35 8.
Yudi Satrya Aprizay,
Darwanis, dan M. Arfan
2014 Pengaruh
Pendapatan asli
daerah,Dana perimbangan,
dan Sisa Lebih Pembiayaan
anggaran terhadap
pengalokasian belanja modal
pada kabupatenkota
di Provinsi Aceh. Tahun
2010
– 2012 Variabel
Independen: Pendapatan
Asli
Daerah PAD
Dana Perimbangan
SiLPA Variabel
Dependen: Belanja Modal
Pendapatan Asli Daerah, Dana
Perimbangan dan Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran secara
bersama-sama berpengaruh
terhadap belanja modal pada
kabupatenkota di Provinsi Aceh.
Sumber: Peneliti, 2015
2.3 Kerangka Konseptual
Menurut Erlina 2011 : 33 , “ Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan teori dengan faktor
– faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu”. Kerangka konseptual akan
menghubungkan secara teoritis antara variabel – variabel penelitian, yaitu antara
variabel bebas dan variabel terikat. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pendapatan asli daerah, dana bagi hasil,
dana alokasi umum, dana alokasi khusus, dan sisa lebih pembiayaan anggaran sedangkan variabel terikatnya adalah belanja modal. Kerangka konseptual perlu
dikemukakan apabila penelitian menghubungkan dua variabel atau lebih.
2.3.1 Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Modal
Otonomi daerah dan desentralisasi fiskal mengharapkan pemerintah daerah memiliki kemandirian yang lebih besar dalam keuangan daerah. Oleh
Universitas Sumatera Utara
36 karena itu, peranan pendapatan asli daerah, sangat menentukan kinerja
keuangan daerah. Dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing daerah diharapkan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan penerimaan daerah.
Penerimaan daerah tersebut dapat digunakan untuk membiayai segala kewajibannya dalam menjalankan pemerintahannya, termasuk untuk
digunakan dalam meningkatkan infrastruktur daerah. Penelitian yang dilakukan oleh Situngkir dan manurung 2009,
kusnandar dan Siswantoro 2012, Sumarmi 2012, PAD mempunyai pengaruh positif terhadap belanja modal. Hal ini disebabkan karena PAD
merupakan sumber pendapatan yang diperoleh dari daerah yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah.
PAD juga merupakan salah satu sumber pembelanjaan daerah, sehingga jika PAD meningkat maka dana yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah akan lebih
tinggi dan tingkat kemandirian daerah akan meningkat pula. PAD menggambarkan kemampuan Pemda Pemko menggali potensi yang yang
ada untuk meningkatkan pendapatan daerahnya dalam merealisasikan PAD yang direncanakan guna membiayai daerah pemerintahannya, berdasarkan
potensi riil daerah. Berdasarkan pembahasan diatas, peneliti ingin menguji kembali
hubungan kedua variabel tersebut dengan mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H
1
: Pendapatan Asli Daerah PAD Berpengaruh Positif Terhadap Belanja Modal
Universitas Sumatera Utara
37
2.3.2 Pengaruh Dana Bagi Hasil Terhadap Belanja Modal
Menurut Ismail dan Rahim 2009 : 38 “ Dana bagi hasil adalah dana yang bersumber dari APBN yang dibagihasilkan kepada daerah berdasarkan
angka persentase tertentu dengan memperhatikan potensi daerah penghasil ”. Penelitian yang dilakukan oleh Maryadi 2014 dan Wandira 2013
menyatakan bahwa Dana Bagi Hasil berpengaruh positif terhadap Belanja Modal. Dana Bagi Hasil merupakan sumber pendapatan daerah yang cukup
potensial dan merupakan salah satu modal dasar pemerintah daerah dalam mendapatkan dana pembangunan dan memenuhi belanja daerah yang bukan
berasal dari Pendapatan Asli Daerah selain Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus.
Berdasarkan pembahasan diatas, peneliti ingin menguji kembali hubungan kedua variabel tersebut dengan mengajukan hipotesis sebagai
berikut:
H
2
: Dana Bagi hasil Berpengaruh Positif Terhadap Belanja Modal
2.3.3 Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Belanja Modal
Dana Alokasi Umum merupakan transfer yang bersifat umum block grant yang diberikan kepada semua kabupaten dan kota untuk tujuan
mengisi kesenjangan antara kapasitas dan kebutuhan fiskalnya dan didistribusikan dengan formula berdasarkan prinsip - pinsip tertentu yang
secara umum mengindikasikan bahwa daerah miskin dan terbelakang harus menerima lebih banyak dari pada daerah kaya.
