Pengertian Perubahan TINJAUAN TEORI

21

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Perubahan

Pada dasarnya perubahan yaitu adanya perbedaan dari bentuk awal menjadi bentuk baru baik dari segi positif ataupun negatif, contohnya pada yang positif perbedaan dari cara membajak sawah yang dahulu memakai tenaga manusia dan prosesnya lambat namun kini ditemukan tenaga mesin yang prosesnya lebih cepat. Sedangkan perubahan negatif yaitu perubahan yang menuju ke arah yang semakin memperburuk keadaan awal walaupun dengan adanya perubahan tersebut bisa menambah wawasan si pengguna, seperti internet jika dipergunakan dengan baik maka akan memudahkan kita untuk mengakses berbagai hal yang awalnya sulit dijangkau namun belakangan banyak juga yang menyalah gunakan dari fungsi teknologi ini dan inilah yang dilihat dari sisi negatif perubahan tersebut. Namun yang akan dibahas dalam penelitian kali ini yaitu Perubahan dalam bentuk lingkungan. Perubahan lingkungan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Perubahan yang terjadi pada lingkungan hidup manusia menyebabkan adanya gangguan terhadap keseimbangan karena sebagian dari komponen lingkungan menjadi berkurang fungsinya. Perubahan lingkungan dapat terjadi karena campur tangan manusia dan dapat pula karena faktor alami. Dampak dari perubahannya belum tentu sama, namun akhirnya 22 manusia juga yang mesti memikul serta mengatasinya . 1 Perubahan pemanfaatan lahan dalam pengertian pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang merupakan gejala umum yang terjadi di kota-kota yang pesat pertumbuhannya. Gejala perubahan pemanfaatan lahan biasanya terjadi pada lahan yang strategis. Selain mengalami perubahan fungsi pemanfaatan lahan biasanya akan menyebabkan terjadinya perubahan pada tatanan bangunan. Sebagai contoh gejala tersebut juga terjadi pada kawasan LC. Gatot Subroto Barat yaitu perubahan fungsi pemanfaatan lahan dari fungsi permukiman menjadi fungsi perdagangan dan jasa. Gejala yang diawali dengan adanya penetrasi kegiatan perdagangan dan jasa pada kawasan studi menimbulkan berbagai dampak negatif. Hal ini menunjukkan bahwa gejala tersebut tidak cukup diantisipasi, dan memungkinkan terjadi di kawasan permukiman lainnya. Dengan pertimbangan, tidak seharusnya pada kawasan permukiman terjadi perubahan pemanfaatan lahan yang hanya berorientasi ekonomi, maka perlu upaya pengendalian yang dapat mengurangi dampak negatif perubahan pemanfaatan lahan. Perubahan fungsi pemanfaatan lahan juga berpengaruh terhadap perubahan pelanggaran tata bangunan. Faktor daya tarik tapak, kemudahan fungsional, daya tarik fungsional dan gengsi kawasan merupakan faktor penyebab investor untuk mengubah pemanfaatan lahan pada kawasan studi. Pola perubahan pemanfaatan lahan yang terjadi menimbulkan dampak pada aspek ekonomi, sosial dan lingkungan terhadap pemerintah daerah, 1 http:bebas.ui.ac.idv12sponsorSponsor-PendampingPrawedaBiologi003820Bio 201-8c.htm 23 masyarakat dan kegiatan kota. Untuk itu, upaya pengendalian pemanfaatan lahan yang dilakukan sehingga dapat mengantisipasi dampak negatif yang terjadi adalah melalui mekanisme perijinan dan pemberlakuan disinsentif. 2 Suatu perubahan dikatakan berpengaruh besar jika perubahan tersebut mengakibatkan terjadinya per- ubahan pada struktur kemasyarakatan, hubungan kerja, sistem mata pencaharian, dan stratifikasi masyarakat. Sebagaimana tampak pada perubahan masyarakat agraris menjadi industrialisasi. Pada perubahan ini memberi pengaruh secara besar-besaran terhadap jumlah kepadatan penduduk di wilayah industri dan mengakibatkan adanya perubahan mata pencaharian. 