Rostow and Musgrev Theory Adolf Wagner Theory Pajak Daerah

10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Belanja Theory of Expenditure Belanja adalah semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah yang mengurangi saldo anggaran dalam periode tahun anggaran dan tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. Erlina et al 2012 : 168. Adapun teori mengenai belanja atau pengeluaran sebagai berikut:

2.1.1.1 Rostow and Musgrev Theory

Teori ini menghubungkan perkembangan pengeluaran pemerintah dengan tahap - tahap pembangunan ekonomi yang dibedakan atas tahap awal, tahap menengah, dan tahap lanjut. Pada tahap awal terjadinya perkembangan ekonomi, persentase investasi pemerintah terhadap total investasi besar sebab pada tahap ini pemerintah harus menyediakan prasarana seperti: pembangunan dan perbaikan sektor pendidikan, kesehatan, transportasi. Tahap menengah terjadinya pembangunan ekonomi, investasi pemerintah tetap diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi agar dapat tinggal landas. Pada tingkat lanjut, Rostow mengatakan bahwa pembangunan ekonomi, aktivitas pemerintah beralih dari penyediaan prasarana ke pengeluaran - pengeluaran untuk aktivitas sosial seperti Universitas Sumatera Utara 11 halnya program kesejahteraan hari tua, program pelayanan kesehatan masyarakat, dan sebagainya.

2.1.1.2 Adolf Wagner Theory

Teori ini menyatakan bahwa pengeluaran pemerintah dan kegiatan pemerintah semakin lama semakin meningkat. Wagner menyatakan bahwa dalam suatu perekonomian apabila pendapatan meningkat maka secara relatif pengeluaran pemerintah pun akan meningkat. Dengan bertumbuhnya perekonomian, peranan pemerintah menjadi semakin besar karena pemerintah harus mengatur hubungan yang timbul dalam masyarakat.

2.1.1.3 Peacock and Wiseman Theory

Teori ini didasarkan pada penerimaan pajak. Pemerintah selalu mengandalkan pengeluarannya dengan memperbesar penerimaan pajak. Meningkatnya penerimaan pajak menyebabkan pengeluaran pemerintah juga semakin meningkat.

2.1.2 Klasifikasi Belanja

Berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah di ubah dengan Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 dan adanya perubahan kedua dengan Peraturan Pemerintah Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang perubahan kedua, belanja dikelompokkan menjadi: Universitas Sumatera Utara 12 1. Belanja Langsung Belanja langsung adalah belanja yang di anggarkan secara langsung dengan program dan kegiatan. Belanja langsung terdiri dari: a. Belanja Pegawai adalah belanja kompensasi baik dalam bentuk uang maupun barang yang ditetapkan berdasarkan perundang - undangan yang diberikan kepada pejabat negara, pegawai negeri sipil PNS, dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atau pekerjaan yang telah dilaksanakan dimana pekerjaan tersebut berkaitan dengan pembentukan modal. b. Belanja Barang dan Jasa adalah pengeluaran anggaran untuk pengadaan barang dan jasa yang nilai manfaatnya kurang dari 12 dua belas bulan dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintah daerah. Belanja barang dan jasa dapat berupa belanja barang pakai habis, bahan material, jasa kantor, premi asuransi, perawatan kendaraan bermotor, cetak penggandaan, sewa rumah gedung gudang parkir, pakaian dinas dan atribut, perjalanan dinas pindah tugas, dan pemulangan pegawai. c. Belanja Modal adalah pengeluaran yang dilakukan dalam pembentukan modal yang sifatnya menambah aset tetap berwujud yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. 2. Belanja Tidak Langsung Belanja tidak langsung adalah belanja yang di anggarkan tidak secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja tidak langsung meliputi: a. Belanja Pegawai adalah belanja kompensasi baik dalam bentuk uang maupun barang yang ditetapkan berdasarkan perundang - undangan yang diberikan kepada pejabat negara, pegawai negeri sipil PNS, dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atau pekerjaan yang telah dilaksanakan dimana pekerjaan tersebut berkaitan dengan pembentukan modal. b. Belanja Bunga adalah anggaran pembayaran bunga hutang yang dihitung atas kewajiban pokok hutang berdasarkan perjanjian pinjaman jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. c. Belanja Subsidi adalah anggaran bantuan biaya produksi kepada perusahaan atau lembaga tertentu agar harga jual produksijasa yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat banyak, d. Belanja Hibah adalah anggaran pemberian hibah dalam bentuk uang, barang danatau jasa kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya, dan kelompok masyarakat dan perorangan yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukkannya. e. Belanja Bantuan Sosial adalah anggaran pemberian bantuan dalam bentuk uang danatau barang kepada masyarakat yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Universitas Sumatera Utara 13 f. Belanja Bagi Hasil kepada provinsi kabupaten kota, dan pemerintahan desa adalah anggaran yang bersumber dari pendapatan provinsi kepada kabupaten kota, atau pendapatan kabupaten kota kepada pemerintah desa atau pendapatan pemerintah daerah tertentu kepada pemerintah daerah lainnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

