73 terbukti dari angka D-W yang dihasilkan terletak di antara -2 sampai +2
yang artinya tidak terjadi autokorelasi.
4.2.3 Persamaan Regresi Linear Berganda
Metode ini merupakan metode pengamatan yang memiliki banyak data yang terjadi sebagai akibat lebih dari dua variabel disebut X1, X2, X3, dan
seterusnya yang dapat mempengaruhi hasil pengamatan dari variabel terikat yang disebut Y Sudjana, 2005 : 347.
Model regresi linear berganda dikatakan model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi
– asumsi klasik statistik, baik itu multikolonieritas, heteroskedastisitas, maupun
autokorelasi. Adapun hasil pengolahan data dengan persamaan regresi linear
berganda dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.6 Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1. Constant
32640,833 15667,244 2,083
,040 Pendapatan Asli Daerah
,526 ,037
,712 14,102 ,000
,465 2,153
Dana Bagi Hasil -,970
,225 -,297 -4,319
,000 ,251
3,986 Dana Alokasi Umum
,312 ,046
,436 6,780
,000 ,286
3,491 Dana Alokasi Khusus
-,044 ,092
-,017 -,481
,631 ,902
1,109 Sisa Lebih Pembiayaan
Anggaran ,432
,132 ,166
3,263 ,001
,458 2,185
a. Dependent Variable: Belanja Modal
Universitas Sumatera Utara
74
Sumber: Hasil Output SPSS, data diolah oleh peneliti, 2015
Berdasarkan tabel 4.6 pada kolom Unstandardized Coefficients bagian B diperoleh model persamaan regresi linear berganda yaitu:
Y = 32640,833 + 0,526PAD – 0,970DBH + 0,312DAU – 0,44DAK
+ 0,432SiLPA Model persamaan regresi linear berganda di atas bermakna :
1. Nilai konstanta sebesar 32640,833 artinya apabila nilai PAD, DBH, DAU, DAK, dan SiLPA bernilai nol, maka Belanja Modal tetap
sebesar 32640,833. 2. Variabel PAD berpengaruh positif terhadap Belanja Modal dengan
nilai koefisien sebesar 0,526, artinya setiap pertambahan 1 Rupiah PAD akan menaikkan Belanja Modal sebesar 0,526 Rupiah.
3. Variabel DBH berpengaruh negatif terhadap Belanja Modal dengan nilai koefisien sebesar
– 0,970, ini menunjukkan bahwa DBH mempunyai hubungan yang berlawanan arah dengan Belanja
Modal, artinya setiap pertambahan 1 Rupiah DBH akan menurunkan Belanja Modal sebesar 0,970 Rupiah.
4. Variabel DAU berpengaruh positif terhadap Belanja Modal dengan nilai koefisien sebesar 0,312 , artinya setiap pertambahan 1 Rupiah
DAU akan menaikkan Belanja Modal sebesar 0,312 Rupiah. 5. Variabel DAK berpengaruh negatif terhadap Belanja Modal dengan
nilai koefisien sebesar -0,044 ini menunjukkan bahwa DAK mempunyai hubungan yang berlawanan arah dengan Belanja
Universitas Sumatera Utara
75 Modal, artinya setiap pertambahan 1 Rupiah DBH akan
menurunkan Belanja Modal sebesar 0,044 Rupiah. 6. Variabel SiLPA berpengaruh positif terhadap Belanja Modal
dengan nilai koefisien sebesar 0,432 , artinya setiap pertambahan 1 Rupiah DAU akan menaikkan Belanja Modal sebesar 0,432 Rupiah.
4.2.4 Koefisien Determinasi