6
1.2 Rumusan Masalah
Secara teoritik, hubungan antara daerah
hinterland
pedalaman,
foreland
seberang, dan
market
pasar dapat terjalin erat karena keberadaan pelabuhan. Aktivitas perdagangan di sini muncul karena saling membutuhkan. Suatu wilayah
tidak dapat memenuhi semua kebutuhannya sendiri, sehingga perlu berdagang dengan wilayah lain. Dari sinilah pelabuhan memainkan peranannya sebagai pintu masuk dan
keluar bagi komoditi-komoditi perdagangan. Begitu pula dengan Pelabuhan Air Bangis yang berperan menghubungkan pusat-pusat produksi komoditi daerah
hinterland
dengan pasar. Dengan demikian neraca perdagangan menjadi hal yang sangat penting bagi pertumbuhan Pelabuhan Air Bangis. Neraca perdagangan yang
dimaksud adalah kegiatan ekspor-impor dari dan ke Pelabuhan Air Bangis. Sejak ditetapkan sebagai pelabuhan bebas dan terbuka oleh Pemerintah Hindia Belanda
pada tahun 1839, tidak hanya kapal pribumi dan pemerintah, namun juga kapal-kapal berbendera asing mulai ramai singgah di Pelabuhan Air Bangis. Hal tersebut tentu
tidak bisa dilepaskan dari kebijakan-kebijakan Pemerintah Hindia Belanda yang ingin menjadikan Pelabuhan Air Bangis pusat ekonomi dan politik di kawasan utara
Gouvernement Sumatra’s Westkust pada masa itu. Guna memudahkan dalam pembahasan maka permasalahan tersebut
dijabarkan ke dalam beberapa pertanyaan penelitian, yakni: 1.
Bagaimana kondisi Pelabuhan Air Bangis pada abad XVII dan XVIII? 2.
Mengapa Pemerintah Belanda menjadikan Pelabuhan Air Bangis sebagai pusat kegiatan ekonomi di kawasan utara Pantai Barat Sumatera?
7
3. Bagaimana perkembangan Pelabuhan Air Bangis dari tahun 1837 hingga
1890? 4.
Mengapa Pelabuhan Air Bangis mengalami kemunduran?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian merupakan suatu cara untuk menjawab masalah yang dirumuskan. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah menjelaskan kondisi Pelabuhan
Air Bangis pada abad XVII dan XVIII. Menjelaskan alasan Pemerintah Belanda menjadikan Pelabuhan Air Bangis sebagai pusat ekonomi di kawasan utara Pantai
Barat Sumatera. Menjelaskan perkembangan Pelabuhan Air Bangis dari tahun 1837 hingga 1890, serta menjelaskan penyebab kemunduran Pelabuhan Air Bangis
Sumatera Barat, yang titik fokusnya pada neraca perdagangan dan pelayaran aktivitas ekspor dan impor, sehingga dapat diungkapkan apa saja yang telah dicapai
Pelabuhan Air Bangis selama abad XIX hingga awal abad XX. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu: diharapkan akan
memperkaya perbendaharaan historiografi Indonesia, khususnya yang berkaitan dengan sejarah ekonomi-maritim pada era kolonial. Lebih jauh lagi manfaat
penelitian ini adalah untuk menggambarkan peta jaringan perdagangan dan pelayaran dari dan ke Pelabuhan Air Bangis pada periode tersebut, sehingga dapat digunakan
untuk menganalisis struktur dan alur perdagangan dan pelayaran di Pelabuhan Air Bangis untuk percepatan kemajuan masyarakat pelabuhan pada masa sekarang ini dan
juga untuk mengkaji potensi-potensi yang ada di Pelabuhan Air Bangis selanjutnya.
8
1.4 Tinjauan Pustaka