Bentuk-bentuk Pelestarian ANALISIS PERUBAHAN PEMANFAATAN TANAH SITU KURU

tersebut dijadikan lahan bisnis karena lokasinya pun persis disamping kampus sehingga mudah dijangkau. Dari hasil wawancara dengan RT setempat juga diketahui, belakangan tidak ada pungutan atau iuran wajib yang harus dikeluarkan oleh para pelaku usaha untuk pelestarian atau pemeliharaan Situ sehingga usaha yang berkembang pesat dan pastinya mendapatkan untung besar tersebut tidak ada timbal baliknya terhadap lingkungan setempat. Menurut Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum UIN Syarif Hidayatullah, Profesor Amsal Bachtiar kepada Republika, beberapa waktu lalu pihaknya mengundang warga yang mendirikan dan mengakui sebagai pemilik bangunan di area Situ Kuru terkait rencana pelestarian Situ. Secara umum, warga setuju dengan perbaikan Situ Kuru dengan membersihkan enceng gondok yang menyumbat saluran air. Namun, warga menolak jika bangunan yang sudah didirikan harus dibongkar sebelum adanya ganti rugi dari pemerintah. 3

D. Bentuk-bentuk Pelestarian

Awalnya memang ada bentuk pelestarian situ dalam wujud iuran yang dikeluarkan oleh para warga setempat atas keputusan aparat RT dan beberapa pihak lainnya, namun hal tersebut hanya berjalan sekali dan tidak ada keberlanjutan sehingga dana awal yang terkumpul dan dipakai untuk membuat 3 http:gresnews.comchMetropolitanclSitu-Kuruid1690411read1Luas-Situ-Kuru- Kota-Tangsel-Berkurang-Sebanyak-Tiga-Hektare pagar batas area pun hanya bersifat semu, bahkan sekarang sudah tak lagi terlihat pagar batas area tersebut. Adapun guna dari dibuatnya pagar pembatas tersebut agar jelas diketahui sisa lahan yang sekarang ini, yaitu sekitar 7.500 meter persegi. Selain itu pernah ada dari salah satu pihak kebersihan lingkungan yang mengukur area Situ, untuk kepentingan pembersihan sampah sekitar area tersebut, tutur Pa Wiwid pada wawancara selaku RT yang menangani hal tersebut. Namun nayatanya sampai saat ini gerakan tersebut tak kunjung terealisasi. Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya salah satu upaya dari warga setempat untuk tetap menjaga keberadaan Situ, yaitu dengan dibentuknya tim pengendali setidaknya terdapat beberapa upaya yang dilakukan untuk pemeliharaan Situ dengan membersihkan pinggiran- pinggiran Situ dari sampah yang menumpuk karena sampah tersebut merupakan buangan akhir dari beberapa saluran air yang berakhir di Situ itu sendiri. Tim pengendali ini juga tak bekerja sendiri untuk program rutin pemeliharaan Situ tersebut, di akui Drs. H. Fachruddin selaku wakil ketua dari tim ini dilibatkan seorang pemulung yang bisa kita jumpai di sekitar pesangrahan yang ditugaskan untuk membersihkan sampa-sampah tersebut dan pemulung tersebut dibayar sebesar tiga ratus ribu dana tersebut diperoleh dari iuran warga yang dipungut oleh Tim Peduli Eks Situ Kuru ini. Berikut penjelasan atau sejarah dibentuknya Tim peduli Eks Situ Kuru; pada tahun 2006 pihak dari bupati setempat sempat bertujuan untuk membuat kantor Kantor Bupati , yang akan didirika persis diatas tanah atau lahan Situ Kuru yang masih tersisa ini. Karena memang fungsi dari lahan tersebut sebagai daerha resapan air warga setempat pun sempat melakukan upaya pemberontakan seputar akan dibangunnya kantor bupat tersebut, akhirnya beberapa warga setempat membentuk suatu tim yang bernama Tim peduli Eks Situ Kuru, dikatakan Eks Situ Kuru karena sumber air primernya sudah tidak ada yaitu Situ Legoso yang kini telah alih fungsi menjadi komplek perumahan, dan saat ini Situ Kuru hanya sebagai limbah buangan karena sampa-sampah yang berasal dari beberapa saluran air seperti pisangan, kampong utan dan lainnya berkumpul di S itu Kuru, sehingga membuat Situ seperrti tempat pembuangan akhir. Adapun nama-nama dari Tim peduli Eks Situ Kuru tersebut yaitu; Ketua : ME Sja’roni Wakil ketua : Drs. H. Zulkarnain Naid, Dip. ED Drs. H. Fachruddin Sekretaris : Drs. H. Abu Bakar M. Yusuf CM Bendahara : Drs. Lukman Muslimin Syamsuri Pembantu Umum : Drs. Nasri, MA Drs. H. Adnan Rasyid Masa krja dari Tim peduli Eks Situ Kuru ini selama-lamanya 18 delapan belas bulan, mulai dari tanggal ditetapkannya keputusan ini yaitu 17 Agustus 2006. Dapat diperpanjang dan dipersingkat sesuai kebutuhan, menurut persetujuan dan atau keputusan forum komunikasi Wraga Penghuni Bantara Situ Kuru

E. Bentuk Pemberdayaan