Prinsip Pendekatan Kontekstual Pembelajaran Kontekstual

Terdapat salah satu karyanya John Dewey yaitu Democracy and Education 1916 yang berkaitan dengan pendekatan kontekstual. Pertama, Pendidikan adalah suatu transmisi yang dilakukan melalui komunikasi. Komunikasi adalah proses dari penyatuan empiris dan proses modifikasi watak hingga menjadi suatu keadaan pribadi. Hal ini menggambarkan bahwa setiap rancangan sosial memiliki bagian penting dari sebuah kelompok, dari yang tua hingga yang termuda. Untuk itu, pentingnya komunikasi bagi anak ketika belajar karena hal itu berguna untukya kelak dalam masyarakat. Hendaknya siswa dilatih dengan menggunakan waktu belajarnya untuk mengaitkan, berdiskusi, berpikir kritis atau mengerjakan proyek dalam memahami masalah melalui kerja kelompok. Kegiatan tersebut termasuk ciri dari pendekatan kontekstual. Kedua, Pendidikan sebagai fungsi sosial. Manusia harus dapat memecahkan permasalahannya sendiri, jika tidak bisa atau tidak mau berusaha maka manusia akan kehilangan identitas dirinya sebagai makhluk hidup. Maka anak-anak perlu pembelajaran yang dikaitkan dengan kehidupan nyatamasalah. Pembelajaran yang dikaitkan dengan permasalahan kehidupan yang berkembang di masyarakat, hal itu termasuk ciri dari pendekatan kontekstual. Karena hal itu berguna ketika anak- anak beranjak dewasa sehingga dapat memecahkan masalah dalam kehidupannya. Ketiga, sekolah-sekolah merupakan kesempatan yang besar bagi penafsiran sebuah aktivitas di dalam pengajaran, dan mereka mungkin memperoleh sebuah perasaan sosial atas kekuatan mereka sendiri dari materi-materi serta peralatan-peralatan yang digunakan di sekolah. Maksudnya sekolah adalah sarana bagi anak mengetahui makna kegiatan dalam pembelajaran dan pengajaran. Melalui materi-materi serta peralatan- peralatan yang digunakan di sekolah memungkinkan mereka mengaplikasikannya di kehidupannya. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Hal itu termasuk ciri dari pendekatan kontekstual 11 Keempat, Pengetahuan adalah pengalaman yang bermakna dalam kehidupan. Belajar melalui pengalaman-pengalaman yang biasa dilakukannya. Pengalaman yang telah didapat bermanfaat dalam kehidupan peserta didik sehari-hari. Melalui kebiasaan tersebut akan memberikan pelajaran untuk lebih memanfaatkan lingkungan sesuai dengan keinginan manusia. Kebiasaan tersebut dapat menghasilkan pemikiranriset dan membuat tujuan-tujuan yang baru. Potensi dasar dari masing-masing individu akan terdorong dan berkembang ke arah kemampuan baru. Hal tersebut selaras dengan prinsip pendekatan kontekstual . Kelima, Pendidikan adalah mempersiapkan atau mendapat kesiapan untuk menjawab tugas atau tanggung jawab mendatang. Hendaknya dalam proses pembelajaran memberi pengetahuan, keterampilan dan kemampuan untuk bekal anak ketika dewasa. Hal ini sangatlah berguna agar anak kelak mengetahui tanggung jawab dan hak-hak kehidupan dewasa. Melalui pembelajaran ini, siswa menjadi tanggung jawab terhadap dunia mereka dan sekitarnya. Karena pada dasarnya pendidikan mempersiapkan anak dalam menghadapi tugas atau tanggung jawab di masa yang akan datang. Hal tersebut selaras dengan hakikat pengertian pendekatan kontekstual. 12 Pada era selanjutnya pendekatan kontekstual Contextual Teaching and Learning dikembangkan oleh The Washington State Consortium for Contextual Teaching and Learning, yang melibatkan 11 perguruan tinggi, 20 sekolah dan lembaga-lembaga yang bergerak dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Pada saat departemen pendidikan Amerika mendanai proyek yang dinamai Recruiting New Teacher yang bertujuan membangun tenaga kerja 11 John Dewey, Democracy and Education, EBook 852, 2010, h. 1, http:www.gutenberg.orgfiles852852-h852-h.htm , diakses tanggal 28 Januari 2014 12 Ibid, h. 36