Karya-karya John Dewey Konsep Pendidikan John Dewey

perang total, udara dan air kotor, kepadatan penduduk dan sebagainya yang dapat membahayakan kehidupan manusia. Kita wajib bertindak guna mengatasi kesulitan dari luar dengan kerja badan atau rohani, terutama pikir. Kita harus berfikir dan bekerja, karena berpikir tidak lain adalah reaksi atau perangsang dari luar, yaitu kesulitan. Dengan ini jelaslah bahwa dasar ilmu kejiwaan dari John Dewey itu behaviorisme. Ternyata bahwa berbuat atau bekerja itu termasuk proses dalam evolusi. Dan barang siapa tidak dapat mengatasi kesulitan atau berbuat yang tidak bermanfaat guna menyesuaikan diri dengan alamnya, jadi kalah dalam perjuangan untuk hidup The Struggle for Live dan akan tenggelam atau lenyap dari masyarakat. Ia terseleksi oleh alam dan disingkirkan. Tinggallah yang kuat, artinya yang dapat bertahan menyesuaikan diri dengan alamnya atau lingkungan hidup maupun ekologinya The Survival of The Fittest. 23

4. Konsep Pendidikan John Dewey

Menurut Dewey tidak diutamakan pendidikan kecerdasan, tetapi pendidikan sosial dan kesusilaan. Kecerdasan penting tetapi bukanlah hal yang utama, tetapi pendidikan kemasyarakatan dan kesusilaan. Pendidikan kemasyarakatan dan pendidikan kesusilaan menurut Dewey amat erat kaitannya. Dan untuk mencapai pendidikan kemasyarakatan dan pendidikan kesusilaan, John Dewey menginginkan pendidikan untuk anak berdasarkan atas 2 segi yaitu psikologi dan sosiologi. a. Dasar Psikologi. Cara memberi pengajaran wajib disesuaikan dengan tingkatan perkembangan, cara berfikir dan cara bekerja anak. Penentuan bahan pengajaran wajib disesuaikan dengan perhatian dan keperluan anak, sebagai akibat dari instingnya. Maka segala sesuatu 23 Soejono, op. cit,. h. 128 wajib disesuaikan dengan insting anak. 24 Dewey mengenal 4 macam insting, yaitu: 1 Insting sosial. Insting sosial yang dimaksud oleh Dewey ialah keinginan anak mengadakan hubungan dengan orang di sekitarnya. Insting sosial sebagai proses pertumbuhan dan proses dimana anak didik dapat mengambil kejadian-kejadian dari pengalaman lingkungan sekitarnya. Kita amati ketika anak bermain bersama dengan temannya jika tidak ada teman, anak akan sulit bermain. Alat permainan saja belum cukup untuk anak, ia masih memerlukan temannya untuk bermain bersama. Ada alat penghubung sosial yang dipergunakan dalam pergaulan, yaitu bahasa. Bahasa tidak hanya menjadi alat penghubung dalam pergaulan anak, tetapi juga untuk generasi yang lampau 25 Anak adalah organisme yang mengalami satu proses pengalaman, sebab ia merupakan bagian integral dari lingkungannya dengan peristiwa-peristiwa, antar hubungan, perasaan pikiran dan benda-benda. Anak dalam lingkungannya selalu mengalami perubahan dan perkembangan. Sehingga anak membutuhkan proses pendidikan untuk latihan dan penyempurnaan inteligensi. Sekolah merupakan lembaga pendidikan pembinaan anak yang paling efektif, jika sekolah tersebut didasarkan pada prinsip-prinsip pendidikan yang tepat. 26 2 Insting menyelidiki. Bukti adanya insting menyelidiki ialah bahwa anak itu suka merusak segala sesuatu yang ia pegang. Alat permainan yang dibeli mahal oleh orang tua untuknya sebentar saja ia rusak, karena anak ingin menyelidiki seluk beluk. Ia ingin mengetahui apa sebabnya mobilnya dapat berjalan? apakah isi 24 Muis Sad Iman, Pendidikan Partisipatif Menimbang Konsep Fitrah dan Progresivisme John Dewey, Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2004, Cet. I, h. 71 25 Soejono, loc. cit. 26 Muhammad Noor Syam, op. cit., h. 249-250.