Aktivitas Pelayaran Perkembangan Pelabuhan Air Bangis

77 kapal keruk dan bengkel perkapalan. Pipa-pipa air sangat penting keberadaannya, karena diperlukan untuk mengisi pasokan air bersih di kapal-kapal yang akan melakukan pelayaran. Kapal keruk disiapkan untuk menjaga keadaan pelabuhan, karena pada umumnya Pelabuhan Air Bangis sangat cepat mengalami pendangkalan, yang diakibatkan endapan lumpur yang dibawa dari hulu Sungai Air Bangis dan Sungai Sikabau. Selain itu, bengkel perkapalan berfungsi untuk memperbaiki kerusakan yang ada di bagian-bagian kapal. 131

4.1.2 Aktivitas Pelayaran

Dalam konteks ini, pembicaraan mengenai pelayaran tidak bisa dipisahkan dengan perdagangan. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam dunia pelayaran dan perdagangan di Pantai Barat Sumatera pada abad XIX, banyak ditentukan oleh semakin intensifnya aktivitas pelayaran Inggris di perairan Asia dan campur tangannya dalam kebijakan perdagangan Pemerintah Hindia Belanda sebagai akibat dari perkembangan industri dan pergolakan-pergolakan politik yang terjadi di Eropa. Selama periode tersebut, perubahan-perubahan terjadi terhadap sistem perdagangan di Hindia Belanda dari prinsip “berdagang sendiri” monopoli menuju ke arah sistem pelayaran dan perdagangan bebas. 132 131 Ibid., hal. 13. 132 Edward L. Poelinggomang, “Proteksi dan Perdagangan Bebas: Kajian tentang Perdagangan Makasar pada Abad ke- 19”, Disertasi, belum diterbitkan, Amsterdam: Vrije Universiteit, 1981, hal. 51. 78 Akibat tekanan Inggris dan berkembangnya Pelabuhan Singapura sebagai pelabuhan bebas 133 sejak 1819, memaksa Pemerintah Belanda membuat peraturan untuk membuka pelabuhan-pelabuhan di Hindia Belanda untuk dijadikan pelabuhan bebas. 134 Untuk kawasan Pantai Barat Sumatera, Pelabuhan Padang dan Tapanuli dibuka untuk perdagangan umum. Tahun 1825 ditegaskan kembali, bahwa pelabuhan-pelabuhan yang dibuka untuk perdagangan umum ekspor-impor di Pantai Barat Sumatera hanya Pelabuhan Padang dan Tapanuli. 135 Namun demikian, secara tegas dinyatakan bahwa ekspor barang-barang dapat dilakukan dari semua jenis pelabuhan, tetapi harus diangkut terlebih dahulu ke pelabuhan yang dibuka untuk perdagangan umum. Demikian juga sebaliknya, barang impor akan didistribusikan ke wilayah-wilayah lain lewat pelabuhan yang dibuka untuk umum. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi armada kapal yang ada di Hindia Belanda. 136 Dari penjelasan di atas, dapat kita ketahui bahwa Pelabuhan Air Bangis di tahun 1825, termasuk pelabuhan dengan perdagangan skala kecil kleine handel . Komoditas ekpor dari Pelabuhan Air Bangis, dibawa terlebih dahulu ke Pelabuhan 133 Ada beberapa tipe pelabuhan di Hindia Belanda dalam dekade awal abad XIX, yaitu: 1. Pelabuhan untuk perdagangan besar groote handel dan boleh dikunjungi oleh semua jenis kapal. contohnya: Pelabuhan Batavia, Semarang, dan Surabaya dalam pembatasan tertentu. 