5 Sedang dililit utang
6 Temuan audit atas kekeliruan error atau ketidakberesan irregularities
dianggap tidak material ketika ditemukan 7
Bekerja tenang, bekerja keras, bekerja melampaui jam kerja, sering bekerja sendiri
8 Gaya hidup di atas rata-rata
9 Mobil atau pakaian mahal.
E. Pengaruh Pengalaman auditor Terhadap Pengetahuan auditor Untuk Mendeteksi
Fraud
Perbedaan pengalaman yang dihubungkan dengan pengetahuan dapat digunakan untuk mempengaruhi kinerja Bonner, 1994. Hayes-Roth, Hutchinson,
Murphy dan Wright dalam Noviyani dan Bandi 2002 menyatakan bahwa seseorang dengan pengalaman lebih pada suatu bidang tertentu mempunyai lebih
banyak item disimpan dalam ingatannya. Hal in didukung pula dengan penelitian Choo dan Trotmant 1991 dalam Noviyani dan Bandi 2002 yang menyatakan
bahwa auditor berpengalaman akan mengingat lebih banyak item daripada item yang sejenis, sedangkan auditor yang tidak berpengalaman akan lebih mengingant
item sejenis. Lain halnya dengan Ashton 1991 dalam Noviyani dan Bandi 2002, dalam
penelitiannya tentang hubungan pengalaman dan tingkat pengetahuan sebagai penentu keahlian audit menyimpulkan bahwa perbedaan pengalaman auditor tidak
bisa menjelaskan perbedaan tingkat pengetahuan yang dimiliki auditor tersebut.
auditor dengan tingkat pengalaman yang sama dapat saja menunjukkan perbedaan yang besar dalam tingkat pengetahuan yang dimiliki.
Penelitian tentang pengalaman akuntan juga pernah dilakukan oleh Sularso dan Na’im 1999. Penelitian dilakukan untuk melihat pengaruh pengalaman
akuntan dalam mendeteksi kekeliruan. Penelitian dilakukan terhadap 35 akuntan pemeriksa yang berpangalaman dari Kantor Akuntan Publik di Solo dan Jakarta
serta 35 Mahasiswa akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surakarta sebagai pengganti akuntan pemeriksa yang belum berpengalaman.
Suraida 2005 juga menyebutkan penelitian-penelitian mengenai pengalaman. Diantaranya, Butt J.L 1988 mengungkapkan bahwa akuntan pemeriksa yang
berpengalaman akan membuat judgment yang relatif baik dalam tugas-tugas profesional dibandingkan dengan akuntan pemeriksa yang belum berpengalaman,
Merchant G.A 1989 menemukan bahwa akuntan pemeriksa yang berpengalaman mampu mengidentifikasikan secara lebih baik mengenai kesalahan-kesalahan dalam
telaah analitik, sedangkan Libby dan Frederick 1990 menemukan bahwa semakin banyak pengalaman, auditor makin dapat menghasilkan berbagai macam dugaan
dalam menjelaskan temuan audit. Dalam penelitian yang dilakukan Kalbers dan Forgarty 1995, Purwoko
1996 dan Rahmawati 1997 dalam Sumardi dan Hadiningsih, 2002 menunjukkan bahwa pengalaman berhubungan positif dengan profesionalisme.
Penelitian yang hampir sama tentang pengalaman auditor juga dilakukan oleh Noviyani dan Bandi 2002. Penelitian dilakukan untuk melihat pengaruh
pengalaman dan pelatihan terhadap struktur pengetahuan auditor tentang kekeliruan. Penelitian dilakukan terhadap 39 auditor di Kantor Akuntan Publik di Jawa yang
memiliki posisi partner, supervisor dan asisten auditor. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pengalaman akan berpengaruh positif terhadap pengetahuan auditor tentang
jenis kekeliruan. Penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa pengalaman akan
mempengaruhi kemampuan auditor untuk mengetahui kekeliruan yang ada di perusahaan yang menjadi kliennya. Penelitian ini juga memberikan bukti bahwa
pelatihan yang dilakukan oleh auditor akan meningkatkan keahlian mereka untuk melakukan audit. Keahlian audit dan kemampuan untuk mengetahui kekeliruan
merupakan salah satu bagian dari kompetensi auditor.
F. Pengaruh pelatihan auditor terhadap pengetahuan auditor tentang fraud