Pengalaman dan pelatihan auditor.

Jasa tertentu yang diberikan kantor akuntan publik yang memberi kemungkinan kliennya untuk meningkatkan efektifitas operasinya. d. Jasa Akuntansi dan Pembukuan Jasa yang diberikan berupa pembuatan laporan keuangan, mengerjakan buku besar dan ayat jurnalnya, melakukan tugas-tugas pembukuan dan juga mengeluarkan mengeluarkan laporan kompilasi guna memenuhi laporan klien.

C. Pengalaman dan pelatihan auditor.

1. Definisi pengalaman Pengalaman merupakan salah satu elemen penting dalam tugas audit disamping pengetahuan yang juga harus dimiliki seorang auditor Sumardi dan Hardiningsih, 2002. auditor merupakan seseorang yang dianggap ahli oleh masyarakat untuk melakukan pemeriksaan pada suatu perusahaan ataupun instansi. Tubbs 1992 dalam Widagdo dkk, 2002 menunjukkan bahwa ketika akuntan pemeriksa menjadi lebih berpengalaman maka auditor menjadi sadar terhadap lebih banyak kekeliruan yang terjadi, dan memiliki salah pengertian secara signifikan terhadap pembuat keputusan audit pada waktu kompleksitas penugasan dihadapi oleh auditor Mohhammadi dan Wright, 1987 dalam Sumardi dan Hardiningsih 2002. Menurut Gibbins 1984 dalam Hastuti dkk 2003 pengalaman baik langsung maupun tidak langsung sangat penting dalam membentuk struktur proses dan prikologis dari judgment. Pengalaman merupakan salah satu elemen penting dalam tugas audit disamping pengetahuan yang juga harus dimiliki auditor Cristiawan, 2002. Pengalaman dalam praktik audit juga harus mensyaratkan asisten junior, yang baru masuk ke dalam karier auditing harus memperoleh pengalaman profesionalnya dengan mendapat supervisi yang memadai dan review atas pekerjaannya oleh atasan yang lebih berpengalaman. IAI,2004. Menurut Bonner 1990 semakin lama auditor tersebut bekerja, maka auditor tersebut akan memberikan pertimbangan yang lebih matang dengan sendirinya akan mengurangi resiko audit secara signifikan. Suraida 2005 menyebutkan penelitian-penelitian mengenai pengalaman. Diantaranya, Butt J.L 1988 dalam Suraida 2005 mengungkapkan bahwa akuntan pemeriksa yang berpengalaman akan membuat judgment yang relatif baik dalam tugas-tugas profesional dibandingkan dengan akuntan pemeriksa yang belum berpengalaman, Merchant G.A 1989 dalam Suraida 2005 menemukan bahwa akuntan pemeriksa yang berpengalaman mampu mengidentifikasikan secara lebih baik mengenai kesalahan-kesalahan dalam telaah analitik, sedangkan Libby dan Frederick 1990 dalam Suraida 2005 menemukan bahwa semakin banyak pengalaman, auditor makin dapat menghasilkan berbagai macam dugaan dalam menjelaskan temuan audit. Judgement dari akuntan publik yang lebih berpengalaman akan lebih intuitif dibandingkan dengan auditor yang kurang pengalamannya sebab pembuat judgemnet lebih mendasarkan kebiasaan dan kurang mengikuti proses pemikiran dari judgement itu sendiri Slovic, Fischhoff and Lictensteib, 1972 dalam Hastuti dkk, 2003. Tubbs 1992 dalam Widagdo dkk, 2002 mengatakan bahwa auditor yang berpengalaman akan memiliki kenggulan dalam hal: 1 mendeteksi kesalahan, 2 memahami kesalahan secara akurat, dan 3 mencari penyebab kesalahan. Di dalam defenisi tersebut pengalaman memadai adanya suatu yang terus hidup secara nyata dan diperoleh dari belajar bukanya diperoleh secara langsung melalui desas-desus atau laporan. 2. Definisi Pelatihan Definisi pelatihan menurut Tanjung dan Arep 2002 adalah sebagai berikut: “ pelatihan merupakan salah satu usaha untuk mengembangkan sumber daya manusia, terutama dalam hal pengetahuan knowledge, kemampuan ability, keahliaan skill dan sikap attitude.” 3. Definisi Pengetahuan Pengetahuan menurut Tanjung dan Arep 2002 adalah sesuatu dengan sebuah derajat yang bisa dipertanggungjawabkan yang diperoleh melalui pengalaman atau asosiasi atau kontrak dengan hal atau individu yang dikenal.

D. Konsep Fraud

Dokumen yang terkait

Pengaruh pemberian sertifikasi qualified internal auditor (QIA) dan pengalaman kerja auditor internal terhadap kemampuan dalam mendeteksi fraud (studi empiris pada Perusahaan di Jakarta)

2 18 132

Pengaruh pengalaman, pelatihan dan skeptisisme profesional auditor terhadap pendektesian kecurangan: studi empiris pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Jakarta

1 8 87

Pengaruh penerapan aturan etika, pengalaman dan skeptisme profesional auditor terhadap pendekteksian kecurangan : studi empiris beberapa kantor akuntan publik di dki jakarta

2 24 126

Pengaruh Pengalaman, Independensi dan Skeptisme Profesional, Auditor terhadap Pendeteksian Kecurangan (Studi Empiris pada KAP di Wilayah Jakarta)

9 46 147

Pengaruh Profesionalisme dan PenganAuditor terhadap Kemampuan Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan

0 1 23

PENGARUH PENGALAMAN AUDITOR, INDEPENDENSI, TEKANAN WAKTU DAN BEBAN KERJA TERHADAP KEMAMPUAN AUDITOR DALAM MENDETEKSI KECURANGAN

0 1 16

Pengaruh Skeptisisme Profesional, Independensi, Kompetensi, Pelatihan Auditor, dan Resiko Audit Terhadap Tanggung Jawab Auditor Dalam Mendeteksi Kecurangan - Unika Repository

0 0 15

Pengaruh Skeptisisme Profesional, Informasi Afektif, Akuntabilitas, Pengetahuan, dan Pengalaman terhadap Pertimbangan Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan - Unika Repository

0 1 14

Pengaruh Skeptisisme Profesional, Informasi Afektif, Akuntabilitas, Pengetahuan, dan Pengalaman terhadap Pertimbangan Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan - Unika Repository

0 0 23

Pengaruh Skeptisisme Profesional, Informasi Afektif, Akuntabilitas, Pengetahuan, dan Pengalaman terhadap Pertimbangan Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan - Unika Repository

0 0 37