2. Pelabuhan untuk perdagangan umum ekspor-impor, contohnya: Padang, Riau, Muntok, Palembang, Bengkulu, Banjarmasin, Pontianak, Sambas, Makasar dan Kupang. 3. Pelabuhan untuk perdagangan kecil kleine handel, dan hanya boleh dikunjungi kapal-kapal dalam kerangka pelayaran domestik. Contohnya, pelabuhan Air Bangis, Natal, Muara Kumpeh, Cilacap, dan lain sebagainya. Lihat Staatblad van Nederlandsche-Indie 1841, No. 40. 134 Singgih Tri Sulistiyono, Java Sea Network: Patterns In The Development Of Interregional Shipping And Trade In The Process Of National Economic Integration In Indonesia 1870s-1970s , Amsterdam: Vrij University Amsterdam, 2003, hal. 84-85. 135 Johannes Adrian Kok, De Scheepvaartbescherming in Nederlandsch-Indie, Leiden: Leidsche Uitgeversmaatschappij, 1931, hal. 63-64. 136 Staatblad van Nederlansche-Indie 1850, No. 47. 79 Padang. Begitu juga sebaliknya, barang-barang impor akan masuk ke Pelabuhan Padang, dan dari sana diteruskan ke pelabuhan kecil seperti Air Bangis. Seperti yang telah dijelaskan terdahulu, kawasan Pelabuhan Air Bangis dijadikan sebagai ibu kota Keresidenan Air Bangis Noordelijke Residentie pada tahun 1837. Dua tahun setelah itu, berdasarkan besluit dari Governeur Generaal tertanggal 04 Februari 1839, dinyatakan bahwa Pelabuhan Air Bangis dibuka sebagai Pelabuhan Bebas untuk perdagangan umum ekspor-impor, dan Pelabuhan Natal ditutup untuk perdagangan umum dan hanya digunakan untuk pelayaran pantai atau pelabuhan untuk perdagangan kecil kleine handel . 137 Dengan status pelabuhan untuk perdagangan umum, Pemerintah Belanda di Air Bangis mulai membenahi kondisi pelabuhan. Seperti yang telah dijelaskan terdahulu, pemerintah membangun sarana dan prasarana di Pelabuhan Air Bangis secara besar-besaran. Salah satu di antaranya adalah gudang. Pelabuhan Air Bangis membutuhkan banyak gudang untuk menyimpan dan mengumpulkan komoditi ekspor dan impor yang masuk dan keluar dari pelabuhan Air Bangis. Keberadaan Pelabuhan Air Bangis di tengah jalur pelayaran Pantai Barat Sumatera, menyebabkan Pelabuhan Air Bangis sering disinggahi kapal-kapal berbendera asing selain Belanda, dengan bentuk dan ukuran yang beragam. Kapal- kapal ini datang ke Pantai Barat Sumatera dengan tujuan berdagang. Untuk lebih jelas, lihat tabel di bawah ini: 137 Arsip, Besluit van den Gouverneur-General van Nederlandsch-Indie van 4 Februari 1839, No. 1, ANRI; dan lihat juga Staatsblad van Nederlansche-Indie 1841, No. 40. Lihat lampiran IV; dan lampiran V. 80 Tabel 7. Kapal-kapal yang Datang ke Pantai Barat Sumatera Berdasarkan Jumlah dan Muatan dalam ton Tahun Negara Asal Belanda Inggris Prancis Jerman Swedia Amerika Asia termasuk Indonesia Eropa Lainnya Italia, Denmark, Rusia Kapal Muatan Kapal Muatan Kapal Muatan Kapal Muatan Kapal Muatan Kapal Muatan