51
dalam pertempuran tersebut dan Tuanku Imam Bonjol mengintruksikan menarik pasukan Paderi kembali ke pos awal untuk bertahan.
Pasukan Paderi di bawah pimpinan Tuanku Rao dari arah utara tidak bisa mundur ke pos pertahanan mereka, karena daerah utara ini berawa-rawa dan air laut
ketika itu pasang. Hal ini dimanfaatkan Belanda untuk mengepung Tuanku Rao dan pasukannya. Kapal-kapal Artileri Belanda menembaki kawasan utara yang berawa-
rawa tersebut, sehingga pasukan Paderi dan Tuanku Rao tidak ada pilihan selain kembali ke Air Bangis. Di Air Bangis Tuanku Rao dan pasukan Paderi bertempur
habis-habisan. Tuanku Rao tertembak dan ditawan di kapal perang Belanda.
91
Pemerintah Belanda berencana hendak membuang Tuanku Rao ke pengungsian, namun Tuanku Rao tidak dapat bertahan lama akibat luka tembakan di tubuhnya dan
akhirnya wafat. Tidak ada yang mengetahui dimana jasad Tuanku Rao dikebumikan, kemungkinan besar dibuang ke laut oleh tentara Belanda.
3.1.2 Reorganisasi Administratif Pemerintahan
Tahun 1825 merupakan titik awal perkembangan kawasan Air Bangis di bawah Pemerintahan Hindia Belanda. H.J.J.L. de Stuers pada tahun tersebut
melakukan reorganisasi wilayah administratif di semua wilayah kekuasaan Belanda di Sumatra’s Westkust. Hasil penataan yang dilakukan de Stuers pada akhir tahun 1825
ini membagi
Residentie van Padang en Onderhoorigheden
Keresidenan Padang dan Daerah Taklukannya menjadi tiga
afdelingen
setingkat kabupaten dewasa ini
.
91
Mangaradja Onggang Parlindungan, op.cit., hal. 275-277.
52
Salah satu
afdelingen
tersebut adalah
Noordelijke Afdeling Afdeling
Utara dengan Ibu kota Pulau Poncan Tapanuli. Air Bangis masuk ke dalam administratif
Noordelijke Afdeling
. Masing-masing
afdeling
dipimpin oleh seorang asisten residen.
92
Pada tahun 1826 de Stuers kembali melakukan penataan ulang wilayah administratif
Sumatra’s Westkust ke dalam empat
afdelingen
, dan Air Bangis masih masuk ke dalam administratif
noordelijke afdeling
dengan nama
Onderafdeling
Air Bangis bersama tiga
onderafdeling
lainnya yaitu Barus, Tapanuli, dan Natal.
93
Pada tahun 1837, di bawah pemerintahan Gubernur A.V. Michiels, dilakukan penataan administratif besar-besaran di
Sumatra’s Westkust. Berdasarkan
besluit
dari
Gouvernement Kommissaris
Cochius tanggal 29 November 1837 diputuskan bahwa Sumatra’s Westkust ditingkatkan menjadi
gouvernement
setingkat provinsi dewasa ini, dengan nama
Gouvernement van Sumatra’s Westkust.
94
Wilayah ini dibagi ke dalam dua
residentie
keresidenan, yaitu
Residentie van Padang
dengan ibu kotanya Padang, dan
Residentie
Air Bangis
Noordelijke Residentie
dengan ibu kotanya Air Bangis.
95
Wilayah administratif
Residentie
Air Bangis dibagi lagi ke dalam lima
afdelingen,
yaitu: 1.
Afdeling
Air Bangis tempat kedudukan Residen
92
Gusti Asnan, op.cit., hal. 37-38.
93
Ibid., hal. 39-40.
94
Arsip, Besluit van den Gouverneur-General van Nederlandsch-Indie van 29 November 1837,
ANRI.
95
Lihat Lampiran II.
53
2.
Afdeling
Pasaman dan
Westerlijke Ophirdistricten,
dipimpin oleh
controleur
kelas 1
96
di Kinali dan
controleur
kelas 2 di Katiagan. 3.
Afdeling
Natal dan Tapanuli dipimpin oleh seorang
controleur
kelas 1 di Natal dan seorang
controleur
kelas 3 di Tapanuli. 4.
Afdeling
Mandahiling dan Angkola dipimpin oleh seorang
controleur
kelas 2 di Kota Nopan dan seorang
controleur
kelas 3 di Angkola. 5.
Afdeling
Rao, Bonjol, dan
Oosterlijke Ophirdistricten,
dipimpin oleh seorang
controleur
kelas 1 di Rao, seorang
controleur
kelas 2 di Bonjol, seorang
controleur
kelas 3 di Talu, dan seorang
controleur
kelas 4 di Lubuk Sikaping.
97
Pada akhir tahun 1842 dilakukan kembali perubahan administratif Gouvernement Sumatra’s Westkust. Salah satu perubahan itu adalah menghapuskan
nama
Residentie
Air Bangis dan melahirkan satu keresidenan baru yaitu Keresidenan Tapanuli dengan ibu kota Sibolga.
96
Controleur adalah sebuah jabatan yang penting dalam struktur Europesche Bestuur adapun tingkatannya yaitu; gubernur, residen, asisten residen, dan controleur . Penyandang jabatan controleur
biasanya sebagai ujung tombak terdepan Pemerintah Hindia Belanda dalam menghadapi rakyat jajahannya. Pejabat-pejabat pada level controleur inilah yang paling banyak berhubungan dengan
masyarakat bumiputera. Controleur terbagi lagi menjadi beberapa tingkatan, ada controleur kelas 1, 2, 3, dan 4. Perbedaan rangking controleur yang menjadi pemimpin tertinggi pada masing-masing
afdeling
atau onderafdeling didasarkan oleh beberapa faktor. Salah satu diantaranya adalah kestrategisan daerah tersebut dari segi sosial, politik, dan ekonomi. Wilayah yang kepadatan
penduduknya tinggi serta kerawanan politinya juga tinggi akan dipimpin oleh seorang controleur kelas 1. Sebaliknya daerah-daerah yang kurang penting dari segi politik, ekonomi, dan sosial walaupun
secara geografis daerahnya relatif luas cukup dipimpin oleh seorang controleur kelas 4. Lihat Gusti Asnan, op.cit., hal. 46 dan 82.
97
Arsip, Algemene Secretarie: Grote Bundel Besluit 1891-1942, No. 2279, ANRI; lihat juga Gusti Asnan, opcit., hal. 44-46.
54
Wilayah administratif
Residentie
Air Bangis kemudian ditata ulang, menjadi
Afdeling
Air Bangis yang merupakan bagian dari pemerintahan
Residentie Padangsche Benedenlanden
yang ibu kotanya di Padang,
98
Afdeling
Rao dijadikan bagian dari pemerintahan
Residentie Padangsche Bovenlanden
, dan
Afdeling
Mandailing dan Angkola dengan seluruh daerah yang terletak di utara kawasan
Battalanden
Tanah Batak hingga Singkel, dan pulau Nias, termasuk pulau-pulau lainnya yang terletak di sepanjang pantai digabungkan ke dalam Keresidenan
Tapanuli.
99
Reorganisasi yang dilakukan pada tahun 1842 tersebut selain untuk lebih mengatur kawasan utara yang baru dikuasai oleh Belanda, juga didasari oleh
perbedaan etnik. Wilayah dari Air Bangis dan Rao ke arah selatan merupakan tempat bermukim orang Minangkabau, sedangkan wilayah dari Air Bangis dan Rao ke arah
utara merupakan tempat bermukimnya orang Tapanuli. Untuk daerah Air Bangis dan Rao itu sendiri, merupakan daerah pertemuan atau percampuran dua etnis
Minangkabau dan Tapanuli.
100
Dari uraian di atas, berarti
Residentie
Air Bangis hanya berlangsung selama lima tahun, yang dimulai pada tahun 1837 hingga tahun 1842. Setelah itu, tidak ada
dilakukan perubahan administratif yang berarti di Gouvernement van Sumatra’s
Westkust,
setidaknya hingga tahun 1905 ketika wilayah Keresidenan Tapanuli
98
C.W. Janssen, Die Hollandische Kolonialwirthschaft In den Battalandern, Strassburg: Karl J. Trubner, 1886, hal. 36.
99
Arsip, Besluit van den Gouverneur-General van Nederlandsch-Indie van 7 Desember 1842,
No. 1, ANRI.
100
Gusti Asnan, op.cit., hal. 53.
55
dikeluarkan dari Gouvernement van Sumatra’s Westkust dan pada tahun 1913 ketika
nama
gouvernement
dihapuskan dan nama wilayahnya berubah menjadi
Residentie
Sumatra’s Westkust.
