demikian misalnya para tetangga, orang yang secara kebetulan melihat ataupun mendengar peristiwa tersebut.
2. Saksi Sengaja
Saksi sengaja adalah saksi yang pada perbuatan hukum itu dilakukan sengaja telah meminta untuk menyaksikannya, misalnya kepala desa,
camat, notaris dan lain-lain.
25
2. Macam-macam dan Syarat-syarat Saksi
Para Ulama Menetapkan, bahwa dalam hal ini diperlukan jumlah bilangan saksi. Karena ini termasuk urusan ta’abudi, walaupun menurut logika,
kebenaran itu berdasarkan keadilan dan kejujuran orang yang memberi kesaksian itu, bukan kepada jumlah bilangan saksi.
a. Macam-macam saksi
Dengan demikian macam-macam saksi tersebut dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Kesaksian empat orang laki-laki Seluruh madzhab menetapkan bahwa dalam masalah zina
diharuskan adanya empat orang saksi. Ketentuan ini ditegaskan oleh al-Qur’an sendiri:
او ﻜ ﺔ رأ ﻬ اوﺪﻬ ﺎ ﻜ ﺎ ﺔ ﺎ ا ﺄ
... ءﺎ ا
4 :
15
25
Darwan Prinst, Strategi Menyusun dan Menganani Perdata, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2002, h. 180
Artinya: “Dan terhadap para wanita yang mengerjakan perbuatan keji, hendaklah ada empat orang saksi diantara kamu yang
menyaksikannya”. An-Nisaa 4-15.
ﺎ ﺛ هوﺪ ﺎ ءاﺪﻬ ﺔ رﺄ اﻮ ﺄ ﺛ تﺎ ا نﻮ ﺮ ﺬ او
ةﺪ ...
رﻮ ا :
24 4
Artinya: “Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik- baik berbuat zina dan mereka tidak mendatangkan empat
orang saksi, maka deralah mereka yang menuduh itu delapan puluh kali dera. …
An-Nuur 24-4. Nabi Muhammad SAW bersabda:
و ﷲا ﻰ ﷲا لﻮ ﺮ لﺎ ةدﺎ ﺪ
: ﻮ ارأ
ءاﺪﻬ ﺔ رﺄ ﻰ ا ﻰ ﻬ ا ر ﻰ أﺮ ا تﺪ و .
ﷲا لﻮ ر لﺎ و
ﷲا ﻰ :
. ﻚ اور
26
Artinya: “Dari Sa’id bin Ubadah, ia berkata kepada Rasulullah: sependapatkah engkau andai kata aku mendapati laki-laki
lain bersama istriku lalu kutunda dahulu menuduh istriku lalu berbuat zina sampai aku mendapatkan empat orang
saksi laki-laki? Nabi Muhammad SAW menjawab: ya ”. H.R. Imam Malik.
Berdasarkan dalil-dalil diatas, jelaslah bahwa untuk dapat membuktikan seseorang telah berbuat zina diharuskan mendatangkan
empat orang saksi laki-laki yang benar-benar menyaksikan perbuatan zina tersebut. Hukuman zina baru dapat dilaksanakan apabila telah
memenuhi empat orang saksi laki-laki.
26
Sulaiman bin al-Asy ‘as Abu Daud al-Sajastani al-Azadi, Sunan Abu Daud, Mesir: Daarul Fikr tt., Juz 2, h. 589
2. Kesaksian tiga orang laki-laki Kesaksian tiga orang laki-laki diperlukan untuk membuktikan
bahwa benar seseorang yang telah diketahui oleh masyarakat adalah orang kaya yang jatuh pailit.
27
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Qubaidhah bin Mukhariq yang berbunyi:
لﺎ ﻰ ﻬ ا قرﺎ ﺔ :
لﺎ ا ﺄ ﺔ ﺎ
... ﺪ ﻮ ﻰ ا ىوذ ﺔﺛ ﺛ لﻮ ﻰ ﺔ ﺎ ﺎ ا رو
ﺔ ا
ﺔ ﺎ اﺎ ﺎ ا .