Kapal Muatan Kapal Muatan 1846 404 8.389 39 2.841 9 939 - - - - 2 437 1.210 1.770 - - 1847 410 11.464 40 2.476 5 1.054 - - - - - - 1.399 2.808 - - 1848 538 10.280 21 1.702 1 402 - - - - 2 887 1.286 3.962 - - 1849 413 8.388 ¼ 33 1.932 ½ - - - - - - - - 1.788 4.998 - - 1850 507 10.109 ¾ 18 969 ¼ 2 249 ½ - - - - 3 641 ¾ 2.133 9.306 - - 1851 1.464 16.505 ¾ 27 1.646 ¾ - - - - - - 1 197 ½ 1.241 6.005 ¾ - - 1852 910 16.513 ½ 24 1.575 2 335 3 444 1 38 2 387 1.980 9.866 - - 1853 589 15.556 ¾ 30 1.288 1 168 - - 2 275 3 680 1.903 10.491 ¼ 1 250 1854 412 22.889 ¼ 28 1.270 ¼ 2 340 ½ - - - - 5 1.138 ¼ 2.099 9.824 ½ 1855 1.279 25.103 ½ 20 774 ½ - - - - - - 9 2.602 ½ 1.044 4.767 1 157 1856 937 20.278 ½ 30 1.955 ½ 1 288 - - - - 15 4.220 1.655 8.569 ¾ 1 251 1857 217 14.566 22 1.267 ½ 4 985 ½ 3 521 1 345 ¾ 2 526 ½ 35 179 ¼ - - 1858 210 14.871 ¾ 30 1.359 6 1.231 ¾ 1 347 ½ 3 603 12 3.631 ¾ 53 342 ½ - - 1859 273 19.161 ¾ 23 1.837 ½ 2 405 ½ - - 1 218 7 1.861 102 551 ½ - - 1860 226 19.008 ½ 28 1.973 ¾ 1 208 ½ - - 1 214 5 1.851 85 389 ½ - - 1861 105 14.512 ½ 29 3.146 ¾ 1 222 1 240 - - 5 1.723 89 292 ½ 1 175 1862 135 14.133 21 931 ¾ 1 282 ½ 2 462 - - 2 583 ½ 128 4340 2 423 1863 167 15.002 23 1.499 ¾ - - 1 67 ½ 2 391 5 1.228 102 400 ½ 2 218 1864 144 14.773 ¾ 38 3.354 ½ 2 332 1 674 ½ 3 502 ½ 2 740 135 481 ¾ - - 1865 143 16.413 25 3.162 1 356 ½ 2 408 2 529 1 385 101 348 1 182 ¾ 1866 108 12.435 ½ 58 6.094 1 175 4 771 ½ - - 5 1.830 116 247 - - 1867 164 11.567 36 3.276 ¾ 2 350 3 775 - - 5 1.673 79 262 - - 1868 231 19.200 ¼ 39 3.213 ½ - - - - 5 1.226 ½ 113 581 ½ 1 350 ½ Sumber: Overzigt van den Handel en de Scheepvaart in de Nederlandsche Bezettingen in de Oost-Indie Buiten Java en Madura, dirangkum dari tahun 1846-1868. 81 Dari tabel di atas, kita dapat melihat bahwa kapal-kapal yang datang ke Pantai Barat Sumatera adalah kapal-kapal berbendera Belanda, Inggris, Prancis, Jerman, Swedia, Denmark, Rusia, Amerika, dan kapal-kapal dari Benua Asia seperti Cina, Jepang, Manila, Siam, India, Gujarat, Arab, Persia, serta kapal-kapal penduduk lokal dari kawasan Kepulauan Indonesia Tengah dan Timur. Kapal-kapal ini datang ke pelabuhan-pelabuhan Pantai Barat Sumatera umumnya untuk berdagang. Komoditas yang di bawa kapal-kapal tersebut merupakan barang-barang impor bagi pelabuhan- pelabuhan Pantai Barat Sumatera. Jika dipahami secara detail tabel di atas, dapat ditarik kesimpulan, kapal berbendera Belanda lah yang paling banyak datang ke Pantai Barat Sumatera, dan di urutan selanjutnya ada Inggris, Amerika dan Prancis, untuk kapal Jerman, Swedia dan Eropa lainnya umumnya relatif sama. Kapal-kapal dari kawasan Eropa dan Amerika umumnya berukuran besar, sehingga satu kapal saja, bisa mengangkut ratusan ton komoditas perdagangan. Berbeda dengan kapal-kapal dari kawasan Asia, walupun jumlahnya banyak, namun ukuranya kecil, sehingga kapasitas muatan