Teori Inflasi TEORI INFLASI 1 Pengertian Inflasi

Romauli H. Gultom : Analisis Determinan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG Di Bursa Efek Jakarta BEJ, 2007. USU Repository © 2009 faktor produksi upah dan sebagainya. Sebaliknya, dalam cost push inflation kenaikan harga-harga barang-barang input dan harga-harga faktor produksi mendahului kenaikan harga barang-barang akhir output. Kedua macam inflasi ini jarang sekali ditemukan dalam praktek bentuknya yang murni. Pada umumnya, inflasi yang terjadi adalah kombinasi dari kedua macam inflasi tersebut, dan seringkali keduanya saling memperkuat satu sama lain.

2.3.3. Teori Inflasi

Secara garis besar terdapat tiga kelompok yang mengemukakan masalah inflasi, masing-masing menyoroti aspek-aspek tertentu dari proses inflasi. 1. Teori Kwantitas Teori ini menyoroti peranan dalam proses inflasi dari jumlah uang beredar dan harapan masyarakat mengenai kenaikan harga-harga. Inti dari teori ini adalah sebagai berikut : a. Inflasi hanya bisa terjadi kalo ada penambahan volume jumlah uang yang beredar. b. Laju inflasi ditentukan oleh pertambahan jumlah uang beredar dan harapan masyarakat mengenai kenaikan harga-harga di masa mendatang. 2. Teori Keynes Teori Keynes menyatakan inflasi didasarkan atas teori makronya. Teori ini menyoroti aspek lain dari inflasi. Menurut teori ini, inflasi terjadi karena masyarakat ingin hidup diluar batas kemampuan ekonomisnya. Proses inflasi menurut pandangan ini tidak lain adalah proses perebutan bagian rezeki diantara kelompok- kelompok sosial yang menginginkan bagian yang lebih besar daripada yang bisa Romauli H. Gultom : Analisis Determinan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG Di Bursa Efek Jakarta BEJ, 2007. USU Repository © 2009 disediakan oleh masyarakat tersebut. Proses perebutan ini akhirnya menimbulkan keadaan dimana permintaan masyarakat akan barang selalu melebihi jumlah barang- barang yang tersedia, sehingga menimbulkan inflationary gap. 3. Teori Struktural Teori ini memberi tekanan pada ketegaran inflexibilities, dari struktur perekonomian negara-negara sedang berkembang, karena inflasi dikaitkan dengan faktor-faktor struktural dari perekonomian. Menurut teori ini ada dua hal yang utama dalam perekonomian negara-negara yang sedang berkembang yang bisa menimbulkan inflasi antara lain : 1. Berupa ketidakelastisan dari penerimaan ekspor, yaitu nilai ekspor yang tumbuh secara lamban dibanding dengan pertumbuhan sektor-sektor lain. 2. Berkaitan dengan ketidakselastisan dari supply atau produksi bahan makanan di dalam negeri. Dikatakan bahwa produksi bahan makanan dalam negeri tidak tumbuh secepat pertambahan penduduk dan pendapatan perkapita, sehingga harga bahan makanan di dalam negeri cenderung menaik melebihi kenaikan harga bahan-bahan lain. Proses inflasi yang timbul karena kedua hal tersebut diatas dalam prakteknya tidak berdiri sendiri-sendiri. Umumnya kedua proses tersebut saling berkaitan dan sering sekali memperkuat satu sama lain.

2.3.4 Kebijakan untuk mengatasi Inflasi