Universitas Sumatera Utara
38 Penelitian yang dilakukan oleh Situngkir dan Manurung 2009, dan
Sianipar 2011 menyatakan bahwa Dana Alokasi Umum berpengaruh positif terhadap anggaran belanja modal, hal ini disebabkan karena adanya transfer
DAU dari Pemerintah pusat sehingga pemerintah daerah bisa mengalokasikan pendapatannya untuk membiayai belanja modal.
Berdasarkan pembahasan diatas, peneliti ingin menguji kembali hubungan kedua variabel tersebut dengan mengajukan hipotesis sebagai
berikut:
H
3
: Dana Alokasi Umum Berpengaruh Positif Terhadap Belanja Modal
2.3.4 Pengaruh Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Modal
Dana Alokasi Khusus merupakan sumber pendanaan dari APBN terhadap daerah khusus untuk membiayai kebutuhan sarana dan prasarana
pelayanan dasar masyarakat yang belum mencapai standar tertentu atau untuk mendorong percepatan pembangunan daerah. Dengan demikian apabila
usulan kegiatan belanja modal daerah yang tidak sepenuhnya dapat dibiayai melalui PAD dan pembiayaan daerah diterima Menteri teknis dan
anggarannya ditampung dalam DAK maka jumlah anggaran Belanja Modal daerah tentunya semakin besar. Sehingga pemenuhan pembangunan sarana
dan prasarana daerah semakin cepat terlaksana. Penelitian Sumarmi 2012 dan Sianipar 2011 menyatakan bahwa
DAK berpengaruh positif signifikan terhadap alokasi belanja modal. DAK diberikan dengan tujuan untuk membiayai kegiatan - kegiatan khusus pada
daerah tertentu yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas
Universitas Sumatera Utara
39 nasional, khususnya untuk membiayai kebutuhan sarana dan prasarana
pelayanan dasar masyarakat yang belum mencapai standar tertentu atau untuk mendorong percepatan pembangunan daerah.
Berdasarkan pembahasan diatas, peneliti ingin menguji kembali hubungan kedua variabel tersebut dengan mengajukan hipotesis sebagai
berikut:
H
4
: Dana Alokasi Khusus Berpengaruh Positif Terhadap Belanja Modal
2.3.5 Pengaruh Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Terhadap Belanja Modal
SiLPA merupakan salah satu sumber tambahan pembiayaan daerah apabila APBD daerah defisit dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan
dan kesehatan masyarakat. Sehingga kebanyakan daerah mengalokasikan SiLPA dalam kegiatan Belanja Modal sesuai dengan amanat Presiden
Republik Indonesia yaitu mengalokasikan SiLPA untuk pembiayaan infrastruktur. SiLPA hanya akan terbentuk bila terjadi Surplus pada APBD
dan sekaligus ternjadi Pembiayaan Neto yang positif, dimana komponen Penerimaan lebih besar dari komponen Pengeluaran Pembiayaan Balai
Litbang NTT, 2008 dalam Kusnandar dan Siswantoro, 2012 Penelitian Kusnandar dan Siswantoro 2012 dan Aprizay et al 2014,
menyatakan bahwa Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran berpengaruh signifikan positif terhadap Belanja Modal, Hal ini menunjukkan bahwa Pemda telah
berhasil menggunakan SiLPA untuk pelaksanaan program kegiatan pemerintah daerah kabupatenkota termasuk kepada pelayanan publik.
Universitas Sumatera Utara
40 Berdasarkan pembahasan diatas, peneliti ingin menguji kembali
hubungan kedua variabel tersebut dengan mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H
5
: Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Berpengaruh Positif Terhadap Belanja Modal
Untuk memudahkan dalam melakukan penelitian dibuat suatu kerangka konseptual yang akan menjadi arahan dalam melakukan pengumpulan data
serta analisanya secara sistematis, kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini :
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis Penelitian