiliki signifikansi 0,001
0,05 yang berarti terdapat pengaruh signifikan terhadap Belanja Modal. Nilai t positif menunjukkan bahwa variabel Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
mempunyai hubungan yang searah dengan Belanja Modal, maka pengajuan
Universitas Sumatera Utara
86 hipotesis yang menyatakan bahwa Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
berpengaruh positif terhadap Belanja Modal dapat diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Kusnandar dan Siswantoro 2012 dan Aprizay et al 2014, menyatakan bahwa Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran berpengaruh signifikan positif
terhadap Belanja Modal. Hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah daerah telah berhasil
menggunakan SiLPA untuk pelaksanaan program kegiatan pemerintah daerah kabupatenkota termasuk kepada pelayanan publik. Menurut
Kusnandar dan Siswantoro 2012 SiLPA tahun sebelumnya yang merupakan penerimaan pembiayaan digunakan untuk menutupi defisit anggaran apabila
realisasi pendapatan lebih kecil daripada realisasi belanja, mendanai pelaksanaan kegiatan lanjutan atas beban belanja langsung belanja barang
dan jasa, belanja modal, dan belanja pegawai dan mendanai kewajiban lainnya yang sampai dengan akhir tahun anggaran belum diselesaikan. SiLPA
tahun sebelumnya sangat berpengaruh pada alokasi Belanja Modal tahun berikutnya.
Sedangkan hasil penelitian secara simultan yang telah dilakukan sebelumnya diperoleh nilai F hitung sebesar 147,966 dari F tabel 2,30 artinya signifikan,
dengan signifikansi 0,000. Nilai signifikansi berada dibawah 0,05 hal ini berarti bahwa hipotesis diterima yaitu Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil, Dana
Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran berpengaruh secara simultan terhadap Belanja Modal pada Kabupaten Kota
Universitas Sumatera Utara
87 Provinsi Sumatera Utara periode tahun 2009
– 2013. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Aprizay, et al 2014 menyatakan
bahwa Pendapatan Asli Daerah, komponen Dana Perimbangan yang terdiri dari Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus, Sisa Lebih
Pembiayaan Anggaran berpengaruh secara simultan terhadap Belanja Modal. Nilai koefisien determinasi yang sudah disesuaikan Adjusted R Square
sebesar 0,871, artinya 87,1 variabel dependen Belanja Modal dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil, Dana
Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, dan sisanya sebesar 12,9 100 - 87,1 dapat dijelaskan oleh variabel lain
diluar variabel yang digunakan. Berdasarkan hasil model Summary diatas angka R sebesar 0,936
menunjukkan bahwa hubungan antara variabel Y Belanja Modal dengan X1 Pendapatan Asli Daerah, X2 Dana Bagi Hasil, X3 Dana Alokasi Umum, X4
Dana Alokasi Khusus, dan X5 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran sangat erat yaitu sebesar 0,936 93,6. Semakin besar R berarti hubungan semakin erat.
Angka R Square Koefisien Determinasi adalah sebesar 0,877, artinya angka ini mengindikasikan bahwa 87,7 variasi atau perubahan dalam Belanja Modal
dapat dijelaskan oleh variasi variabel Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, dan Sisa Lebih Pembiayaan
Anggaran, sedangkan sisanya dijelaskan oleh sebab – sebab lain yang tidak
dimasukkan ke dalam model penelitian.
Universitas Sumatera Utara
88
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara Parsial Pendapatan Asli Daerah berpengaruh signifikan positif terhadap Belanja Modal Pada KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara
Periode 2009 – 2013. Dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,000 0,05
artinya signifikan. Sedangkan t hitung 14,102 dari t tabel 1,982 artinya signifikan. Nilai t positif menunjukkan bahwa variabel X
1
mempunyai hubungan yang searah dengan Y. Jadi dapat disimpulkan Pendapatan Asli
Daerah memiliki pengaruh signifikan positif terhadap Belanja Modal. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
kusnandar dan Siswantoro 2012, Sumarmi 2012, dan Situngkir 2009, yang menyimpulkan bahwa Pendapatan Asli Daerah berpengaruh
signifikan positif terhadap Belanja Modal. 2. Secara Parsial Dana Bagi Hasil berpengaruh signifikan negatif terhadap
Belanja Modal Pada KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Periode 2009
– 2013. Dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,000 0,05 artinya signifikan. Sedangkan t hitung 4,319 dari t tabel 1,982 artinya
signifikan. Nilai t negatif menunjukkan bahwa variabel X
2
mempunyai hubungan yang berlawanan arah dengan Y. Jadi dapat disimpulkan Dana
Universitas Sumatera Utara