Pengaruh Frekuensi Sirkulasi Terhadap Suhu dan

47 Tabel 4.4 dibawah ini menunjukkan analisis kualitas kompos yang diperoleh. Tabel 4.4 Analisis Kualitas Kompos Parameter TKKS awal Kompos Hari Ke- 1 10 20 30 40 Moisture 50,35 56,86 63,09 66,66 58,32 67,89 pH 7,77 8,17 8,73 8,95 8,40 8,80 WHC 34 55,6 26,5 26,7 50 60 C 44,68 44,68 43,71 49,52 44,79 43,38 N 1,37 1,37 2,05 2,39 2,25 2,22 CN 32,61 32,61 21,32 20,72 19,91 19,54 EC dSm 2840 2840 2611 3655 3240 3595 BC x10 6 26 26 26 24 24 24 P 0,201 0,201 - - - 0,091 K 0,157 0,157 - - - 0,110 Na ppm 0,102 0,102 - - - 0,059 Ca ppm 1,759 1,759 - - - 2,043 Mg ppm 0,537 0,537 - - - 0,250 Cd ppm 0,894 0,894 - - - 0,437 Cu ppm 0,673 0,673 - - - 0,078 Fe ppm 1,073 1,073 - - - 0,051 Pb ppm 1,246 1,246 - - - 0,080 Zn ppm 2,370 2,370 - - - 0,052

4.3 PENGARUH FREKUENSI SIRKULASI TERHADAP PARAMETER

KOMPOS Sirkulasi adalah proses pembalikan turning tumpukan TKKS. Pengaruh frekuensi sirkulasi terhadap parameter kompos akan dibahas pada sub bab ini. Pembahasan meliputi parameter-parameter yang dianalisis yakni suhu, MC, pH, kualitas kompos, dan jumlah penambahan POA.

4.3.1 Pengaruh Frekuensi Sirkulasi Terhadap Suhu dan

Moisture Content Pada proses pengomposan, frekuensi sirkulasi dapat mempengaruhi laju pengomposan dan kualitas kompos yang dihasilkan [42]. Proses pengomposan untuk penelitian ini memvariasikan frekuensi sirkulasi dan TKKS yang digunakan memiliki ukuran yang sama dan luas lubang asupan oksigen komposter yang sama juga, yaitu TKKS yang dipotong – potong 14 dan luas lubang asupan oksigen 72 cm 2 m. Adapun pengaruh frekuensi sirkulasi terhadap suhu dan moisture content ditunjukkan pada Gambar 4.7. Universitas Sumatera Utara 48 Gambar 4.7 Grafik Pengaruh Frekuensi Sirkulasi Terhadap Suhu dan Moisture Content Suhu adalah sesuatu yang paling penting untuk diukur dalam proses pengomposan [2]. Pada grafik 4.7 terlihat suhu rata- rata untuk variasi frekuensi sirkulasi tanpa sirkulasi, 3 hari, 5 hari sekali adalah 44,91 o C; 42,85 o C; dan 43,58 o C dengan deviasi masing – masing variasi adalah 7,25; 7,08; dan 6,40. Pengaruh frekuensi sirkulasi terhadap suhu tampak pada grafik, suhu rata-rata terendah dihasilkan oleh variasi frekuensi sirkulasi 3 hari yaitu 42,85 o C dan suhu rata-rata tertinggi dihasilkan oleh tanpa sirkulasi yaitu 44,91 o C. Hal ini menunjukkan korelasi bahwa semakin seringnya pengadukan diberikan, maka suhu tumpukan akan semakin rendah. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Shen et al . 2010, suhu tumpukan akan semakin rendah akibat efek pendinginan pada komposter yang disebabkan oleh besarnya frekuensi sirkulasi yang dilakukan [36]. Tingginya nilai standar deviasi pada grafik suhu menunjukkan perbedaan suhu pada masing-masing tumpukan baik pagi dan sore hari, hal ini dikarenakan pada saat kompos ditumpuk, mikroorganisme pada setiap bagian ketinggian memiliki keaktifan yang berbeda [34]. 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Tanpa Sirkulasi 3 hari 5 hari M o is tu re C o n te n t Suhu C Variasi Frekuensi Sirkulasi Suhu Moisture Content Universitas Sumatera Utara 49 Moisture content adalah adalah salah satu faktor penting yang harus dijaga dalam proses pengomposan [2]. Baharuddin et al . 2010, menyatakan bahwa kondisi terbaik MC untuk pengomposan adalah 55-65 [7]. Apabila MC terlalu tinggi dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme karena molekul air akan pergi mengisi rongga udara sehingga terjadi kondisi anaerobik yang akan menimbulkan bau dan dapat membunuh mikroorganisme aerobik karena kekurangan udara [34,37]. Pada grafik 4.7 terlihat MC rata- rata untuk variasi frekuensi sirkulasi tanpa sirkulasi, 3 hari, dan 5 hari sekali adalah 72,72 ; 58,93 ; dan 59,91 dengan deviasi masing – masing variasi adalah 5,30; 6,50; dan 6,56. Standar deviasi menunjukkan perbedaan MC pada setiap bagian tumpukan kompos pada saat dianalisa. Dari data hasil percobaan untuk variasi frekuensi sirkulasi 3 hari dan 5 hari sekali yang telah dilakukan masih dalam rentang MC 55 - 65 . Hal ini sesuai dengan kualitas MC kematangan kompos yaitu 55 – 65 [10]. Tetapi untuk variasi tanpa sirkulasi tidak sesuai dengan kualitas MC kematangan kompos. Pada masing-masing variasi frekuensi sirkulasi terlihat nilai MC terkecil terdapat pada variasi frekuensi sirkulasi 3 hari. Hal ini menunjukkan semakin banyaknya frekuensi sirkulasi dilakukan maka nilai MC akan semakin berkurang, ini sesuai dengan penyataan yang dilaporkan Baharuddin et al . 2010, semakin banyaknya sirkulasi pada proses pengomposan dapat berkontribusi terhadap hilangnya atau menguapnya air pada kompos [7]. Umumnya setiap sirkulasi pada penelitian ini, dapat mensuplai oksigen dan menjaga suhu pada gundukan kompos TKKS dan POA, hal ini sesuai dengan yang dilaporkan Zahrim dan Asis 2010 bahwa frekuensi sirkulasi sangat penting dalam menjaga suhu, mensuplai oksigen, meminimalisasi kehilangan nutrisi dan mengontrol bau dari proses pengomposan [11]. Frekuensi sirkulasi yang berbeda dari satu sistem ke sistem lainnya menyebabkan kualitas kompos yang dihasilkan berbeda pula [11], seperti pengomposan TKKS dan POME dengan sirkulasi tiga hari sekali oleh Baharuddin et al . 2010 menghasilkan kualitas kompos yang berbeda dengan sirkulasi sepuluh hari sekali yang dilakukan oleh Zahrim dan Asis 2010 [7,11]. Seringnya sirkulasi dilakukan juga akan menaikkan biaya Universitas Sumatera Utara 50 operasional, menurut Tirado 2001 sirkulasi setiap tiga hari sekali memiliki biaya operasional 1,15 lebih besar dari pada sirkulasi setiap sepuluh hari sekali [23].

4.3.2 Pengaruh Frekuensi Sirkulasi Terhadap pH