Kerangka Konseptual Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Terhadap Pengalokasian Belanja Modal Studi Kasus Pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Periode Tahun 2009 - 2013

35 8. Yudi Satrya Aprizay, Darwanis, dan M. Arfan 2014 Pengaruh Pendapatan asli daerah,Dana perimbangan, dan Sisa Lebih Pembiayaan anggaran terhadap pengalokasian belanja modal pada kabupatenkota di Provinsi Aceh. Tahun 2010 – 2012 Variabel Independen: Pendapatan Asli Daerah PAD Dana Perimbangan SiLPA Variabel Dependen: Belanja Modal Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran secara bersama-sama berpengaruh terhadap belanja modal pada kabupatenkota di Provinsi Aceh. Sumber: Peneliti, 2015

2.3 Kerangka Konseptual

Menurut Erlina 2011 : 33 , “ Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan teori dengan faktor – faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu”. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variabel – variabel penelitian, yaitu antara variabel bebas dan variabel terikat. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pendapatan asli daerah, dana bagi hasil, dana alokasi umum, dana alokasi khusus, dan sisa lebih pembiayaan anggaran sedangkan variabel terikatnya adalah belanja modal. Kerangka konseptual perlu dikemukakan apabila penelitian menghubungkan dua variabel atau lebih.

2.3.1 Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Modal

Otonomi daerah dan desentralisasi fiskal mengharapkan pemerintah daerah memiliki kemandirian yang lebih besar dalam keuangan daerah. Oleh Universitas Sumatera Utara 36 karena itu, peranan pendapatan asli daerah, sangat menentukan kinerja keuangan daerah. Dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing daerah diharapkan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan penerimaan daerah. Penerimaan daerah tersebut dapat digunakan untuk membiayai segala kewajibannya dalam menjalankan pemerintahannya, termasuk untuk digunakan dalam meningkatkan infrastruktur daerah. Penelitian yang dilakukan oleh Situngkir dan manurung 2009, kusnandar dan Siswantoro 2012, Sumarmi 2012, PAD mempunyai pengaruh positif terhadap belanja modal. Hal ini disebabkan karena PAD merupakan sumber pendapatan yang diperoleh dari daerah yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah. PAD juga merupakan salah satu sumber pembelanjaan daerah, sehingga jika PAD meningkat maka dana yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah akan lebih tinggi dan tingkat kemandirian daerah akan meningkat pula. PAD menggambarkan kemampuan Pemda Pemko menggali potensi yang yang ada untuk meningkatkan pendapatan daerahnya dalam merealisasikan PAD yang direncanakan guna membiayai daerah pemerintahannya, berdasarkan potensi riil daerah. Berdasarkan pembahasan diatas, peneliti ingin menguji kembali hubungan kedua variabel tersebut dengan mengajukan hipotesis sebagai berikut: H 1 : Pendapatan Asli Daerah PAD Berpengaruh Positif Terhadap Belanja Modal Universitas Sumatera Utara 37

2.3.2 Pengaruh Dana Bagi Hasil Terhadap Belanja Modal

Menurut Ismail dan Rahim 2009 : 38 “ Dana bagi hasil adalah dana yang bersumber dari APBN yang dibagihasilkan kepada daerah berdasarkan angka persentase tertentu dengan memperhatikan potensi daerah penghasil ”. Penelitian yang dilakukan oleh Maryadi 2014 dan Wandira 2013 menyatakan bahwa Dana Bagi Hasil berpengaruh positif terhadap Belanja Modal. Dana Bagi Hasil merupakan sumber pendapatan daerah yang cukup potensial dan merupakan salah satu modal dasar pemerintah daerah dalam mendapatkan dana pembangunan dan memenuhi belanja daerah yang bukan berasal dari Pendapatan Asli Daerah selain Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus. Berdasarkan pembahasan diatas, peneliti ingin menguji kembali hubungan kedua variabel tersebut dengan mengajukan hipotesis sebagai berikut: H 2 : Dana Bagi hasil Berpengaruh Positif Terhadap Belanja Modal

