Struktur Pasar Modal di Indonesia. Indeks Harga Saham

Romauli H. Gultom : Analisis Determinan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG Di Bursa Efek Jakarta BEJ, 2007. USU Repository © 2009

4.1.4. Struktur Pasar Modal di Indonesia.

Bursa Efek Lembaga Kliring Penjaminan LKP Lembaga Penyimpanan Penyelesaian LPP Perusahaan Efek Lembaga Penunjang Profesi • Emiten Menteri Keuangan B a p e p a m Romauli H. Gultom : Analisis Determinan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG Di Bursa Efek Jakarta BEJ, 2007. USU Repository © 2009 • Penjamin Emisi • Perantara Pedagang Efek • Manajer Investasi • Biro Administrasi Efek • Bank Kustodian • Wali Amanat • Penasehat Investasi • Pemeringkat Efek Penunjang • Akuntan • Konsultan Hukum • Penilai • Notaris • Perusahaan Publik • Reksa Dana

4.1.5. Instrument Pasar Modal Indonesia

Pasar Modal di Indonesia memiliki beberapa instrumen yang diperjualbelikan. Instrumen-instrumen tersebut dapat digolongkan dalam tiga kelompok besar, yaitu instrumen yang tergolong ke dalam ekuitas, obligasi, dan derivatif.

1. Ekuitas

Instrumen yang akan menambah ekuitas pemilik modal, yaitu saham. Memilliki instrumen jenis ini berarti investor menjadi pemilik perusahaan tersebut sebesar modal yang ditanamkan. Instrumen yang paling dikenal dari pasar jenis ini adalah saham. Ada dua jenis saham yang dipasarkan, yaitu saham biasa common stock dan saham preferen preferred stock. a. Saham biasa common stock. Romauli H. Gultom : Analisis Determinan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG Di Bursa Efek Jakarta BEJ, 2007. USU Repository © 2009 Pemegang saham jenis ini mewakili kepemilikan di perusahaan sebesar modal yang ditanamkan. Keuntungan yang didapatkan oleh pemegang saham ini berupa deviden yang berasal dari keuntungan perusahaan. Pemegang saham ini tidak memiliki jaminan pasti atas return yang dihasilkan perusahaan. Apabila perusahaan mendapat keuntungan, maka pemegang saham akan mendapatkan deviden sebesar alokasi yang ditetapkan oleh RUPS. Namun, apabila perusahaan suatu saat dilikuidasi atau bangkrut, pemegang saham jenis ini adalah adalah yang paling akhir mendapatkan hak atas aset perusahaan setelah ssemua kewajiban perusahaan dilunasi dan pemegang perusahaan preferen dibayar sebesar nilai per sekuritas mereka. Selain keuntungan berupa deviden, pemegang saham biasa juga bisa mendapatkan keuntungan dari selisih nilai beli dengan nilai jual sahamnya. Katakanlah, jika anda membeli sebuah saham pada harga Rp 500 dan menjualnya saat harga mencapai Rp 600, maka anda akan memperoleh keuntungan sebesar Rp 100 dikalikan dengan jumlah sahamyang anda jual, keuntunngan jenis ini disebut capital gain. Sebaliknya jika harga saham mengalami penurunan, maka anda mengalami kerugian yang disebut capital loss. Karakteristik lain dari saham biasa, selain klaim atas aset perusahaan paling rendah dibandingkan dengan perusahaan yang lain, juga tidak adanya maturity date atau tanggal jatuh tempo. b. Saham preferen preferen stock Saham jenis ini melikili sifat hybrid yang artinya selain memiliki karakteristik sebagai saham, juga memiliki sifat seperti halnya obligasi. Jika anda memiliki saham jenis ini, anda akan mendapatkan pembayaran secara teratur sebesar harga pari saham dikalikan dengan bunga setiap tahun sifat oblligasi. Apabila Romauli H. Gultom : Analisis Determinan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG Di Bursa Efek Jakarta BEJ, 2007. USU Repository © 2009 saham preferen anda berjenis cumulative, maka jika anda belum menerima pembayaran deviden tahun lalu akan diakumulasikan dengan deviden tahun berjalan. Jenis yang lain yaitu non-cumulative, yang artinya anda tidak akan menerima deviden yang tidak dibayarkan periode lalu, sedangkan yang berjenis perticipating akan menerima peningkatan nilai deviden proporsional mengikuti peningkatan deviden saham biasa. Pemilik saham preferen memiliki hak suara untuk memilih direktur perusahaan, hanya jika deviden tiddak dibayarkan selama setahun atau lebih. Sifat preferen ini tercermin pula pada perlakuan yang diiterima saat perusahaan dilikuidasi. Pemilik saham ini akan menerima pembayaran sebesar harga pari saham sebelum deviden ataas pemegang saham biasa dibayarkan. Oleh karena banyak sifat saham jenis ini yang menyerupai obligasi, maka beberapa pihak menggolongkannya ke dalam fixed income.

2. Obligasi

Oblligasi berbeda dengan ekuitas.perusahaan sering memanfaatkan pasar ini untuk mencari pinjaman langsung dari investor dengan menerbitkan surat utang yaitu berupa dokumen yang menyatakan kesediaannya membayar sejumlah uang tertentu di masa depan. Selain akan membayar sejumlah uang pokok pinjaman yang dipinjamkan investor, perusahaan juga harus membayar bunga pinjaman atau kupon bunga secara berkala. Oleh karena investor akan menerima pembayaran bunga setiap periode dalam jumlah tetap, maka semua efek utang yang diterbitkan perusahaan disebut efek berpendapatan tetap fixed income securities. Romauli H. Gultom : Analisis Determinan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG Di Bursa Efek Jakarta BEJ, 2007. USU Repository © 2009 Terdapat beberapa karakteristik yang dimiliki oleh obligasi, yaitu : perusahaan menerbitkan sertifikat yang menerangkan adanya pinjaman dan syarat-syaratnya, memiliki nilai par yang menyatakan nilai pokok dari sekuritas tersebut, adanya jangka waktu jatuh tempo, dan adanya kupon bunga coupon rate yang akan anda terima setiap periode tertentu 3 atau 6 bulan. Tingkat suku bunga yang diberikan biasanya berada lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat suku bunga SBI Sertifikat Bank Indonesia. Apabila tingkat suku bunga obligasi dipasang sama dengan bunga SBI, tentunya investor akan memilih berinvestasi di SBI yang memiliki resiko jauh lebih kecil dibandingkan obligasi. Berdasarkan kenyataan inilah, pemberian tingkat bunga obligasi dihitung dengan menambahkan risk premium pada tingkat bunga dasar biasanya sama dengan SBI. Risk premium inilah yang menjadi daya tarik dari obligasi. Yang penting untuk diperhatikan adalah semakin besar tingkat suku bunga obligasi yang ditawarkan, semakin besar pula resiko yang menyertainya.

3. Derivatif

Derivatif merupakan bentuk turunan dari sekuritas utama yang ada, dalam hal ini saham. Derivatif yang banyak dikenal di Indonesia barulah warrant dan right. Warrant merupakan hak untuk membeli sebuah saham pada harga yang telah ditetapkan pada waktu yang telah ditetapkan pula. Misalkan warrant I-Indah Kiat, jatuh tempo pada November 2002,dengan exercise price Rp 1000. Artinya jika anda memiliki Warrant I-Indah Kiat, maka anda berhak untuk membeli satu saham biasa Indah Kiat pada bulan November 2002 pada harga Rp 1000. Warrant biasanya Romauli H. Gultom : Analisis Determinan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG Di Bursa Efek Jakarta BEJ, 2007. USU Repository © 2009 dikeluarkan oleh perusahaan sebagai “pemanis” buat investor ketika mereka mengeluarkan saham. Right mirip dengan warrant, right juga merupakan hak untuk membeli saham pada harga tertentu pada waktu yang telah ditetapkan. Right diberikan kepada pemegang saham lama yang berhak untuk mendapatkan tambahan saham baru yang dikeluarkan perusahaan pada second offering. Beda dengan warrant masa perdagangan right sangat singkat, berkisar antara 1-2 minggu saja.

4.1.6. Indeks Harga Saham

Berbicara tentang kegiatan pasar modal saat ini tidak terlepas dari apa yang disebut dengan Indeks Harga Saham. Untuk mengetahui bagaimana ekonomi bergerak, naik atau turun, banyak orang akan melihatnya dari sisi indeks yang dicapai pada saat itu. Di surat-surat kabar yang memuat berita paling aktual, tidak ketinggalan juga akan dicantumkan bagaimana pergerakan indeks saham, khususnya Indeks Harga Saham Gabungan IHSG pada hari perdagangan terakhir. Saham disini dipakai ukuran karena saham merupakaan instrument pasar modal yang paling banyak diminati oleh investor. Bahkan saat ini, kegiatan politik pun juga dihubungkan dengan pergerakan harga saham yang terjadi dan terlihat dari indeks harga saham. Romauli H. Gultom : Analisis Determinan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG Di Bursa Efek Jakarta BEJ, 2007. USU Repository © 2009 Begitu seringnya kita mendengar tentang Indeks Harga Saham, maka perlulah kita juga mengetahui apa sebenarnya yang disebut dengan Indeks Harga Saham. Secara sederhana yang disebut dengan indeks harga adalah suatu angka yang digunakan untuk membandingkan suatu peristiwa dengan suatu peristiwa lainnya. Angka indeks atau sering disebut juga dengan indeks saja, pada dasarnya merupakan suatu angka yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk melakukan perbandingan antara kegiatan yang sama produksi, ekspor, hasil penjualan, jumlah uang beredar, dan lain sebagainya dalam dua waktu yang berbeda. Demikian juga dengan indeks harga saham, indeks disini akan membandingkan perubahan harga saham dari waktu ke waktu. Apakah suatu harga saham mengalami kenaikan ataupun penurunan dibandingkan dengan suatu waktu tertentu. Seperti dalam penentuan indeks lainnya, dalam pengukuran indeks harga saham kita juga memerlukan dua macam waktu, yaitu waktu dasar dan waktu yang berlalu. Waktu dasar akan dipakai sebagai dasar perbandingan, sedangkan waktu berjalan merupakan waktu dimana kegiatan akan diperbandingkan dengan waktu dasar.

4.1.7. Jenis Indeks Harga Saham