3 Perubahan revolusi merupakan perubahan yang berlangsung secara cepat dan tidak ada kehendak atau perencanaan sebelumnya. Secara sosiologis perubahan revolusi diartikan sebagai perubahan-perubahan sosial mengenai unsur-unsur kehidupan atau lembaga- lembaga kemasyarakatan yang berlangsung relatif cepat. Dalam revolusi, perubahan dapat terjadi dengan direncanakan atau tidak direncanakan, dimana sering kali diawali dengan ketegangan atau konflik dalam tubuh masyarakat yang bersangkutan. 4 Bicara soal perubahan lingkungan memang tidak terlepas dari perubahan iklim dan cuaca. Dimana salah satu penyebab utama perubahan itu adalah manusia itu sendiri. Proses pengrusakan alam yang telah terjadi sejak ratusan 2 http:digilib.itb.ac.idgdl.php?mod=browseop=readid=oai:digilib.its.ac.id:ITSMaster 3100003017383 3 Abdulsyani, 1992, Sosiologi Skematika Teori dan Terapan, Jakarta, Bumi Aksara. Hlm. 10-36 4 Susanto, Astrid, 1985, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, Bandung, Bina Cipta. Hlm. 28 24 tahun seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 5 Dari pernyataan dalam artikel tersebut yang penulis rasa memiliki kesamaan pada kasus perubahan fungsi lahan di situ kuru yang salah satu faktor penyebabnya adalah ulah manusia yang tidak puas akan nafsu dalam pemanfaatan lahan untuk bisnis sehingga situ kuru tak lagi berfungsi sebagai daerah resapan air. Dapat kita ketahui pula dai perubahan iklim lingkungan tersebut nantinya akan berpengaruh ke dalam perubahan sosial karena perubahan lingkungan tersebut turut mengubah suatu pola kehidupan sosial masyarakat seperti yangterjadi di Situ Kuru, bisa saja di dalamnya terjadi konflik dalam memperebutkan suatu lahan tersebut untuk kepentingan pribadi dan bangunan lahan bisnis. Everett E. Hagen dan David Mc Clelland, melihat perubahan dari sudut pandang pembangunan ekonomi dan modernisasi. Modernisasi dalam konteks ini adalah mengacu pada asumsi bahwa meciptakan masyarakat modern pada dasarnya identik dengan masyarakat barat. Dalam pandangna Hagen perubahan dalam masyarakat terjadi karena kemajuan teknologi yang berdampak pada peningkatan pendapatan perkapita masyarakat. 6 Perubahan-perubahan sosial dewasa ini sebagai akibat pembangunan ekonomi hendaknya perlu untuk ditegaskan apa saja. Perubahan-perubahan di luar ekonomi itu tidak dapat dihindarkan oleh karena setiap perubahan dalam 5 http:waroengkemanx.blogspot.com201101dampak-perubahan-lingkungan-di- rumah.html 6 Prof. Dr. Syamsir Salam, MS. Dan Amir Fardhilah, S. Sos., M.Si Sosiologi Pedesaan. Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hal. 125 25 suatu lembaga kemasyarakatan niscaya akan mengakibatkan perubahan- perubahan pula di dalam lembaga kemasyarakatan lainnya. Proses yang demikian itu dapat dimengerti apabila diingat, bahwa lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat senantiasa saling mempengaruuhi secara timbal balik. Hal ini menunjukan bahwa perubahan itu bersifat kompleks. Perubahan-perubahan di dalam masyarakat dapat mengenai norma-norma, nilai-nilai, pola-pola perilaku orang, organisasi, susunan dan stratifikasi kemasyarakatan, juga dpat mengenai lemabaga masyarakat seperti yang telah dijelaskan diatas. 7 Tidak semua gejala-gejala sosial yang mengakibatkan perubahan dapat dikatakan sebagai perubahan sosial, gejala yang dapat mengakibatkan perubahan sosial memiliki ciri-ciri antara lain; 1. Setiap masyarakat tidak akan berhenti berkembang karena mereka mengalami perubahan baik lambat maupun cepat. 2. Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu akan diikuti dengan perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya. 3. Perubahan sosial yang cepat dapat mengakibatkan terjadinya disorganisasi yang bersifat sementara sebagai proses penyesuaian diri. 4. Perubahan tidak dibatasi oleh bidang kebendaan atau bidang spiritual karena keduanya memiliki hubungan timbal balik yang kuat. 8 Berdasarkan cepat lambatnya, perubahan sosial dibedakan menjadi dua 7 Ir. Yayuk Yuliati, MS dan Mangku Poernomo, SP SOSIOLOGI PEDESAAN Yogyakarta, LAPPERA PUSTAKA UTAMA 2003, h. 120-121 8 Robert M.Z. Lawang,1985. Buku Materi Pokok Pengantar Sosiologi Modul 4 –6, Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Terbuka. Hlm. 79 26 bentuk umum yaitu perubahan yang berlangsung cepat dan perubahan yang berlangsung lambat. Kedua bentuk perubahan tersebut dalam sosiologi dikenal dengan evolusi dan revolusi. 9 Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai kedua bentuk perubahan tersebut; Perubahan evolusi adalah perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam proses lambat, dalam waktu yang cukup lama dan tanpa ada kehendak tertentu dari masyarakat yang bersangkutan. Perubahan-perubahan ini berlangsung mengikuti kondisi perkembangan masyarakat, yaitu sejalan dengan usaha-usaha masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Dengan kata lain, perubahan sosial terjadi karena dorongan dari usaha-usaha masyarakat guna menyesuaikan diri terhadap kebutuhan- kebutuhan hidupnya dengan perkembangan masyarakat pada waktu tertentu. Contoh, perubahan sosial dari masyarakat berburu menuju ke masyarakat meramu. Menurut Soerjono Soekanto, terdapat tiga teori yang mengupas tentang evolusi, yaitu: a. Unilinier Theories of Evolution: menyatakan bahwa manusia dan masyarakat mengalami perkembangan sesuai dengan tahap-tahap tertentu, dari yang sederhana menjadi kompleks dan sampai pada tahap yang sempurna. b. Universal Theory of Evolution: menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Menurut 9 Abdulsyani, 1992, Sosiologi Skematika Teori dan Terapan, Jakarta, Bumi Aksara. Hlm. 10-36 27 teori ini, kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi yang tertentu. c. Multilined Theories of Evolution: menekankan pada penelitian terhadap tahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat. Misalnya, penelitian pada pengaruh perubahan sistem pencaharian dari sistem berburu ke pertanian. Perubahan revolusi merupakan perubahan yang berlangsung secara cepat dan tidak ada kehendak atau perencanaan sebelumnya. Secara sosiologis perubahan revolusi diartikan sebagai perubahan-perubahan sosial mengenai unsur-unsur kehidupan atau lembaga-lembaga kemasyarakatan yang berlangsung relatif cepat. Dalam revolusi, perubahan dapat terjadi dengan direncanakan atau tidak direncanakan, dimana sering kali diawali dengan ketegangan atau konflik dalam tubuh masyarakat yang bersangkutan. Revolusi tidak dapat terjadi di setiap situasi dan kondisi masyarakat. Secara sosiologi, suatu revolusi dapat terjadi harus memenuhi beberapa syarat tertentu, antara lain adalah: a. Ada beberapa keinginan umum mengadakan suatu perubahan. Di dalam masyarakat harus ada perasaan tidak puas terhadap keadaan, dan harus ada suatu keinginan untuk mencapai perbaikan dengan perubahan keadaan tersebut. b. Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang dianggap mampu memimpin masyarakat tersebut. c. Pemimpin tersebut dapat menampung keinginan-keinginan tersebut, 28 untuk kemudian merumuskan serta menegaskan rasa tidak puas dari masyarakat, untuk dijadikan program dan arah bagi geraknya masyarakat. d. Pemimpin tersebut harus dapat menunjukkan suatu tujuan pada masyarakat. Artinya adalah bahwa tujuan tersebut bersifat konkret dan dapat dilihat oleh masyarakat. Selain itu, diperlukan juga suatu tujuan yang abstrak. Misalnya perumusan sesuatu ideologi tersebut. e. Harus ada momentum untuk revolusi, yaitu suatu saat di mana segala keadaan dan faktor adalah baik sekali untuk memulai dengan gerakan revolusi. Apabila momentum pemilihan waktu yang tepat yang dipilih keliru, maka revolusi apat gagal. 10

B. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat