116
Gambar 12. Dokter Radja Dorie Lubis Dokter di Air Bangis
Sumber: Arsip KITLV Leiden,
Colllection KITLV, Digital Image Library.
diakses dari www.kitlv.nl
5.3 Kebijakan Pemerintah dalam arus Pelayaran dan Perdagangan
Selain kedua hal di atas, faktor lain dari kemunduran Pelabuhan Air Bangis disebabkan adanya perubahan kebijakan pemerintah dalam kegiatan pelayaran dan
perdagangan serta penerapan pajak.
178
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, di tahun 1870 Pelabuhan Air Bangis tidak lagi dijadikan pelabuhan bebas ekspor-impor
untuk perdagangan umum, hal ini disebabkan tumbuhnya kota Padang sebagai sentral
178
Untuk masalah pajak telah dibahas pada bab IV.
117
ekonomi dan politik di kawasan Pantai Barat Sumatera. Dengan adanya kebijakan ini komoditi ekspor dari Pelabuhan Air Bangis harus diangkut terlebih dahulu ke kota
Padang, dan barang impor pun masuk ke Air Bangis melalui kota tersebut.
179
Di tahun 1888 Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan kebijakan tentang pajak, yang
diberlakukan di seluruh pelabuhan yang berada di kawasan Pantai Barat Sumatera.
180
Akibat banyaknya pajak dan rumitnya administrasi yang diberlakukan di pelabuhan- pelabuhan Pantai Barat Sumatera, termasuk Pelabuhan Air Bangis, menyebabkan
kapal-kapal asing enggan mengunjungi pelabuhan-pelabuhan seperti Air Bangis. Kapal-kapal asing dari Sibolga misalnya akan berlayar langsung ke kota Padang.
Pada tahun 1891 kebijakan Pemerintah Belanda di bidang pajak masih ditingkatkan, sehingga nilai jual komoditas ekspor penduduk lokal menjadi murah
dan berbanding terbalik dengan nilai beli untuk produk impor yang di bandrol dengan harga tinggi.
181
Di tahun 1891 ini, Pemerintah Belanda juga merombak sedikit wilayah
Afdeling
Air Bangis en Rao, Rao dikeluarkan dari
Afdeling
Air Bangis dan digabungkan ke
Afdeling
Loeboek Sikaping, sedangkan
Afdeling
Air Bangis terdiri dari wilayah pelabuhan Air Bangis itu sendiri, Oedjong Gading, dan kepulauan
Batu.
182
Memasuki abad XX peranan Pelabuhan Air Bangis tidak begitu nampak lagi dalam dunia perdagangan dan pelayaran Pantai Barat Sumatera. Hal ini karena
179
Gusti Asnan, Dunia Maritim Pantai Barat Sumatera, Jogjakarta: Ombak, 2007, hal. 163.
180
W. J. Kroon, “De Invoering van Belastingen op Sumatra’s Westkust”, TBB, Vol. 1, No. 51, 1917, hal. 348.
181
Ibid., hal. 503.
182
H. T. Damste, “Het Inlandsch Bestuur In de Onderafdeeling Ophir-Districten, Afdeeling Loeboeq Sikaping, Residetie Padangsche Bovenlanden”, TBB, Vol. 1, No. 30, 1906, hal. 301; lihat
juga Staatsblad van Nederlandsch-Indie, 1891, No. 63.
118
keluarnya Tapanuli dari Gouvernement van Sumatra’s Westkust, dan membuat
kresidenan sendiri dengan nama Kresidenan Tapanuli, sehingga wilayah Air Bangis menjadi wilayah terujung dari
Residentie Sumatra’s Westkust.
5.4 Tantangan Daratan