101
Status wilayah Air Bangis sampai tahun tersebut masih sebagai
afdeling
, namun status administratif wilayah Air Bangis ini mulai menurun menjadi
onderafdeling
seiring penataan administratif yang dilakukan di
Residentie Sumatera Westkust
pada tahun 1913.
102
Setelah proses reorganisasi administratif Residentie Sumatra’s Wes
tkust
dan posisi Air Bangis dalam reorganisasi administratif tersebut dijelaskan, maka perlu
diketahui siapa saja pejabat Pemerintah Belanda yang pernah memerintah di wilayah Air Bangis,
103
baik jabatannya sebagai residen, asisten residen, atau pun
controleur
. Berikut adalah daftar pejabat yang pernah memimpin wilayah Air Bangis dari tahun
1825 hingga 1905.
101
Staatsblad van Nederlands-Indie, 1905, No. 418; dan Gusti Asnan, op.cit., hal. 69.
102
Ibid., hal. 62, 66-67, dan 70-71.
103
Wilayah Air Bangis disini tidak selamanya menjadi ibu kota pemerintahan. Jadi harus dipahami terlebih dahulu proses reorganisasi administratif wilayah tersebut.
56
Tabel 4 Daftar Nama Pejabat Pemerintah Belanda di Air Bangis
No. Nama
Jabatan Tahun
1. W. J. Waterloo
Asisten Residen 1825 – 1827
2. P. van Baak
Asisten Residen 1827 - ? 3.
J. Graiz Asisten Residen 1835 - 15 November 1838
4. Steinmetz
Residen 15 November 1838
– 1840 5.
J. H. C. Schultze Asisten Residen
1840 – 14 Juli 1846
6. Bon Van Reede Van
Oudshoorn Asisten Residen 14 Juli 1846
– 30 Juli 1846 7.
H. J. J. Gout Asisten Residen
30 Juli 1846 – 1851
8. A. F. In
’t Veld Asisten Residen
1851 – 1855
9. S. Locker de Bruijn
Controleur
1855 – 1857
10. Van de Poll
Controleur
1857 – 1859
11. A. F. In
’t Veld Asisten Residen
1859 – 31 Januari 1861
12. J. C. Th. Vigelius
Controleur
31 Januari 1861 – 1864
13. C. de Clercq Moolenburgh
Controleur
1864 – 1867
14. H. Visser
Asisten Residen 1867
– 18 Januari 1870 15.
W. Th. van Hom Asisten Residen
18 Januari 1870 – 23 April
1870 16.
C. W. Palm
Controleur
23 April 1870 – Oktober
1870 17.
J. J. Naeff Asisten Residen
Oktober 1870 – 1871
18. W. Th. van Hom
Asisten Residen 1871
– 1872 19.
J. R. van Lange Asisten Residen
1872 – Mei 1873
20. P. H. van Hengst
Asisten Residen Mei 1873
– 1876 21.
M. A. F. Goossens
Controleur
1876 – 17 Februari 1879
22. A. H. Moorrees
Controleur
17 Februari 1879 - 20 April 1880
23. C. A. Wilkens
Asisten Residen 20 April 1880
– 1883
57
24. J. L .L. van Leeuwen
Asisten Residen 1883
– 1884 25.
H. L. van der Waarden Asisten Residen
1884 – 15 Juni 1888
26. E. G. van Schuylenburch
Asisten Residen 15 Juni 1888 – 18 Mei 1891
27. H. Th. M. Pino Post
Controleur
18 Mei 1891 – 27 Februari
1892 28.
V. A. Schussler
Controleur
27 Februari 1892 – 11 Mei
1893 29.
J. F. Hoedt
Controleur
11 Mei 1893 - 31 Desember 1893
30. L. F. H. Timmermans
Controleur
31 Desember 1893 – 23
Januari 1894 31.
J. F. Hoedt
Controleur
23 Januari 1894 – 29 Januari
1894 32.
S. van der Plas
Controleur
29 Januari 1894 – 18 Oktober
1896 33.
S. J. Petrus
Controleur
18 Oktober 1896 – 8
Desember 1896 34.
S. van der Plas
Controleur
8 Desember 1896 – 11 Juni
1897 35.
J. L. Engel
Controleur
11 Juni 1897 – 10 Oktober
1898 36.
