Analisis Disfungsi lahan Situ Kuru

49

BAB IV ANALISIS PERUBAHAN PEMANFAATAN TANAH SITU KURU

TERHADAP PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT SEKITAR

A. Analisis Disfungsi lahan Situ Kuru

Pada awalnya memang Situ Kuru digunakan warga Ciputat sebagai daerah resapan air, namun kini keadaanya berubah Situ mulai dipenuhi oleh tanaman Eceng Gondok dan Kangkung Liar. Sampah dari dapur warung- warung makanan dan kos-kosan mahasiswa pun turut menghiasi Situ Kuru saat ini. Kondisinya kini amat memprihatinkan. Dari mulai disfungsi lahan, pendangkalan Situ Kuru, kesemrawutan daerah sekitar Situ Kuru, Ruang Terbuka Hijau RTH yang semakin menyempit, bangunan-bangunan ilegal di sepanjang Situ Kuru, dan kepedulian warga sekitar yang masih minim terhadap sampah, ditambah dengan volume air yang tinggi di waktu hujan turun yang berpotensi menyebabkan banjir dan penyebaran penyakit akibat lingkungan yang kurang bersih dan sehat. Sangat menyedihkan kondisi tersebut, mengingat di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sendiri tercatat dua Lembaga Kemahasiswaan yang bergerak di bidang lingkungan hidup dan pecinta alam, tapi lingkungan sekitar kampus yang paling dekat pun seakan tidak tersentuh oleh tangan-tangan para mahasiswa yang memproklamirkan diri sebagai ‘pecinta alam dan lingkungan hidup’. Bukan juga bermaksud menyalahkan mereka tetapi secara awam terlihat sangat ironis sekali dengan kondisi yang ada di Situ Kuru sendiri. Kita sama-sama mengetahui bahwa peruntukan lahan Situ Kuru sebagai daerah resapan air dan Ruang Terbuka Hijau RTH mestinya menjadi kesadaran dari berbagai pihak yang berkepentingan di daerah ini, tanpa terkecuali pihak kampus, Pemkot Tangerang Selatan dan masyarakat sekitar. Semua itu tak akan terwujud tanpa kemauan baik dari semua pihak agar kelestariannya mendatangkan kebaikan bersama. Tidak seperti saat ini di mana kondisinya amat memprihatinkan sekali, yang hanya dipenuhi dengan eceng gondok, kangkung liar dan sampah-sampah yang menumpuk, serta penyempitan lahan Situ Kuru yang digunakan untuk berbagai kepentingan seperti pembangunan tempat kos, warung makan, warung internet, dan sebagainya, baik legal maupun ilegal, perubahan keadaan Situ Kuru tersebut terjadi pasca Reformasi pada tahun 1998, seluruh keadaan Situ Kuru yang indah berubah menjadi rusak, kotor dan tidak sesuai fungsinya lagi. 1 Bagaimanapun kampus yang telah banyak mencetak intelektual muslim Indonesia tersebut telah memberikan dampak yang begitu besar terhadap Situ Kuru. Namun agak sulit mencari keterangan tentang Situ Kuru karena namanya sendiri seakan tertelan oleh nama besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Secara tidak sengaja saat penelitian ini terdapat sekelumit kisah mengenai situ yang kini hanya tersisa seluas satu hektar dari empat hektar luas aslinya. Dari sekian jumlah luas Situ Kuru yang hilang, kini banyak berdiri bangunan-bangunan ilegal yang mulai bermunculan di pinggiran Situ, 1 www.google.co.idsitu_kuru kebanyakan adalah kos-kosan untuk para mahasiswa yang semakin membludak setiap tahunnya. Ada juga warung-warung makan seperti warteg, nasi padang dan warung lesehan, sekretariat organisasi gerakan mahasiswa, warnet, rental PS2, warung kopi dan sebagainya begitu cepat memenuhi ruang Jalan Pesanggrahan yang tak lain adalah pinggiran Situ Kuru sendiri. Siapa yang mendirikan bangunan-bangunan ilegal yang menyebabkan pinggiran Situ Kuru menjadi berkurang, pemilik bangunan-bangunan tersebut adalah para akademisi yang bekerja sebagai dosen di Kampus UIN Syarif Hidayatullah. Dosen-dosen tersebut rupanya mencari penghasilan tambahan dengan cara membangun dan menyewakan rumah-rumah dan kamar-kamar kontrakan kepada mahasiswa serta para pengusaha kecil. 2

B. Dampak pasca perubahan alih fungsi lahan