Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data

auditing yang telah menempuh 135 sks dan telah belajar audit 1 2, serta telah mendapatkan pelatihan lab audit.

C. Metode Pengumpulan Data

1. Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas: a. Data Primer, yaitu sumber data yang diperolehnya secara langsung dari sumber asli Indriantoro dan Supomo, 2000:147. Data primer ini diperoleh berdasarkan jawaban kuesioner yang dikembalikan oleh responden, yakni auditor yang bekerja di KAP. b. Data Sekunder, yang biasanya berupa bukti, catatan atau laporan histories yang telah disusun didalam arsip data documenter yang dipublikasikan atau tidak dipublikasikan Indriantoro dan Supomo, 2000:147. Data sekunder dalam penelitian ini berasal dari sumber eksternal seperti melalui penelitian kepustakaan dengan membaca dan mempelajari literature-literatur yang berupa buku, artikel, jurnal, dan sumber-sumber lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. 2. Metode pengumpulan data Untuk mendapatkan data yang diperlukan, peneliti menggunakan instrumen berupa kuesioner yang diberikan kepada auditor yang bekerja pada KAP di wilayah jakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik Personally administered questionnaires , yakni kuesioner disampaikan dan dikumpulkan secara langsung oleh peneliti Indriantoro dan Supomo, 2000:147. Selain itu, peneliti juga menitipkan kuesioner kepada karyawan yang bekerja di KAP demi kemudahan pengumpulan data.

D. Metode Analisis Data

Seluruh penyajian dan analisis data menggunakan program SPSS Statistical program For social science 13.0 For windows. Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksut membuat kesimpulan yang berlaku umum. 1. Uji Kualitas data a. Validitas Uji validitas digunakan untuk mengetahui seberapa baik ketepatan dan kecermatan suatu insturmen untuk mengukur konsep yang seharusnya diukur. Uji validitas digunakan untuk untuk mengukur valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu keusioner dikatakan valid jika pertanyaan atau pernyataan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur pada kuesioner tersebut. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan Pearson Correlation , dinyatakan valid jika nilai signifikansi yang dihasilkan lebih kecil dari 0,05 Ghozali, 2005. Uji validitas dalam penelitian ini adalah pengujian statistik yang dipakai dalam penelitiaan ini adalah berasal dari butir-butir pertanyan yang dikorelasikan dengan korelasi product moment. Sebuah data harus valid untuk menyediakan konsep abstarak yang akurat. Umumnya beberapa dapat dikatakan valid jika semua pernyataan harus diisi dengan lengkap, dapat mengukur apa yang seharusnya diukur, dengan kata lain sesuai dengan apa yang dihapkan oleh peneliti. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuesioer dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Validitas yang akan digunakan dalam penelitiaan ini adalah validitas konstruksi yaitu kerangka dari suatu konsep, dengan menghitung korelasi antar masing-masing dengan memmakai rumus korelasi Product moment. Dengan r hitung dari r tabel jika kurang dari itu maka pertanyaan itu tidak valid. b. Realiabilitas Reliabititas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuisioer yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana butir-butir pertanyaan dalam kuesioner yang telah diajukan dalam penelitian dapat dipercayakan dan diandalkan. Satu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Rumus varians: n : Jumlah sampel n Σ X 2 n ΣX 2 σ = X : Nilai skor yang dipilih Rumus Cronbach’s Alpha α : α : Reliabilitas instrumen k :Banyak butir pertanyaan σ t 2 : Varians total Σ σ b 2 : Jumlah varians butir Untuk melakukan pengujian terhadap butir-butir pertanyaan dapat dikatakan realibel, peneliti menggunakan one shot method, dengan uji statistik Cronbach Alpha . Menurut Nunnally 1946 dalam Ghozali 2005, suatu konstruk atau variabel dikatakan realibel jika memberikan nilai Cronbach Alpha lebih sebesar dari 0,60. Rumus reliabilitas ini dapat diselesaikan dengan menggunakan SPSS versi 13.0 for windows. 2. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik yang digunakan pada penelitian ini adalah uji autokorelasi , uji multikolonieritas dan uji heteroskedastisitas. a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk melibat penyebaran data yang normal atau tidak, karena data diperoleh langsung dari pihak pertama melalui kuisioner. Dalam Ghozali 2005 screening terhadap normalitas data merupakan langkah awal yang harus dilakukan untuk setiap analisis multivariate, khususnya jika tujuannya adalah inferensi. Pengujian normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan uji normal probability plot dimana data dikatakan normal jika nilai sebaran data berada disekitar garis lurus diagonal. α = k k - 1 Σ σ b 2 σ t 2 1 - b. Multikolinieritas Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi maka dinamakan terdapat problem multikolinieritas multiko Ghozali, 2005: 91. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi adanya problem multiko ini, salah satunya dilakukan dengan melihat nilai tolerance TOL dan variance inflation factor VIF. Model regresi yang bebas multiko adalah yang mempunyai nilai VIF kurang dari 10 dan mempunyai mempunyai nilai tolerance lebih dari 0,10 Ghozali, 2005: 92. c. Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Sebaliknya, jika varians berbeda di sebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat grafik plot antar nilai prediksi variabel terikat ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah di prediksi, dan sumbu X adalah residual Y prediksi -Y sesungguhnya yang telah studentized sehingga jika ada pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka terjadi heteroskedastisitas sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2005: 105. 3. Uji Hipotesis Untuk mencapai tujuan penelitian, maka data yang telah diperoleh perlu dianalisis. Dalam penelitian ini digunakan model analisis regresi berganda multiple regression analysis. Model ini digunakan karena penulis ingin mengetahui tentang pengaruh variabel Pengalaman audit X 1 , pelatihan audit X 2 , terhadap pengetahuan auditor dalam mendeteksi kecurangan Y. Rumus regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + e Keterangan: Y : Pengetahuan auditor dalam mendeteksi kecurangan a : konstanta harga Y bila X = 0 b : koefisien regresi menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada hubungan nilai variabel independen X 1 : Pengalaman auditor X 2 : Pelatihan auditor e : Error a. Uji Adjusted R 2 Koefisien Determinasi Untuk menentukan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen, maka perlu diketahui koefisien determinasi R-square. Jika R-Square adalah sebesar 1 berarti fluktuasi variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel independen dan tidak ada faktor lain yang menyebabkan fluktuasi variabel dependen. Nilai R-square berkisar hampir 1, berarti semakin kuat kemampuan variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai R-square semakin mendekati angka 0 berarti semakin lemah kemampuan variabel independen dapat menjelaskan fluktuasi variabel dependen Ghozali, 2005:83 karena adanya kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi R 2 , maka digunakan nilai Adjusted R 2 dalam penelitian ini dan nilai Adjusted R 2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke model. b. Uji F Uji F dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel-variabel independen secara bersama-sama simultan terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen, maka digunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05. Jika nilai probability F lebih besar dari 0,05 maka model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau dengan kata lain variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai probability F lebih kecil dari 0, 05 maka model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau dengan kata lain variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. c. Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel independen secara individual terhadap veriabel dependen. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen digunakan tingkat signifikansi 5 atau α = 0,05. Jika probability t lebih besar dari 0,05 maka tidak ada pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen koefisien regresi tidak signifikan, sedangkan jika nilai probability t lebih kecil dari 0,05 maka terdapat pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen koefisien signifikan Ghozali, 2005: 85.

