3. Siswa kurang mampu menerapkan mata pelajaran agama Islam dalam
kehidupan sehari-hari 4.
Konsep pendidikan John Dewey umumnya digunakan pada mata pelajaran eksakta matematika, biolgi, kimia, fisika
Pembatasan Masalah Penelitian
Mengingat luasnya permasalahan yang telah diungkapkan dan agar penelitian ini terarah dan operasional, maka masalah pokok yang akan diteliti
dibatasi pada: 1.
Pembahasan konsep Pendidikan John Dewey 2.
Pembahasan mengenai mata pelajaran agama Islam 3.
pendekatan kontekstual Contextual Teaching and Learning.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Dari pembatasan masalah di atas, maka permasalahan yang dibahas dalam penelitian dirumuskan sebagai berikut:
“Bagaimana implementasi konsep pendidikan John Dewey pada mata pelajaran agama Islam dengan
pendekatan kontekstual Contextual Teaching and Learning? ”
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, penelitian ini adalah sebagai berikut: Mengetahui implementasi konsep pendidikan John Dewey
pada mata pelajaran pendidikan agama Islam dengan pendekatan kontekstual Contextual Teaching and Learning.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1.
Bagi guru, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi sumbangan pengetahuan dalam memilih strategi dan pendekatan pembelajaran yang
efektif dalam proses belajar-mengajar khususnya di bidang studi agama
islam.
2. Bagi Siswa, hasil penelitian ini dapat memudahkan siswa dalam
memahami pelajaran agama islam.
3. Bagi Penulis, Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan bekal ilmu
pengetahuan, bahwasanya konsep pendidikan John Dewey dapat diterapkan pada mata pelajaran agama islam dengan pendekatan
kontekstual Contextual Teaching and Learning. Dan dapat menerapkannya kelak dengan baik dalam proses kegiatan belajar-
mengajar.
7
BAB II KAJIAN TEORITIK
A. Pembelajaran Kontekstual
1. Pengertian Pendekatan Kontekstual
Menurut Wina Sanjaya Pertama, kontekstual menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajar
diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung. Proses belajar dalam konteks CTL tidak mengharapkan agar siswa hanya menerima
pelajaran, akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran.
Kedua, CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa
dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat
menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan hubungan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengaitkan
materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan bermakna secara fungsional, akan tetapi materi yang
dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan.
Ketiga, CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan, artinya CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat
memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.
Materi pelajaran dalam konteks CTL bukan untuk ditumpuk pada otak dan kemudian dilupakan, akan tetapi sebagai bekal mereka dalam mengarungi
kehidupan nyata.
1
1
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencaana, 2008, h. 255
Pengertian tersebut disimpulkan oleh E. B. Johnson bahwa kontekstual berarti “teralami” oleh siswa. pendekatan kontekstual
Contextual Teaching and LearningCTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi
dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses
pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami bukan mentransfer pengetahuan dari guru kepada siswa.
2
Pada saat pendekatan kontekstual, guru harus mampu menerjemahkan
keanekaragaman dalam proses belajar-mengajar, baik pemilihan materi, penggunaan metode maupun setting pembelajaran. Hal semacam ini akan
lebih mengaktifkan siswa dan guru. Potensi dasar dari masing-masing akan terdorong dan berkembang ke arah kemampuan baru. Melalui
pembelajaran ini, siswa menjadi tanggung jawab terhadap dunia mereka dan sekitarnya. Mereka akan menggunakannya di kehidupan nyata
sehingga memiliki motivasi tinggi dalam belajar.
3
Dengan demikian pendekatan kontekstual mengutamakan pada pengetahuan dan pengalaman atau dunia nyata Real World Learning,
berpikir tingkat tinggi, berpusat pada siswa, siswa aktif, kritis, kreatif, memecahkan masalah, siswa belajar menyenangkan, mengasikan, tidak
membosankan Joyfull and Quantum Learning, dan menggunakan berbagai sumber belajar.
4
2. Peran Guru dalam Pendekatan Kontekstual
Tugas guru dalam pendekatan kontekstual adalah membantu siswa dalam mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih berurusan dengan
2
Elaine B. Johnson, op. cit., h. 20
3
Abdurrahman, Meaningful Learning Re-Invensi Kebermaknaan Pembelajaran, Yogyakarta, h. 92
4
Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: CV Wacana Prima, 2009, h. 57