memajukan profesi. American Accounting Association AAA, AICPA, Institute of Management Accountants IMA dan Kantor Akuntan Publik Besar bekerja sama
untuk melakukan riset tentang profesi. Hal ini bisa dikembangkan lebih dalam hal penyusunan kurikulum pendidikan formal dan pelatihan. Masukan dari Kantor
Akuntan Publik dan organisasi profesi sangat diperlukan untuk mengembangkan suatu kurikulum pendidikan formal akuntansi dan pelatihan akuntansi.
Pengalaman akuntan publik akan terus meningkat seiring dengan makin lamanya audit dilakukan serta kompleksitas transaksi keuangan perusahaan yang
diaudit. Lamanya audit yang pernah dilakukan oleh seorang auditor serta kompleksitas transaksi keuangan yang dihadapi akan menambah dan memperluas
pengetahuannya di bidang akuntansi dan auditing yang pernah diterimanya saat pendidikan formal dan pelatihan. Berdasarkan uraian diatas,penelitian ini
mengemukakan hipotesis berikut ini.
G. Pengaruh Pengalaman dan pelatihan auditor terhadap pengetahuan auditor tentang
fraud
Dihubungkan dengan pengalaman, hasil penelitiaan Tubbs 1992 dalam Novianti 2002 menyatakan bahwa pengalaman seorang auditor berpengaruh pada
struktur pengetahuan auditor tentang jenis-jenis kecurangan yang berbeda yang diketahuinya. Sebaliknya, Sularso dan Naim 1999 dalam penelitiannya
menyimpulkan bahwa perbedaan pengalaman tidak berpengaruh terhadap jumlah pengetahuan tentang jenis-jenis kekeliruan yang berbeda yang diketahuinya.
Pengalaman yang didapat dari program khusus tertentu mempunyai pengaruh yang lebih besar. Pelatihan bagi akuntan publik meliputi jenis dan kualitas pelatihan.
Materi pelatihan harus dirancang dengan sebaik-baiknya. Pelatihan harus dibuat sistematis dan berjenjang sesuai dengan tingkatan auditor yang ada di kantor
akuntan publik. Pelatihan terhadap junior auditor akan berbeda dengan pelatihan bagi manajer auditor. Pelatihan bisa diselenggarakan oleh organisasi profesi atau
dilakukan secara mandiri oleh kantor akuntan publik terhadap staf auditor. Pelatihan harus dilakukan untuk mengisi kekurangan dan memberikan penekanan pada praktik
auditing dan standar akuntansi bagi staf auditor di kantor akuntan publik. Apabila kedua variabel ini dikombinasikan bersama-sama yaitu pengalaman dan pelatihan
apakah memiliki pengaruh yang signifikan Terhadap pengetahuan auditor dalam mendeteksi kecurangan.
H. Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian yang membahas tentang pengaruh pengalaman dan pelatihan Auditor terhadap pengetahuan auditor dalam mendeteksi kecurangan
diantaranya adalah Ashton 1991 dalam Noviyani dan Bandi 2002, dalam penelitiannya tentang hubungan pengalaman dan tingkat pengetahuan sebagai
penentu keahlian audit menyimpulkan bahwa perbedaan pengalaman auditor tidak bisa menjelaskan perbedaan tingkat pengetahuan yang dimiliki auditor tersebut.
Selain itu, Merchant G.A 1989 dalam Suraida 2005 juga menemukan bahwa akuntan pemeriksa berpengalaman mampu mengidentifikasikan secara lebih
baik mengenai kesalahan-kesalahan dalam telaah analitik, sedangkan Libby dan Frederick 1990 dalam Suraida 2005 menemukan bahwa semakin banyak
pengalaman, auditor makin dapat menghasilkan berbagai macam dugaan dalam menjelaskan temuan audit. Sama halnya dengan hasil penelitian Tubbs 1992 dalam
Noviyani 2002 yang mengatakan bahwa pengalaman seorang auditor berpengaruh pada struktur pengetahuan auditor tentang jenis-jenis kecurangan.
Penelitian tentang pengalaman akuntan juga pernah dilakukan oleh Sularso dan Na’im 1999. Penelitian dilakukan untuk melihat pengaruh pengalaman
akuntan dalam mendeteksi kekeliruan. Dalam penelitiannya, Sularso dan Na’im 1999 menyimpulkan bahwa perbedaan pengalaman tidak berpengaruh terhadap
Jumlah pengetahuan tentang jenis-jenis kekeliruan yang berbeda yang diketahuinya.
Sedangkan penelitian yang hampir sama tentang pengalaman dan pelatihan auditor dilakukkan oleh Noviyani dan Bandi 2002. Penelitian dilakukan untuk
melihat pengaruh pengalaman dan pelatihan terhadap struktur pengetahuan auditor tentang kecurangan. Dalam hasil penelitianya, pengalaman berpengaruh terhadap
pengetahuan auditor dalam mendeteksi kecurangan. Sedangkan pelatihan lebih yang dilakukan auditor tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pengetahuan
auditor terhadap kecurangan yang terjadi Noviyani dan Bandi 2002. Tabel 2.1
Perbandingan Penelitian Terdahulu Dengan Sekarang Perbandingan Penelitian
Terdahulu Noviyani dan Bandi 2002
Penelitian Sekarang 2008
Objek Penelitian dan Sample
KAP di wilayah jawa dan 42 auditor yang berkerja di KAP
Tersebut. 6 KAP yang berada di daerah jakarta.
Sample adalah 35 Auditor dan 42 Mahasiswa yang telah mengikuti mata
kuliah auditing. Variabel
Independen a.
Pelatihan Auditor b.
Pengalaman Audit a. Pelatihan Auditor
b. Pengalaman Audit. Variabel
Dependen Struktur Pengetahuan Auditor
Tentang Kekeliruan Pengetahuan Auditor Dalam Mendeteksi
Kecurangan Metode Analisa
a. Regresi Linier Berganda
a. Regresi Linier Berganda Sumber : Data diolah
I. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Berdasarkan pemikiran di atas, maka dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Variabel Dependen
Variabel Independen
J. Perumusan Hipotesis