.. دوادﻮ ا اور
28
Artinya: “Dari Qubaidhah bin Mukhariq Al-Hilali, Ia berkata: aku menagguh suatu penderitaan permasalahan lalu aku
mendatangi Nabi untuk mengadukannya. Maka Nabi bersabda: … dan seseorang yang jatuh pailit, sampai
berkata tiga orang laki-laki dari kaumnya: sesungguhnya si fulan telah jatuh pailit. Maka dengan demikian lepaslah si
fulan dari persoalannya itu kewajiban berzakat”
. H.R Abu Daud.
3. Kesaksian dua orang laki-laki tanpa wanita Dalam masalah selain zina dan pembunuhan, cukuplah dua orang
saksi saja. Seluruh madzhab sependapat dalam masalah ini. Mereka berpegang pada ayat Al-Qur’an dan Hadits:
ﺔ ﻮ ا تﻮ ا آﺪ أ ﺮ
اذإ ﻜ ةدﺎﻬ اﻮ اء ﺬ ا ﺎﻬ أﺎ آﺮ ناﺮ اء وأ ﻜ لﺪ اوذ نﺎ ﺛا
... ةﺪ ﺎ ا
: 5
: 106
27
Abdur Rahman Umar, Ibid, h. 59
28
Abu Daud, As-Sunan, Mesir: Mustafa al-Babil Halabi, 1371 H 1952 M, Juz 3, h. 59
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila salah seorang kamu menghadapi kematian, sedang dia akan berwasiat, maka
hendaklah wasiat itu disaksikan oleh dua orang yang adil diantara kamu, atau dua orang yang berlainan agama
dengan kamu …”
Al-Maidah5: 106. Dan hadits Nabi mengatakan:
ﺎ ﺎﻬ ﷲا ر ﺔ ﺎ
: و
ﷲا ﻰ ﷲا لﻮ ر لﺎ :
لﺪ يﺪهﺎ و ﺪ ﺮ ﻮ ا حﺎﻜ .
ﻰ اور
29
Artinya: “Dari Aisyah ra ia berkata: bersabda Rosulullah SAW tidak sah nikah kecuali dengan wali dan dua orang saksi yang
adil.
HR. al-Bayhaqi.
Kesaksian dua orang laki-laki yang tidak adil, diperlukan oleh seluruh fuqoha dalam segala rupa hukuman had, terkecuali zina. Dan
diperlukan pula dua saksi laki-laki oleh Malik dan Ahmad dalam masalah-masalah yang biasanya hanya disaksikan oleh laki-laki seperti
perkawinan dan perceraian. Dalam hal ini, dan Ahmad tidak menerima kesaksian wanita. Dalam pada itu Atha Hammad dan Imam Daud az-
Zahiri menerimanya.
30
4. Kesaksian dua orang lelaki, atau seorang lelaki dua orang wanita Jumlah kesaksian ini adalah berdasarkan Al-Qur’an mengenai
kesaksian utang piutang yang ditentukan waktu pembayarannya. Allah SWT berfirman:
29
Baihaqi al-Jalil Abi Bakr Ahmad ibn Ali al-Bayhaqi, al-Sunan al-Kubra, Beirut: Dar al-Sadir, tt, Jilid 7, h. 125
30
T. M. Hasby Ash-Shiddieqy, Ibid., h. 120-121
... ﺮ
ر ﺎ ﻮﻜ نﺈ ﻜ ﺎ ر ﺪ ﻬ اوﺪﻬ او نﺎ أﺮ او
... ةﺮ ا
: 2
: 282
Artinya: …“Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi diantara kamu, jika tidak ada dua orang laki-laki, maka boleh
seorang laki dan dua orang wanita…. Al-Baqarah 2: 282.