2.1.3 Belanja Modal Capital Expenditure

Capital expenditure atau disebut juga dengan belanja modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap berwujud yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Dewanto 2009 menyatakan Capital expenditure dalam defenisi sebagai berikut: “ Capital Expenditure is an expenditure long – lived assets, also referred to as fixed assets or non-current physical assets ”. Felix 2012 juga menyatakan bahwa “ The capital budget is largely concerned with the creation of long-term assets ”. Dari deskripsi tersebut, dapat disimpulkan bahwa Capital Expenditure berkaitan dengan dua unsur: 1. Expenditure atau pengeluaran 2. long lived assets atau long-term assets, yaitu aset yang memiliki masa ekonomis yang panjang. Nilai aset tetap dalam belanja modal yaitu sebesar harga beli bangun aset ditambah seluruh belanja yang terkait dengan pengadaan pembangunan aset sampai aset tersebut digunakan. Suatu belanja dapat dikategorikan sebagai belanja modal jika : Universitas Sumatera Utara 14 1. Pengeluaran tersebut mengakibatkan adanya perolehan aset tetap atau aset lainnya yang demikian menambah aset pemerintah. 2. Pengeluaran tersebut melebihi batasan minimal kapitalisasi aset tetap atau aset lainnya yang telah ditetapkan oleh pemerintah, dan 3. Perolehan aset tetap tersebut diniatkan bukan untuk dijual. Syaiful 2006 Belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang sifatnya menambah aset tetap inventaris yang memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi termasuk didalamnya adalah pengeluaran untuk biaya pemeliharaan yang sifatnya mempertahankan menambah masa manfaat meningkatkan kapasitas dan kualitas aset. Dalam konteks pengelolaan keuangan daerah, anggaran belanja modal sangat berkaitan dengan perencanaan keuangan jangka panjang, terutama pembiayaan untuk pemeliharaan aset tetap yang dihasilkan dari belanja modal tersebut. Belanja modal tidak lepas dari Konsep Medium Term Expenditure Framework MTEF, dimana MTEF adalah kebijakan belanja modal harus memperhatikan manfaat dan kemampuan keuangan pemerintah daerah dalam pengelolaan aset tersebut dalam jangka panjang. Berdasarkan Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 53 Ayat 1 : Belanja modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 huruf c digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat dari 12 dua belas bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan, seperti dalam bentuk tanah, peralatan dan Universitas Sumatera Utara 15 mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, dan aset tetap lainnya. Berdasarkan keputusan Menteri dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002, belanja modal dibagi menjadi : 1. Belanja publik, yaitu belanja yang manfaatnya dapat dinikmati secara langsung oleh masyarakat umum. 2. Belanja aparatur, yaitu belanja yang manfaatnya tidak secara langsung dinikmati oleh masyarakat umum, tetapi dirasakan secara langsung oleh aparatur. Menurut Syaiful 2006 Belanja modal dikategorikan dalam 5 lima kategori utama yaitu: 1. Belanja modal tanah, yaitu pengeluaran biaya yang digunakan untuk pengadaan pembelian pembebasan penyelesaian balik nama dan sewa tanah, pengosongan, pengurungan, perataan, pemantangan tanah, pembuatan sertifikat, dan pengeluaran lainnya sehubungan dengan perolehan hak atas tanah dan sampai tanah dimaksud dalam kondisi siap pakai. 2. Belanja modal peralatan dan mesin, yaitu pengeluaran biaya yang digunakan untuk pengadaan penambahan penggantian, dan peningkatan kapasitas peralatan dan mesin serta inventaris kantor yang memberikan manfaat lebih dari 12 dua belas bulan dan sampai peralatan dan mesin dimaksud dalam kondisi siap pakai. 3. Belanja modal gedung dan bangunan, yaitu pengeluaran biaya yang digunakan untuk pengadaan penambahan penggantian, dan termasuk pengeluaran untuk perencanaan, pengawasan, dan pengelolaan pembangunan gedung dan bangunan yang menambah kapasitas sampai gedung dan bangunan dimaksud dalam kondisi siap pakai. 4. Belanja modal jalan, irigasi, dan jaringan, yaitu pengeluaran biaya yang digunakan untuk pengadaan penambahan penggantian peningkatan pembangunan pembuatan serta perawatan, dan termasuk pengeluaran untuk perencanaan, pengawasan, dan pengelolaan jalan irigasi dan jarigan yang menambah kapasitas sampai jalan dan irigasi dan jaringan dimaksud dalam kondisi siap pakai. 5. Belanja modal fisik lainnya, yaitu pengeluaran biaya yang digunakan untuk pengadaan penambahan penggantian peningkatan pembangunan pembuatan serta perawatan terhadap fisik lainnya yang tidak dapat dikategorikan kedalam kriteria belanja modal tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, dan jalan irigasi dan jaringan, termasuk dalam belanja ini adalah belanja modal kontrak sewa beli, pembelian barang – barang Universitas Sumatera Utara 16 kesenian, barang purbakal, dan barang untuk museum, hewan ternak dan tanaman, serta buku – buku dan jurnal ilmiah.