2.3.3 Pengaruh Dana Alokasi Umum Terhadap Belanja Modal

Dana Alokasi Umum merupakan transfer yang bersifat umum block grant yang diberikan kepada semua kabupaten dan kota untuk tujuan mengisi kesenjangan antara kapasitas dan kebutuhan fiskalnya dan didistribusikan dengan formula berdasarkan prinsip - pinsip tertentu yang secara umum mengindikasikan bahwa daerah miskin dan terbelakang harus menerima lebih banyak dari pada daerah kaya. Universitas Sumatera Utara 38 Penelitian yang dilakukan oleh Situngkir dan Manurung 2009, dan Sianipar 2011 menyatakan bahwa Dana Alokasi Umum berpengaruh positif terhadap anggaran belanja modal, hal ini disebabkan karena adanya transfer DAU dari Pemerintah pusat sehingga pemerintah daerah bisa mengalokasikan pendapatannya untuk membiayai belanja modal. Berdasarkan pembahasan diatas, peneliti ingin menguji kembali hubungan kedua variabel tersebut dengan mengajukan hipotesis sebagai berikut: H 3 : Dana Alokasi Umum Berpengaruh Positif Terhadap Belanja Modal

2.3.4 Pengaruh Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Modal

Dana Alokasi Khusus merupakan sumber pendanaan dari APBN terhadap daerah khusus untuk membiayai kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan dasar masyarakat yang belum mencapai standar tertentu atau untuk mendorong percepatan pembangunan daerah. Dengan demikian apabila usulan kegiatan belanja modal daerah yang tidak sepenuhnya dapat dibiayai melalui PAD dan pembiayaan daerah diterima Menteri teknis dan anggarannya ditampung dalam DAK maka jumlah anggaran Belanja Modal daerah tentunya semakin besar. Sehingga pemenuhan pembangunan sarana dan prasarana daerah semakin cepat terlaksana. Penelitian Sumarmi 2012 dan Sianipar 2011 menyatakan bahwa DAK berpengaruh positif signifikan terhadap alokasi belanja modal. DAK diberikan dengan tujuan untuk membiayai kegiatan - kegiatan khusus pada daerah tertentu yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas Universitas Sumatera Utara 39 nasional, khususnya untuk membiayai kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan dasar masyarakat yang belum mencapai standar tertentu atau untuk mendorong percepatan pembangunan daerah. Berdasarkan pembahasan diatas, peneliti ingin menguji kembali hubungan kedua variabel tersebut dengan mengajukan hipotesis sebagai berikut: H 4 : Dana Alokasi Khusus Berpengaruh Positif Terhadap Belanja Modal

2.3.5 Pengaruh Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Terhadap Belanja Modal

SiLPA merupakan salah satu sumber tambahan pembiayaan daerah apabila APBD daerah defisit dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan dan kesehatan masyarakat. Sehingga kebanyakan daerah mengalokasikan SiLPA dalam kegiatan Belanja Modal sesuai dengan amanat Presiden Republik Indonesia yaitu mengalokasikan SiLPA untuk pembiayaan infrastruktur. SiLPA hanya akan terbentuk bila terjadi Surplus pada APBD dan sekaligus ternjadi Pembiayaan Neto yang positif, dimana komponen Penerimaan lebih besar dari komponen Pengeluaran Pembiayaan Balai Litbang NTT, 2008 dalam Kusnandar dan Siswantoro, 2012 Penelitian Kusnandar dan Siswantoro 2012 dan Aprizay et al 2014, menyatakan bahwa Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran berpengaruh signifikan positif terhadap Belanja Modal, Hal ini menunjukkan bahwa Pemda telah berhasil menggunakan SiLPA untuk pelaksanaan program kegiatan pemerintah daerah kabupatenkota termasuk kepada pelayanan publik. Universitas Sumatera Utara 40 Berdasarkan pembahasan diatas, peneliti ingin menguji kembali hubungan kedua variabel tersebut dengan mengajukan hipotesis sebagai berikut: H 5 : Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Berpengaruh Positif Terhadap Belanja Modal Untuk memudahkan dalam melakukan penelitian dibuat suatu kerangka konseptual yang akan menjadi arahan dalam melakukan pengumpulan data serta analisanya secara sistematis, kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini : Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

7 86 98

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

5 90 92

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

2 39 85

Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan terhadap Pengalokasian Belanja Modal Pada Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara

10 69 114

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

1 41 93

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

1 40 75

Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Terhadap Pengalokasian Belanja Modal Studi Kasus Pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Periode Tahun 2009 - 2013

7 91 132

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Dana Alokasi Umum (DAU) Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintahan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara

0 0 11

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 0 11

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

0 0 12