75 Modal, artinya setiap pertambahan 1 Rupiah DBH akan
menurunkan Belanja Modal sebesar 0,044 Rupiah. 6. Variabel SiLPA berpengaruh positif terhadap Belanja Modal
dengan nilai koefisien sebesar 0,432 , artinya setiap pertambahan 1 Rupiah DAU akan menaikkan Belanja Modal sebesar 0,432 Rupiah.
4.2.4 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai yang mendekati satu
berarti variabel - variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Koefisien
determinasi terletak pada tabel Model Summary
b
dan tertulis R Square. Namun untuk regresi linear berganda sebaiknya menggunakan R Square yag
disesuaikan atau tertulis Adjusted R Square karena disesuaikan dengan variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Nilai R Square
dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R Square berkisar antara 0 sampai 1. Pada umumnya sampel dengan data Time Series memiliki R Square
maupun Adjusted R Square cukup tinggi atau 0,5. Sedangkan sampel dengan data silang Crossection pada umumnya memiliki R Square Square
maupun Adjusted R Square agak rendah yaitu 0,5, namun tidak menutup kemungkinan nilai R Square maupun Adjusted R Square cukup tinggi.
Universitas Sumatera Utara
76 Adapun hasil pengolahan data dengan R square dan Adjusted R Square
dapat dilihat pada table 4.7 dibawah ini:
Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Sumber: Hasil Output SPSS, data diolah oleh peneliti, 2015
Berdasarkan tabel 4.7 diatas memiliki nilai koefisien determinasi yang sudah disesuaikan Adjusted R Square sebesar 0,871, artinya 87,1 variabel
dependen Belanja Modal dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, Dana
Alokasi Khusus, dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, dan sisanya sebesar 12,9 100 - 87,1 dapat dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel
yang digunakan. Berdasarkan hasil model Summary diatas angka R sebesar 0,936
menunjukkan bahwa hubungan antara variabel Y Belanja Modal dengan X1 Pendapatan Asli Daerah, X2 Dana Bagi Hasil, X3 Dana Alokasi Umum,
X4 Dana Alokasi Khusus, dan X5 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran sangat erat yaitu sebesar 0,936 93,6. Semakin besar R berarti hubungan
semakin erat. Untuk memastikan tipe hubungan antar variabel dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,936
a
,877 ,871
62380,524 1,603
a. Predictors: Constant, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Dana Alokasi Khusus, Dana Alokasi Umum, Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil
b. Dependent Variable: Belanja Modal
Universitas Sumatera Utara
77
Tabel 4.8 Hubungan Antar Variabel Nilai
Interpretasi
0,0 – 0,19
Sangat Tidak Erat 0,2
– 0,39 Tidak Erat
0,4 – 0,59
Cukup Erat 0, 6
– 0,79 Erat
0,8 – 0,99
Sangat Erat
Sumber: Situmorang, et al 2007 : 113
Angka R Square Koefisien Determinasi adalah sebesar 0,877, artinya angka ini mengindikasikan bahwa 87,7 variasi atau perubahan dalam
Belanja Modal dapat dijelaskan oleh variasi variabel Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, dan Sisa Lebih
Pembiayaan Anggaran, sedangkan sisanya dijelaskan oleh sebab – sebab lain
yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian.
4.2.5 Pengujian Hipotesis Pada bagian ini akan membahas mengenai pengujian hipotesis parsial
Uji Signifikan T dan pengujian hipotesis simultan Uji Signifikan F. 4.2.5.1 Pengujian Hipotesis Parsial Uji Signifikan T
T-test bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing –
masing variabel independen secara individual Parsial terhadap variabel dependen. Hasil uji ini pada output SPSS dilihat pada tabel
Coefficients
a
. Nilai dari uji T-test dapat dilihat dari P-Value pada kolom Sig. Menurut Situmorang dan Lufti 2012 : 157
, “ untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak
digunakan uji T ”. Jika T hitung T tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, sedangkan jika T hitung T tabel, maka Ho ditolak dan Ha
Universitas Sumatera Utara
78 diterima. Jika tingkat signifikan dibawah 0,05 maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Setelah uji T dilakukan, maka diperoleh nilai T hitung dan nilai signifikansi seperti dibawah ini.
