1. Pengaruh Pengalaman auditor terhadap Pengetahuan auditor dalam
mendeteksi Kecurangan
Pada variabel ini, p value 0,000 0,05 sehingga Ho ditolak atau Hipotesis kedua Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa Pengalaman
auditor mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Pengetahuan auditor dalam mendeteksi kecurangan.
Hubungan antara Pengalaman auditor terhadap pengetahuan auditor dalam mendeteksi kecurangan bersifat positif. Semakin besar pengalaman auditor
dalam melaksanakan audit, semakin besar pula kecenderungan auditor untuk untuk dapat mendeteksi kecurangan. Nilai koefisien regresi sebesar 0,852
menunjukkan bahwa setiap penambahan 1 satuan variabel Pengalaman auditor akan meningkatkan Kemampuan auditor dalam mendeteksi Kecurangan sebesar
0,852. Hasil di atas menunjukkan bahwa auditor yang memiliki pengalaman cenderung lebih dapat medeteksi kecurangan.
Selain itu, Hasil output SPSS sebelumnya juga menunjukkan Coefficients dalam tabel 4.12 dapat disimpulkan
u
ji signifikansi untuk variabel X
1
pengalaman auditor dengan menggunakan uji t dengan penetapan alpha taraf kesalahan 5 adalah variabel X
1
Pengalaman auditor t hitung 10,614 1.6679 maka hal ini berarti Ha diterima. Kemudian, nilai signifikansi variabel X
1
sebesar 0.000 0.05 menunjukkan variabel pengalaman berpengaruh secara signifikan terhadap Y deteksi kecurangan .
Hasil ini tidak berhasil mendukung penelitian yang dilakukan oleh Sularso dan Na’im 1999 yang mengungkapkan bahwa pengetahuan tentang kecurangan
oleh akuntan pemeriksa tidaklah lebih unggul daripada yang dimiliki mahasiswa
yang sedang belajar mata kuliah auditing sehingga pengalaman seorang auditor tidaklah berpengaruh secara signifikan terhadap pengetahuannya dalam
mendeteksi kecurangan. Namun secara teoritis hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang ada
diantaranya menurut Noviyani 2002, Pelatihan lebih yang didapatkan oleh auditor akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perhatian auditor
terhadap kekeliruan yang terjadi. Selain itu menurut Mardiasmo 1993 dalam Christiawan 2005, mutu
pertimbangan audit akuntan yunior yang tidak mempunyai pengalaman pelatihan adalah sama dengan mutu pertimbangan audit mahasiswa. Personil auditor baru
yang menerima pelatihan dan umpan balik tentang deteksi kecurangan menunjukkan tingkat skeptis dan pengetahuan tentang kecurangan yang lebih
tinggi dan mampu mendeteksi kecurangan dengan lebih baik dibandingkan dengan personil audit yang tidak menerima perlakuan tersebut Carpenter et. Al,
2002 dalam Christiawan 2002.
Berdasarkan hasil penelitian ini kemudian juga dapat disimpulkan bahwa tidak signifikannya pengaruh antara pengalaman auditor terhadap deteksi
kecurangan mengindikasikan bahwa pengalaman yang didapatkan oleh para auditor tidak menjamin auditor yang berpengalaman lebih banyak dapat
mendeteksi kecurangan, akan tetapi lebih kepada prosedur audit yang dilakukan audito dalam mendeteksi kecurangan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan
oleh Noviyani dan Bandi penelitiannya mendukung pendapat yang menyatakan
bahwa pengalaman akan berpengaruh positif terhadap pengetahuan auditor
dalam mendeteksi kecurangan. 2.
Pengaruh pelatihan auditor terhadap pengetahuan auditor dalam mendeteksi kecurangan.
Pada variabel ini, p value 0,132 0,05 sehingga Ho diterima atau hipotesis kedua ditolak. Oleh karena itu dapat dinyatakan bahwa pelatihan
auditor tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengetahuan auditor dalam mendeteksi kecurangan.
Semakin besar auditor mendapatkan pelatihan tidak menjamin bahwa auditor akan mampu lebih baik dalam pengetahuan auditor dalam mendeteksi
kecurangan. Nilai koefisien regresi sebesar 0,132 menunjukkan bahwa setiap penambahan 1 satuan variabel pelatihan auditor akan kemampuan auditor dalam
mendeteksi kecurangan sebesar 0,132. Hasil di atas menunjukkan bahwa auditor yang melakukan pelatihan yang
dapat berupa seminar, simposium dan yang lainnya cenderung tidak menjamin auditor mampu untuk dapat mendeteksi kecurangan.
Selain itu, Hasil output SPSS sebelumnya juga menunjukkan untuk variabel X
2
pelatihan auditor t hitung 1.526 t tabel 1.6679 dengan tingkat signifikansi 0.132 0.05. maka hal ini berarti Ha ditolak, sehingga variabel
pelatihan auditor adalah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Y Deteksi kecurangan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengalaman mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan auditor dalam mendeteksi
kecurangan, sebaliknya pelatihan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan.
Hasil ini berhasil didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Noviyani dan Bandi 2002. Bertambahnya pengalaman yang didapat oleh auditor dan
peningkatan program pelatihan yang memberikan materi tentang kecurangan yang mungkin timbul saat pemeriksaan akan membuat mereka menjadi lebih
tahu tentang jenis-jenis kecurangan yang mungkin terjadi di lapangan dan hal- hal lain yang berhubungan dengan kecurangan tersebut.
3. Pengaruh Pengalaman dan Pelatihan Auditor Dalam Mendeteksi