113
BAB V KEMUNDURAN PELABUHAN AIR BANGIS
SUMATERA BARAT
5.1 Topografi Pelabuhan Air Bangis
Seperti yang telah dijelaskan terdahulu, topografi Pelabuhan Air Bangis berada di daerah dataran rendah yang sempit dan berawa-rawa, yang terbentang ke
arah utara hingga Batahan, dan ke arah selatan hingga Sasak dan Tiku, sedangkan kearah timur langsung bersentuhan dengan lereng-lereng Bukit Barisan.
173
Keadaan alam ini menyebabkan Pemerintah Belanda mengalami kesulitan untuk memperluas
wilayah pelabuhan dan kota Air Bangis. Kesulitan itu seperti harus menimbun daerah-daerah yang rendah dan berawa, dan kesulitan dalam keuangan.
Pemerintah pusat dan Direktorat Keuangan di Batavia yang sangat perhitungan dalam pendanaan terus berdebat perihal pembangunan dan perluasan
pelabuhan dan kota Air Bangis. Pemerintah pusat tidak mau mengambil resiko kerugian, sehingga dana untuk pembangunan pelabuhan dan kota Air Bangis tidak
dikeluarkan. Adapun alasannya, pemerintah pusat mempertimbangkan wilayah Air Bangis terlalu sempit untuk dijadikan pusat perekonomian daerah utara Pantai Barat
Sumatera, dan jika pun dibangun maka dana yang dikeluarkan sangat besar. Sebenarnya alasan lainnya adalah keinginan pemerintah pusat untuk menjadikan
173
H. L. Osthoff, Topograpische Scetsen van Sumatra, Batavia: [s.n.], 1851, hal. 138-140; dan lihat juga M. D. Teenstra, Beknopte Beschrijving van de Nederlandsch Overzeesche Bezittingen,
Tweede Stuk, Groningen: J. Omskens J. Zoon, 1852, hal. 345.
114
Sibolga sebagai pusat ekonomi dan politik di utara Pantai Barat Sumatera, seiring daerah
hinterland
Tapanuli telah dikuasai Belanda.
174
Akibat keputusan pemerintah dari pusat ini, pembangunan pelabuhan dan kota Air Bangis menjadi terbengkalai.
Gedung-gedung pemerintah, fasilitas umum, dan fasilitas pelabuhan tidak pernah ditambah lagi, dan bangunan yang sudah ada pun tidak ada dana yang cukup untuk
merenovasinya. Situasi seperti ini lambat laun membuat pedagang-pedagang yang bermukim
di wilayah Pelabuhan Air Bangis, terutama pengusaha timur asing seperti orang Cina, India, dan Arab merasa rugi, karena aktivitas pelayaran dan perdagangan yang lesu,
dan kapal asing yang mengunjungi pelabuhan Air Bangis semakin sedikit. Akibatnya, para pengusaha yang sudah lama bermukim di wilayah tersebut, pindah ke Pelabuhan
Padang dan Sibolga.
175
Pindahnya pedagang-pedagang timur asing ini membuat aktivitas perdagangan dan pelayaran di Pelabuhan Air Bangis semakin menurun.
5.2 Wabah Malaria