Tabel 4.9 Uji Signifikan T
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
32640,833 15667,244
2,083 ,040
Pendapatan Asli Daerah ,526
,037 ,712
14,102 ,000
Dana Bagi Hasil -,970
,225 -,297
-4,319 ,000
Dana Alokasi Umum ,312
,046 ,436
6,780 ,000
Dana Alokasi Khusus -,044
,092 -,017
-,481 ,631
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
,432 ,132
,166 3,263
,001 a. Dependent Variable: Belanja Modal
Sumber: Hasil Output SPSS, data diolah oleh peneliti, 2015
Berdasarkan tabel 4.9 diatas menunjukkan hasil pengujian statistik T sehingga dapat menjelaskan pengaruh variabel independen
secara parsial sebagai berikut: a. Variabel Pendapatan Asli Daerah X
1
memiliki nilai signifikansi 0,000 0,05 artinya signifikan. Sedangkan t
hitung 14,102 dari t tabel 1,982 artinya signifikan. Signifikan disini berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat
disimpulkan bahwa variabel X
1
memiliki kontribusi terhadap Y. Nilai t positif menunjukkan bahwa variabel X
1
mempunyai hubungan yang searah dengan Y. Jadi dapat
Universitas Sumatera Utara
79 disimpulkan Pendapatan Asli Daerah memiliki pengaruh
signifikan positif terhadap Belanja Modal. b. Variabel Dana Bagi Hasil memiliki nilai signifikansi 0,000
0,05 artinya signifikan. Sedangkan t hitung 4,319 dari t tabel 1,982 artinya signifikan. Signifikan disini berarti Ho
ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa variabel X
2
memiliki kontribusi terhadap Y. Nilai t negatif menunjukkan bahwa variabel X
2
mempunyai hubungan yang berlawanan arah dengan Y. Jadi dapat disimpulkan
Dana Bagi Hasil berpengaruh signifikan negatif terhadap Belanja Modal.
c. Variabel Dana Alokasi Umum memiliki nilai signifikansi 0,000 0,05 artinya signifikan. Sedangkan t hitung 6,780
dari t tabel 1,982 berarti signifikan. Signifikan disini berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa
variabel X
3
memiliki kontribusi terhadap Y. Nilai t positif menunjukkan bahwa variabel X
3
mempunyai hubungan yang searah dengan Y. Jadi dapat disimpulkan Dana Alokasi
Umum berpengaruh signifikan positif terhadap Belanja Modal.
d. Variabel Dana Alokasi Khusus memiliki nilai signifikansi 0,631 0,05 artinya tidak signifikan. Sedangkan t hitung
0,481 dari t tabel 1,982 berarti tidak signifikan. Tidak
Universitas Sumatera Utara
80 signifikan disini berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Dapat
disimpulkan bahwa variabel X
4
tidak memiliki kontribusi terhadap Y. Nilai t negatif menunjukkan bahwa variabel X
4
mempunyai hubungan yang berlawanan arah dengan Belanja Modal. Dapat disimpulkan bahwa Dana Alokasi Khusus
tidak berpengaruh signifikan terhadap Belanja Modal. e. Variabel Sisa lebih Pembiayaan Anggaran memiliki nilai
signifikansi 0,001 0,05 artinya signifikan. Sedangkan t hitung 3,263 dari t tabel 1,982 berarti signifikan.
Signifikan disini berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa variabel X
5
memiliki kontribusi terhadap Y. Nilai t positif menunjukkan bahwa variabel X
5
mempunyai hubungan yang searah dengan Belanja Modal. Jadi dapat disimpulkan bahwa Sisa Lebih Pembiayaan
Anggaran berpengaruh signifikan positif terhadap Belanja Modal.
4.2.5.2 Pengujian Hipotesis Simultan Uji Signifikan F