di dalam kapal pun sedikit. Di Pelabuhan Air Bangis, kapal yang ukurannya besar bersandar di dermaga Pulau Panjang. Di dermaga ini kapal-kapal tersebut melakukan proses bongkar muat barang. Barang ekspor yang akan diperdagangkan, kemudian diangkut ke dermaga dekat kota Air Bangis. Dermaga kota ini langsung terhubung dengan pasar. Di sinilah aktivitas perdagangan dilakukan. Para pedagang luar akan membeli komoditas penduduk dari kawasan hinterland yang laku di pasar internasional. Komoditas 82 tersebut diangkut ke kapal-kapal besar yang ditambat di dermaga Pulau Panjang. Pedagang luar juga mengumpulkan makanan dan air bersih untuk keperluan di kapal selama pelayaran. Untuk kapal-kapal asing dengan tonase kecil, bisa langsung berlabuh di dermaga kota Air Bangis, tanpa harus singgah di Pulau Panjang. Kapal dengan tonase kecil ini biasanya berbendera negara-negara Asia, seperti Cina, India, Gujarat, Persia, Arab dan kapal-kapal penduduk lokal Indonesia lainnya. Jika ada yang datang ke suatu tempat, tentunya suatu saat dia akan berangkat meninggalkan tempat yang didatanginya untuk kembali pulang. Begitu juga yang terjadi terhadap kapal-kapal yang datang ke pelabuhan-pelabuhan Pantai Barat Sumatera. Kapal-kapal ini pada waktunya akan berangkat meninggalkan pelabuhan yang mereka datangi di Pantai Barat Sumatera, dengan membawa berbagai muatan komoditas yang mereka cari dan membawa pulang ke negaranya untuk diperdagangkan kembali. 138 Adapun jumlah kapal dengan muatan yang dibawanya meninggalkan pelabuhan-pelabuhan Pantai Barat Sumatera, bisa dilihat pada tabel berikut ini: 138 Umumnya kapal-kapal yang datang dan ke Pantai Barat Sumatera berada di setiap pelabuhan selama satu minggu sampai dua minggu, dan mereka akan pindah ke pelabuhan lain yang masih dalam kawaan Pantai Barat sumatera untuk mencari komoditas yang mereka cari sampai kapal mereka penuh.. 83 Tabel 8. Kapal-kapal yang Berangkat dari Pantai Barat Sumatera Berdasarkan Jumlah dan Muatan dalam ton Tahun Negara Tujuan Belanda Inggris Francis Jerman Swedia Amerika Asia termasuk Indonesia Eropa Lainnya Italia, Denmark, Rusia Kapal Muatan Kapal Muatan Kapal Muatan Kapal Muatan Kapal Muatan Kapal Muatan Kapal Muatan Kapal Muatan 1846 86 6.374 37 2.663 ½ 6 874 ½ - - - - 2 446 1.735 4.652 - - 1847 122 10.139 ½ 29 2.096 5 1.057 ½ - - - - - - 1.864 4.213 - - 1848 619 11.942 ½ 36 2.717 1 402 - - - - 3 987 ½ 1.429 4.095 - - 1849 595 8.791 31 2.053 - - - - - - - - 1.934 6.012 ¼ - - 1850 1.005 11.380 ¼ 27 1.282 2 249 ½ - - - - 3 535 ¾ 1.784 7.648 ½ - - 1851 900 11.289 ½ 25 1.513 ¼ - - - - - - 1 197 ½ 2.606 3.514 ½ - - 1852 906 17.082 ½ 24 1.656 ½ 2 385 3 444 1 38 2 387 1.582 8.273 - - 1853 574 15.269 ½ 21 1.150 ½ 1 168 - - 2 275 5 1.056 2.107 11.103 ¼ 1 250 1854 580 22.946 1 165 37 1.467 - - - - 5 1.338 ½ 2.148 9.546 ¾ 1855 885 20.052 ½ 16 696 ½ - - - - - - 