Berdasarkan ayat ini, seluruh mazhab menerima kesaksian ini dalam masalah harta, seperti jual beli, hutang piutang dan sebagainya.
Golongan Hanafiah menerima kesaksian ini dalam segala urusan perdata, baik mengenai harta maupun nikah dan talak. Dalam pada itu,
tidak diterima terhadap hak-hak Allah yaitu dalam masalah-masalah pidana.
31
5. Kesaksian Khusus Wanita Semua mazhab menerima kesaksian wanita yang tidak disertai
laki-laki, hanya saja terbatas dalam hal-hal yang pada lazimnya diketahui oleh wanita saja dan tidak dapat dilihat oleh orang laki-laki.
Seperti peristiwa kelahiran bayi, keperawanan, cacat pada tubuh wanita sebagainya.
Para ulama berselisih tentang ketentuan jumlahnya: mazhab Hanafi dan Hambali mencukupkan kesaksian seorang wanita. Sementara
Imam Malik dan Syafi’I mengharuskan paling sedikit adanya empat orang saksi wanita. Pendapat ini berdasarkan pertimbangan bahwa
kedudukan wanita sama dengan dua orang saksi laki-laki, dimana
31
Ibid., h. 121
Allah telah memerintahkan adanya kesaksian dua orang laki-laki dalam perkara-perkara selain zina.
Imam-imam lain mengatakan, ketentuan saksi wanita itu adalah dua orang. Tapi dalam masalah penyusuan bayi pada saat
kelahirannya, terjadi pula perbedaan pendapat. Abdurrahman mengatakan, bahwa Imam Syafi’i:
“Tetap mengharuskan adanya saksi empat orang wanita dan dapat menerima kesaksian wanita yang menyusukan dengan tiga wanita
lainnya. Sedangkan Ibnu Abbas dan Imam Ahmad bin Hanbal menerima kesaksian wanita yang menyusukan anak tersebut
sendirinya”.
32
Berdasarkan hadits dari Uqabah:
لﺎ ﷲا ر ثرﺎ ا
: تءﺎ ةاﺮ ا
وﺰ و
ﷲا ﻰ ا
ﺎ ﺎ ﻜ راﺪ ﻰ ا ﺎ ةاﺮ ا
لﺎ ﻮ وا ﻚ ﺎﻬ د ﺪ و آو
ىرﺎ ا اور
33
Artinya: “Dari Uqbah bin Haris RA: ia berkata aku mengawini seorang wanita, lalu datang seorang wanita yang berkata:
sesungguhnya aku telah menyusukan kamu berdua. Lantas aku menghadap kepada Nabi SAW. Lalu beliau bersabda:
bagaimana jadinya, sedangkan wanita itu telah mengatakannya. Tinggalkanlah ceraikan istrimu atau
perkataan lain seperti itu”.
H.R Bukhori.
32
Abdur Rahman Umar, Ibid, h. 67
33
Ahmad bin Husein bin Ali bin Musa Abu Bakar al-Baihaqi, Sunan al-Baihaqi al- Kubra
, Mekkah al-Mukarromah: Maktabah Daarul Baaz, 1994, Juz 7, h. 463
Adapun Imam Malik dalam masalah ini mencukupkan kesaksian dua orang wanita. Imam Abu Hanifah menilai, penyusuan anak
termasuk hak-hak badan yang dapat diketahui laki-laki atau seorang laki-laki dengan dua orang wanita. Kesaksian wanita yang
menyusukan itu saja tidak cukup karena hal itu hanya pengakuan terhadap perbuatannya.
34
Uraian-uraian diatas menyatakan bahwa kesaksian khusus wanita adalah diterima dalam hal-hal tertentu yang dapat dilihat oleh wanita
saja. Dan kesaksian wanita dipandang setengah dari kesaksian laki- laki.
6. Kesaksian seorang laki-laki dan sumpah si penggugat. 7. Kesaksian seorang laki-laki.
b. Syarat-syarat