12 mikronutrien, sedangkan faktor lingkungan dibagi menjadi temperatur dan kadar
air, sedangkan faktor lain seperti ukuran partikel, CN, pencampuran dengan bahan lain, penambahan air, penambahan mikroorganisme, kadar air, pengadukan,
temperatur, kontrol patogen, udara, pH, derajat dekomposisi, dan lahan pengomposan harus dikontrol [22]. Berikut ini penjelasan dari beberapa faktor
yang mempengaruhi proses pengomposan:
2.6.1 Nutrisi
Carbon C, nitrogen N, fosfor P dan kalium K adalah nutrisi utama yang dibutuhkan oleh mikroorganisme yang terlibat dalam pengomposan, serta
nutrisi utama untuk tanaman dan akan mempengaruhi kualitas kompos. Hampir semua bahan organik yang digunakan untuk kompos mengandung semua nutrisi
ini di berbagai tingkatan yang menggunakan mikroorganisme untuk energi dan pertumbuhan. Sebuah pasokan nutrisi tidak mencukupi atau berlebihan dapat
menyebabkan kompos berkualitas rendah. Tirado 2008 menjelaskan efek menguntungkan dari kompos terhadap pertumbuhan tanaman dikaitkan dengan
peningkatan pasokan nutrisi bagi tanaman [23].
2.6.2 Rasio CN
CN adalah salah satu makronutrien dengan kebutuhan relatif dalam proses selulernya sebesar 25 : 1 [24]. Karbon dan nitrogen digunakan dalam metabolisme
mikroorganisme dan sintesis membran sel. Pemakaian karbon di dalam pengomposan digunakan sebagai sumber energi. Karbon digunakan pada
pembentukan membran, protoplasma dan dinding sel produk sintesis serta mengoksidanya menjadi karbon dioksida. Sedangkan nitrogen digunakan dalam
sintesa protein. Nitrogen juga digunakan sebagai nutrien atau senyawa esensial pada protoplasma. Selain itu, bakteri mengandung 7-11 nitrogen dalam berat
kering, sedangkan fungi mengandung 4-6 nitrogen dalam berat kering. Oleh karenanya, perbandingan pemakaian karbon akan lebih tinggi dibanding nitrogen
sehingga kebutuhannya pun akan lebih banyak [25]. Saat proses pengomposan, perbandingan CN dari waktu ke waktu
pengomposan akan terus mengalami penurunan seiring dengan aktivitas mikroba dalam menguraikan bahan organik yang ada dalam gundukan kompos. Pada awal
Universitas Sumatera Utara
13 pengomposan banyak nitrogen yang digunakan untuk sintesa protein sebagai
bentuk aktifitas mikroorganisme dalam menguraikan material organik [25].
2.6.3 Luas Permukaan dan Ukuran Partikel