Susunan dan Isi UU Nomor 13 Tahun 2006

2. Undang-undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi 3. Undang-undang No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi. 4. Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2003 tentang Tata Cara Perlindungan Khusus Terhadap Pelapor dan Saksi dan, 5. Peraturan ini ditindak lanjuti dengan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. 17 Tahun 2005, yang berlaku sejak 30 Desember 2005.

4. Susunan dan Isi

Undang-undang Nomor 13 Tahun 2006 ini terdiri dari 7 bab, dan 46 pasal. Pada bab I Ketentuan Umum undang-undang ini memuat empat pasal. Pasal ini yang dijelaskan tentang Perlindungan saksi dan Korban berasaskan pada: Penghargaan atas harkat dan martabat manusia, rasa aman, keadilan, tidak diskriminatif, dan kepastian hukum. 70 Bab II terdiri dari enam pasal dan dibagi dalam 12 ayat, dimulai dari pasal 5 sampai dengan pasal 10. dalam pasal menerangkan tentang masalah perlindungan dan hak saksi untuk mendapatkan bantuan medis dan rehabilitasi psiko-sosial. Adapun isi perlindungan yang dijelaskan adalah saksi, korban, dan pelapor tidak dapat dituntut secara hukum baik pidana maupun perdata atas laporan, kesaksian yang akan, sedang, atau telah diberikannya. 71 70 Undang-undang Perlindungan Saksi dan Korban, Ibid,. h. 2 71 Ibid,. h. 3 Bab III terdiri dari 17 pasal dan dibagi dalam 32 ayat, dimulai dari pasal 11 sampai 27. Undang-undang ini menjelaskan tentang pertanggung jawaban lembaga perlindungan saksi dan koraban LPSK. 72 Bab IV terdiri dari 9 pasal dan dibagi dalam 9 ayat, dimulai dari pasal 28 sampai 36. Undang-undang ini menjelaskan tentang Syarat Pemberian Perlindungan dan Bantuan, Tata Cara Pemberian Perlindungan. 73 Bab V terdiri dari 7 pasal dan dibagi dalam 5 ayat, dimulai dari pasal 37 sampai 43. Undang-undang ini menjelaskan tentang sanksi hukuman pidana bahwa setiap orang yang memaksakan kehendaknya baik menggunakan kekerasan maupun cara-cara tertentu, yang menyebabkan Saksi danatau Korban tidak memperoleh perlindungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat 1 huruf a atau huruf d sehingga Saksi danatau Korban tidak memberikan kesaksiannya pada tahap pemeriksaan tingkat manapun, dipidana dengan pidana penjara paling singkat satu tahun dan paling lama 5 lima tahun dan pidana denda paling sedikit Rp. 40.000.000.00 empat puluh juta rupiah dan paling banyak Rp. 500.0000.000.00 lima ratus juta rupiah. 74 Bab VI terdiri dari 1 pasal, yang terdiri dari pasal 44. Undang-undang ini menjelaskan tentang yang mengatur mengenai perlindungan terhadap Saksi danatau Korban dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang ini. 75 Bab VII terdiri dari 2 pasal, dimulai dari pasal 45 sampai 46. Undang- undang ini menjelaskan tentang LPSK harus dibentuk dalam waktu paling lambat 1 satu tahun setelah undang-undang ini diundangkan.

C. Perlindungan Hukum Dalam UU No. 13 Tahun 2006 Terhadap Saksi