Jenis-Jenis Investasi Determinasi Investasi

Romauli H. Gultom : Analisis Determinan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG Di Bursa Efek Jakarta BEJ, 2007. USU Repository © 2009 c. Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah dan barang yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun perhitungan pendapatan nasional Sukirno,2000:106-107 Michael P Todaro, menyatakan sumber daya yang akan digunakan untuk meningkatkan pendapatan dan konsumsi dimasa yang akan datang disebut sebagai investasi.

2.1.2. Jenis-Jenis Investasi

Investasi terbagi menjadi 2 bagian yaitu Induced Invesment dan Autonomous Investment Deliarnov;1995 :85 yaitu: a. Induced Invesment Investasi Terpengaruh Yang dimaksud dengan Induced Invesment adalah investasi yang diadakan akibat pertambahan permintaan, dimana pertambahan permintaan ini adalah akibat pertambahan pendapatan. Jelasnya , apabila pendapatan bertambah maka tambahan pendapatan akan dipergunakan untuk tambahan konsumsi. Sedangkan tambahan konsumsi pada hakekatnya adalah tambahan permintaan. b. Autonomous Investment Investasi Otonom Yang dimaksud dengan Autonomous Invesment adalah investasi yang dilaksanakan secara bebas, artinya investasi itu diadakan bukan karena pertambahan permintaan secara efektif tetapi justru untuk menciptakan atau menaikkan permintaan efektif. Atau dengan kata lain, investasi otonom adalah pembentukan modal yang tidak dipengaruhi pendapatan nasional. Jadi, tinggi rendahnya Romauli H. Gultom : Analisis Determinan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG Di Bursa Efek Jakarta BEJ, 2007. USU Repository © 2009 pendapatan nasional tidak menentukan jumlah investasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan.

2.1.3. Determinasi Investasi

Berbeda dengan yang dilakukan oleh para konsumen Rumah Tangga yang membelanjakan bagian terbesar dari pendapatan mereka untuk membeli barang dan jasa yang mereka butuhkan. Penanam modal atau investor melakukan investasi besar bukan untuk memenuhi kebutuhan mereka tetapi untuk mencari keuntungan. Dengan demikian banyaknya keuntungan yang akan diperoleh besar sekali peranannya dalam menentukan tingkat investasi yang akan dilakukan dalam perekonomian. Setiap keputusan investasi melibatkan lima unsur pokok yang dapat disebut dengan determinasi investasi. Dalam setiap proses pengambilan keputusan investasi, unsur-unsur tersebut akan muncul. Kelima unsur tersebut adalah sebagai berikut Samiaji,Usman:1988:61 1. Kondisi Investor 2. Motif Investasi. 3. Media Investasi. 4. Teknik dan Modal analisis termasuk jenis informasi dan cara pengolahannya. 5. Strategi investasi. Kondisi investor meliputi kondisi keuangannya dan sikap terhadap resiko. Proses psikologi seorang investor dalam mengalokasikan dana yang dimilikinya pada umumnya mengikuti urutan-urutan yang sama. Penghasilan pertama akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti papan, sandang, pendidikan. Romauli H. Gultom : Analisis Determinan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG Di Bursa Efek Jakarta BEJ, 2007. USU Repository © 2009 Lapisan penghasilan berikutnya akan digunakan untuk core invesment, yaitu dengan tingkat keamanan yang tinggi dan keuntungan yang terukur. Seandainya seorang investor memiliki tingkat pendapatan yang lebih tinggi lagi, baru ia akan mengarahkan dananya untuk investasi yang lebih agresif yaitu investasi dengan tingkat resiko yang lebih tinggi dan potensi pendapatan yang lebih tinggi pula. Investor umumnya memiliki motif investasi yang tidak tunggal. Namun, intensitas motif-motif seperti keamanan, pertumbuhan, pendapatan, fasilitas pajak dan spekulasi, berbeda dari investor yang satu dengan yang lain. Media investor sebagai unsur ketiga menyodorkan pilihan antara real asset dan finansial asset. Berkembangnya perekonomian, cenderung menggeser objek investasi dari real asset seperti tanah, ke arah finansial asset baik pasar uang maupun di pasar moodal. Saham sebagai objek investasi utama di pasar modal memiliki karakteristik yang memungkinkan seorang pemodal mempunyai pilihan yang tepat. Ada dua potensi keuntungan dari investasi di Bursa Efek Jakarta yaitu berupa keuntungan yang diperoleh perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham deviden dan jika investor menjual sahamnya diatas harga belinya. Untuk itu, maka perlu dilakukan analisis baik secara fundamental fundamental analysis maupun secara teknik technical analysis. Unsur yang terakhir yaang perlu diperhatikan sebelum berinvestasi adalah pemilihan strategi. Dalam hal ini, kunci utama untuk sukses dalam investasi di Bursa Efek adalah pemilihan strategi yang tepat agar investasi yang dilakukan memberikan hasil yang optimal. Yang dimaksud dengan strategi disini adalah menyangkut hal- hal bagaimana saham yang telah dibeli itu diperlakukan. Apakah disimpan terlebih Romauli H. Gultom : Analisis Determinan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG Di Bursa Efek Jakarta BEJ, 2007. USU Repository © 2009 dahulu baru dijual kemudian, atau memfokuskan membeli saham pada saham kelompok industri tertentu, atau membeli efek dengan karakteristik tertentu. Ada beberapa teknik sederhana yang sering dilakukan oleh para investor di Bursa Efek yakni : Samiaji,Usman; 1998: 174 1. Beli di pasar perdana, jual di pasar sekunder Para pemburu agio berkeyakinan, bahwa harga akan naik begitu emiten saham dicatatkan di bursa. 2. Beli dan simpan Taktik ini dilandasi oleh keyakinan para investor, bahwa suatu perusahaan akan berkembang dalam jangka panjang. Baik itu karena perusahaan tersebut berada pada growing sector industri atau karena sifat usaha dan produknya strategis. 3. Strategi Berpindah Biasanya taktik ini digunakan para spekulan, dimana mereka memanfaatkan siklus harga individual. Akan tetapi taktik ini mengharuskan investor mengikuti gerakan pasar dari dekat dan setiap saat. Dengan informasi yang akurat, mereka berpindah dari saham yang diperkirakan atau turun harganya ke saham yang diperkirakan harganya akan naik. 4. Konsentrasi pada industri Di Indonesia sektor pertekstilan, agrobisnis, dan jasa keuangan merupakan sektor yang berkembang dengan cepat. Banyak investor yang memusatkan investasinya pada lending sektor seperti ini. Romauli H. Gultom : Analisis Determinan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG Di Bursa Efek Jakarta BEJ, 2007.