9 2.602 ½ 1.693 11.215 1 157 1856 933 19.984 ½ 27 971 5 878 - - - - 16 4.467 1.862 10.015 1 251 1857 231 14.905 ¾ 28 1.637 ½ 5 1.130 ½ 1 77 1 346 2 526 ½ 32 206 ½ - - 1858 236 15.561 ½ 37 1.884 6 1.041 ¼ 1 347 ½ 3 603 13 3.937 44 222 ¼ - - 1859 230 17.567 ½ 22 1.868 ½ 2 405 ½ - - 1 218 9 2.155 78 520 ¼ - - 1860 273 20.821 ¾ 28 2.126 ½ 1 203 ½ - - 1 214 4 1.299 ½ 69 297 - - 1861 144 14.463 ½ 31 2.766 ¼ 1 222 1 240 - - 5 2.167 77 219 ½ 1 175 1862 172 15.732 ½ 17 1.930 ½ 1 282 ½ 2 462 - - 3 793 ½ 132 506 ½ 2 646 1863 153 13.416 ½ 22 1.702 ¼ - - 1 67 ½ 2 391 10 2.233 ½ 120 620 2 218 1864 131 14.836 ½ 27 2.710 ½ 1 175 - - 3 502 ½ 2 710 231 475 - - 1865 157 17.259 30 2.861 1 356 ½ 2 138 2 529 1 349 120 682 1 182 ¾ 1866 107 14.246 52 5.452 2 531 ½ 4 742 ½ - - 5 1.853 ½ 185 622 ½ - - 1867 86 9.852 46 3.665 ½ 1 175 3 774 - - 5 1.674 141 379 ½ - - 1868 89 17.536 47 3.934 ½ - - - - 5 1.241 201 469 ½ 1 350 ½ Sumber: Overzigt van den Handel en de Scheepvaart in de Nederlandsche Bezettingen in de Oost-Indie Buiten Java en Madura, dirangkum dari tahun 1846-1868. 84 Dari tabel di atas dapat dilihat, kapal-kapal yang berangkat dari pelabuhan- pelabuhan Pantai Barat Sumatera selalu membawa penuh muatan komoditas. Hal ini membuktikan, kawasan pelabuhan yang berada di Pantai Barat Sumatera cukup berhasil memenuhi kebutuhan komoditas yang diinginkan para pedagang yang datang ke kawasan tersebut. Pelabuhan Air Bangis juga mengambil peran yang sangat penting dalam melayani pelayaran dan perdagangan di antara jajaran pelabuhan yang ada di Pantai Barat Sumatera. Walaupun tidak ada disebutkan berapa jumlah kapal dan muatan yang datang dan berangkat dari setiap pelabuhan. Namun setidaknya, untuk Pantai Barat Sumatera sudah terlihat gambarannya. Periode 1839 hingga 1870 bisa dikatakan puncak kejayaan bagi perkembangan Pelabuhan Air Bangis. Dalam rentang periode tersebut, Pelabuhan Air Bangis memang menjadi primadona di kawasan utara Pantai Barat Sumatera. Hal ini berkat dijadikannya Pelabuhan Air Bangis sebagai pelabuhan bebas untuk perdagangan besar yang bisa melayani berbagai kapal asing, dan didukung dengan adanya perwakilan NHM di pelabuhan ini untuk kawasan utara, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Namun tidak itu saja, di tahun-tahun berikutnya muncul faktor lain yang menjadikan Pelabuhan Air Bangis ramai dikunjungi kapal pelayar asing untuk berdagang. Adapun faktor yang dimaksud adalah dibukanya rute pelayaran NISM Nederlandsch Indische Stoomvaart Maatschappij dan KPM 85 Koninkelijke Paketvaart Maatschappij oleh Pemerintah Hindia Belanda untuk Pelabuhan Air Bangis. 