H. T. Damste
Controleur
10 Oktober 1898 – 17
Oktober 1901 37.
S. J. Petrus
Controleur
17 Oktober 1901 – 17 Juni
1902 38.
P. A. Hondius van Herwerden
Controleur
17 Juni 1902 – 1904
39. L. F.W. Reijckers
Controleur
1904 – 1905
Sumber: H. T. Damste, “Het Inlandsch Bestuur In de Onderafdeeling Ophir-
Districten, Afdeeling
Loeboeq-Sikaping, Residetie
Padangsche Bovenlanden”,
TBB
, Vol. 1, No. 30, 1906, hal. 302-303;
Regering- Almanak van Nederlandsch Indie
1830-1905.
58
W. J. Waterloo merupakan asisten residen pertama di Air Bangis setelah wilayah ini dikuasai secara resmi oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1825. Karir
W. J. Waterloo sebelumnya adalah seorang Sekretaris Keresidenan Bengkulu.
104
Pada tahun 1827 W. J. Waterloo digantikan oleh P. van Baak. van Baak adalah seorang
militer, dengan jabatan letnan infantri.
105
Lama jabatan P. van Baak di Air Bangis belum diketahui, dan pejabat yang menggantikan van Baak di Air Bangis juga masih
menjadi pertanyaan bagi penulis. Setelah tahun 1838, baru jelas tahun pergantian pejabat yang memerintah di Air Bangis, setidaknya sampai tahun 1905, ketika
Tapanuli dijadikan kresidenan dan dipisahkan dengan administratif
Gouvernement
Sumatra’s Westkust. Selain Pemerintahan Belanda, di Air Bangis juga ada pemerintahan penduduk
lokal, sehingga ada yang namanya raja- raja lokal atau biasa disebut “penghulu”.
Sistem pemerintahan lokal ini tidak dicampuri oleh Belanda, tetapi dalam struktur Pemerintahan Hindia Belanda, pemerintahan lokal ini dimasukkan dalam hirarki
bagian pemerintahannya. Posisi penghulu dalam struktur Pemerintahan Hindia Belanda yaitu di bawah jabatan
controleur
. Para penghulu biasanya dipilih oleh suku mereka masing-masing, sehingga di suatu
afdeling
terdapat beberapa penghulu dari suku yang berbeda.
104
P. H. van der Kemp, Eene Bijdrage Tot E. B. Kielstra’s Opstellen Over Sumatra’s
Westkust , ‘s-Gravenhage: [s.n.], 1894, hal. 104.
105
H. M. Lange, Het Nederlandsch Oost-Indisch Lager ter Westkust van Sumatra 1819- 1845,
‘s-Hertogenbosch: Gebroeders Muller, 1852, hal. 142; dan Swk., op.cit., no. 1253.
59
Dalam menjalankan suatu jabatan, tentu para pejabat ini mendapatkan penghasilan berupa gaji, baik itu pegawai Pemerintah Hindia Belanda maupun para
penghulu. Adapun besarnya gaji yang diterima para pejabat dalam menjalankan tugasnya bisa dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5. Daftar Gaji Pejabat Pemerintah Belanda di Air Bangis
No. Jabatan
Gaji per tahun
1. Asisten Residen
f
600,00 2.
Seorang syahbandar menerima: -
Tinta, dan biaya lain-lain. -
Gaji.
f
200,00
f
100,00 3.
Petugas gudang persediaan garam
f
100,00 4.
Delapan petugas penjaga, -
Kuda
f
12,00 -
Pakaian untuk kuda -
Makanan untuk 2 ekor kuda
f
96,00
f
16,00
f
10,00 5.
Juru tulis -
Alat tulis -
Juru tulis Melayu
f
20,00
f
20,00 6.
Petugas navigasi kapal
f
380,00 7.
Penghulu
f
20,00 -
f
60,00 Sumber: Arsip
Sumatra’s Westkust Swk. No. 1256,
Algemeene Verslag
Sumatra’s
Westkust
, 1837, ANRI;
Staatsblad van Nederlandsch-Indie
, 1825, No. 69, hal. 112; dan H. T. Damste,
“Het Inlandsch Bestuur In de Onderafdeeling Ophir-Districten, Afdeeling Loeboeq-Sikaping, Residentie Padangsche
Bovenlanden”,
TBB
, Vol. 1, No. 30, 1906, hal. 313.
60
3.1.3 Pembangunan Sarana dan Prasarana Kota