2.1.4 Pendapatan Asli Daerah

Menurut Kusnandar Siswantoro 2012 “Pendapatan Asli Daerah merupakan sumber penerimaan daerah yang harus terus menerus dipacu pertumbuhannya. Pendapatan Asli Daerah bertujuan memberikan kewenangan kepada Pemerintah daerah untuk mendanai pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan potensi Daerah sebagai perwujudan desentralisasi ”. Menurut Undang - Undang Nomor 33 Tahun 2004 Pendapatan Asli Daerah adalah “ Pendapatan daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang – undangan”. Pendapatan Asli Daerah merupakan sumber penerimaan daerah yang perlu ditingkatkan agar dapat menanggung sebagian beban belanja yang diperlukan untuk penyelenggaraan pemerintah dan kegiatan pembangunan yang setiap tahun meningkat sehingga kemandirian otonomi daerah yang luas, nyata, dan bertanggung jawab dapat dilaksanakan. Berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 klasifikasi pendapatan asli daerah adalah sebagai berikut: Pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain lain pendapatan asli daerah yang sah. Jenis pajak daerah dan distribusi daerah dirinci menurut obyek pendapatan sesuai dengan undang - undang tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Jenis pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dirinci menurut obyek pendapatan yang mencakup bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik daerah BUMD, bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik pemerintah BUMN, dan bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau kelompok usaha masyarakat. Jenis Universitas Sumatera Utara 17 lain - lain pendapatan asli daerah yang sah disediakan untuk menganggarkan penerimaan daerah yang tidak termasuk dalam pajak daerah. Retribusi daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. Dirinci menurut obyek pendapatan yang mencakup hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, jasa, giro, pendapatan bunga, penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah, penerimaan komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan atau pengadaan barang dan atau jasa oleh daerah. Penerimaan keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata asing, pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, pendapatan denda pajak, pendapatan denda distribusi, pendapatan hasil eksekusi atas jaminan, pendapatan dari pengembalian, fasilitas sosial, dan fasilitas umum, pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, pendapatan dari angsuran cicilan penjualan. Namun diantara semua komponen Pendapatan Asli Daerah, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah merupakan penyumbang terbesar, sehingga muncul anggapan bahwa Pendapatan Asli Daerah identik dengan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

2.1.4.1 Pajak Daerah

Berdasarkan Undang – Undang Nomor 34 tahun 2000 tentang perubahan Undang – Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak daerah dan Retribusi daerah, yang dimaksud dengan pajak daerah adalah “ Iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepala daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan berdasarkan perundang – undangan yang berlaku, yang digunakan untuk pembiayaan pemerintah daerah dan pembangunan daerah. Aturan pelaksanaan tentang pajak daerah diatur dalam peraturan pemerintah Nomor 65 Tahun 2001”. Universitas Sumatera Utara 18 Rolf dan Break dalam bukunya “ Public Finance” menyatakan bahwa pajak adalah peralihan yang bersifat paksaan dari kekayaan pribadi individu dan golongan - golongan masyarakat kepada pemerintah, dimana wajib pajak tidak memperoleh penggantian kebendaan dari padanya. Seperti halnya pajak pada umumnya, pajak daerah mempunyai peranan yaitu : 1. Sebagai sumber pendapatan daerah budgetary, sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran – pengeluarannya. 2. Sebagai alat pengukur pengatur Regulatory, sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang pajak, Pajak yang dipungut pemerintah provinsi berbeda dengan pajak yang dipungut oleh pemerintah kabupatenkota. Jenis Pajak yang dikelola atau dipungut oleh pemerintah Provinsi adalah sebagai berikut: 1. Pajak kendaraan bermotor 2. Pajak kendaraan di atas air 3. Bea balik nama kendaraan bermotor 4. Bea balik nama kendaraan di atas air 5. Pajak bahan bakar kendaraan bermotor Universitas Sumatera Utara 19 6. Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan. Jenis Pajak yang dikelola atau dipungut oleh pemerintah kabupatenkota adalah sebagai berikut : 1. Pajak Hotel 2. Pajak Restoran 3. Pajak Hiburan 4. Pajak Reklame 5. Pajak Penerangan Jalan 6. Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan Galian C 7. Pajak Parkir

2.1.4.2 Retribusi Daerah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

7 86 98

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

5 90 92

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

2 39 85

Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan terhadap Pengalokasian Belanja Modal Pada Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

10 69 114

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

1 41 93

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

1 40 75

Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Terhadap Pengalokasian Belanja Modal Studi Kasus Pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Periode Tahun 2009 - 2013

7 91 132

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintahan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara

0 0 11

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 0 11

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 0 12