139 Dalam memulai kegiatannya di kawasan Pantai Barat Sumatera tahun 1874, NISM membuat rute dalam dua bentuk pelayaran diensten . Dienst pertama menghubungkan kawasan kawasan ini dengan daerah-daerah di kawasan paling utara dan selatan Pulau Sumatera serta Batavia. Kota-kota yang disinggahi oleh dienst ini adalah Batavia, Teluk Betung, Bengkulu, Padang, Analabu Aluebbillie dan Aceh. Rute ini dilayani dua kali dalam sebulan. Dienst kedua beroperasi terutama di kawasan Pantai Barat Sumatera hingga Aceh. Kota-kota yang disinggahi oleh kapal yang yang melayani dienst ini antara lain Padang, Pariaman, Air Bangis, Natal, Sibolga, Barus, Singkel, Gunung Sitoli, Analabu Aluebbillie, dan Aceh. Rute ini dilayani satu kali dalam satu bulan. Bila terjadi banyak permintaan pengangkutan barang atau orang, dienst kedua ini juga melanjutkan perjalanannya hingga Pelabuhan Pulau Penang dan Singapura. 140 Sejak tahun 1879 perusahaan NISM menambah satu dienst lagi untuk kawasan pantai Barat Sumatera. Dienst yang terakhir ini khusus melayani penumpang dan barang antara Padang-Batavia. 141 Untuk lebih jelas, bisa dilihat peta rute pelayaran NISM di bawah ini. 139 NISM dan KPM merupakan perusahaan perkapalan yang diberi subsidi atau yang dimiliki oleh Pemerintah Hindia Belanda, untuk melayani kegiatan pelayaran dan perdagangan di Hindia Belanda. Namun tujuan utamanya, sebenarnya adalah untuk melaksanakan kegiatan monopoli pelayaran dan perdagangan. Lihat Gusti Asnan, op.cit., hal. 278. 140 Arsip, Kolonial Verslag van Nederlandsch Oost-Indie van 1878, Bijlage HHH, No. 60., ANRI. 141 Gusti Asnan, op.cit., hal. 275. 86 Peta 2. Rute dan Pelayaran NISM Sumber: Gusti Asnan, Dunia Maritim Pantai Barat Sumatera, Jogjakarta: Ombak, 2007, hal. 276. 87 Perusahaan KPM didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1888 dan mulai beroperasi tahun 1891. Kawasan Pantai Barat Sumatera, merupakan salah satu daerah utama pelayanannya. Dari 13 diensten perusahaan ini, kawasan Pantai Barat mendapat tiga pelayanan, yang dimasukkan ke dalam dienst No. 1, No. 2, dan No. 2a. Dienst No. 1 menyinggahi pelabuhan-pelabuhan Batavia, Teluk Betung, Kroe, Bengkulu, Padang, Olele Ule Lhee, Sigli, Idie Pidie, dan melewati pelabuhan yang sama ketika hendak kembali. Rute ini dilayani satu kali dalam dua minggu. 142 Dienst No. 2 melayani rute kota Padang, Pariaman, Air Bangis, Natal, Sibolga, Barus, Singkel, Gunung Sitoli, Tapak Tuan, Susu Susoh, Analabu Aluebillie, Rigas, Patih, Olele Ule Lhee, dan kembali melalui pelabuhan yang sama. Rute ini dilayani satu kali dalam sebulan. 143 Dienst No. 2a melayani pelabuhan Singapura, Pulau Penang, Olele Ule Lhee, Analabu Aluebillie, Gunung Sitoli, Singkel, Barus, Sibolga, Natal, dan Padang. Rute ini juga dilayani satu kali dalam sebulan. 144 Untuk melihat rute pelayaran KPM secara jelas, lihat Peta 2 di bawah ini. 142 Gusti Asnan, op.cit., hal. 277. Lihat lampiran VI. 143 Ibid. 144 Ibid. 88 Peta 3. Rute dan Pelayaran KPM Sumber: Gusti Asnan, Dunia Maritim Pantai Barat Sumatera, Jogjakarta: Ombak, 2007, hal. 279. 89

4.2 Aktivitas Perdagangan