E. Definisi Operasional Variabel

Dokumen yang terkait

Pengaruh pemberian sertifikasi qualified internal auditor (QIA) dan pengalaman kerja auditor internal terhadap kemampuan dalam mendeteksi fraud (studi empiris pada Perusahaan di Jakarta)

2 18 132

Pengaruh pengalaman, pelatihan dan skeptisisme profesional auditor terhadap pendektesian kecurangan: studi empiris pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Jakarta

1 8 87

Pengaruh penerapan aturan etika, pengalaman dan skeptisme profesional auditor terhadap pendekteksian kecurangan : studi empiris beberapa kantor akuntan publik di dki jakarta

2 24 126

Pengaruh Pengalaman, Independensi dan Skeptisme Profesional, Auditor terhadap Pendeteksian Kecurangan (Studi Empiris pada KAP di Wilayah Jakarta)

9 46 147

Pengaruh Profesionalisme dan PenganAuditor terhadap Kemampuan Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan

0 1 23

PENGARUH PENGALAMAN AUDITOR, INDEPENDENSI, TEKANAN WAKTU DAN BEBAN KERJA TERHADAP KEMAMPUAN AUDITOR DALAM MENDETEKSI KECURANGAN

0 1 16

Pengaruh Skeptisisme Profesional, Independensi, Kompetensi, Pelatihan Auditor, dan Resiko Audit Terhadap Tanggung Jawab Auditor Dalam Mendeteksi Kecurangan - Unika Repository

0 0 15

Pengaruh Skeptisisme Profesional, Informasi Afektif, Akuntabilitas, Pengetahuan, dan Pengalaman terhadap Pertimbangan Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan - Unika Repository

0 1 14

Pengaruh Skeptisisme Profesional, Informasi Afektif, Akuntabilitas, Pengetahuan, dan Pengalaman terhadap Pertimbangan Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan - Unika Repository

0 0 23

Pengaruh Skeptisisme Profesional, Informasi Afektif, Akuntabilitas, Pengetahuan, dan Pengalaman terhadap Pertimbangan Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan - Unika Repository

0 0 37