15
2.6.7 Penambahan Air, Mikroorganisme, dan Pencampuran Bahan Lain
Dua faktor desain yang menentukan penambahan air, mikroorganisme, dan pencampuran dengan bahan lain yang mengandung CN yang tinggi adalah
kelembaban dan nilai CN. Untuk dapat mencapai CN yang optimum, kompos dapat juga dicampurkan dengan bahan-bahan yang mengandung sumber karbon
yang tinggi seperti kertas, daun, kotoran hewan, dan lumpur dari instalasi pengolahan air limbah. Untuk mendapatkan kadar karbon dan nitrogen yang
sesuai dengan standar kompos, maka diperlukan informasi mengenai kandungan karbon dan nitrogen awal.
Kadar karbon dan nitrogen dapat diatur dengan melakukan pencampuran bahan-bahan kompos. Sebelumnya, bahan-bahan kompos ini telah diketahui kadar
karbon dan nitrogen. Kemudian dilakukan perhitungan sebagai berikut :
Dimana
x
adalah perbandingan atau rasio jumlah banyaknya bahan 2 dan bahan 1. Kandungan karbon dan nitrogen ini dihitung berdasarkan kadar kedua
unsur tersebut dalam jumlah kering [22]. Pencampuran dengan bahan lain menyebabkan pengontrolan terhadap kelembaban. Penambahan mikroorganisme
juga dapat dilakukan untuk menghasilkan dekomposisi yang cepat.
2.6.8 Pengadukan
Pengadukan dilakukan untuk menambah atau mengurangi kelembaban pada kompos agar sampai pada kelembaban yang optimum. Pengadukan juga dapat
dilakukan untuk meratakan distribusi nutrien untuk mikroorganisme. Pengadukan merupakan faktor yang penting dalam mengontrol kelembaban, kebutuhan udara
atau oksigen untuk keadaan aerob. Untuk kompos dengan menggunakan sampah organik membutuhkan 15 hari periode pengomposan dengan kelembaban 50 -60
dan pengadukan lebih baik dilakukan setelah hari ketiga dan dilakukan setelah hari itu sampai mendapatkan pengadukan 4
– 5 kali [22]. Menurut Schloss
et al
1999, pengadukan sangat berpengaruh pada pencapaian suhu yang maksimum dan memperpanjang periode pengambilan oksigen. Pengadukan yang dilakukan
dalam penelitiannya adalah setiap hari, 4 hari sekali, dan 8 hari sekali dimana pengadukan yang dilakukan setiap hari akan lebih mengurangi panas dalam
gundukan karena proses penguapan. Penelitian tersebut juga menjelaskan bahwa
Universitas Sumatera Utara
16 pengadukan 4 hari sekali relatif efektif dalam pencapaian suhu maksimum dan
pengurangan kadar air [29]. Menurut Tirado sistem pengomposan yang efisien sangat berkorelasi dari
pengaruh pengadukan. Oksigen sangat dibutuhkan dalam proses pengomposan aerob. Oksigen dapat diberikan dari proses pengadukan atau suplai oksigen secara
langsung melalui
diffuser
. Pemberian oksigen dilakukan untuk mencapai tiga tujuan yakni :
1. Penguraian bahan organik
stoichiometric demands
Oksigen dibutuhkan oleh bahan organik dalam proses dekomposisi
stoichiometric demands
. Penguraian bahan organik tersebut tergantung jenis bahan organik dalam bahan kompos. Kebutuhan oksigen tersebut dapat
dihitung dengan menggunakan perhitungan stoikiometri. 2. Pengurangan kadar air dalam kompos
drying demands
Pengurangan kadar air dalam kompos sangat penting terutama pada jenis pengomposan dengan bahan kompos basah seperti lumpur. Udara dapat
dipanaskan oleh bahan kompos dan mengambil kandungan kadar air sehingga terjadi proses pengeringan.
3. Pengurangan panas yang dihasilkan oleh proses degradasi bahan organik
heat demands
[23]. Pengurangan panas pada proses pengomposan akibat proses degradasi sangat penting dalam mengatur temperatur kompos. Pada
temperatur yang tinggi, mikroorganisme mesofilik akan mati sehingga dapat mempengaruhi proses pengomposan. Oleh karenanya, suplai oksigen sangat
penting dalam pengomposan [30] .
2.7 TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT TKKS SEBAGAI KOMPOS DENGAN PENAMBAHAN PUPUK ORGANIK AKTIF POA