Kurs Nilai Tukar 1. Pengertian Kurs atau Nilai Tukar

30 Perubahan-perubahan ini akan mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta asing. 2. Perubahan harga-harga barang ekspor dan impor. Harga suatu barang merupakan salah satu faktor yang menentukan apakah suatu barang akan di impor atau di ekspor. Barang-barang dalam negeri yang dapat dijual dengan harga yang relatif lebih murah akan menaikkan ekspor dan apabila harganya naik maka ekspor akan berkurang. Pengurangan harga barang impor akan menambah jumlah impor. Dan sebaliknya, impor akan menyebabkan perubahan dalam penawaran dan permintaan uang negara tersebut. 3. Kenaikan-kenaikan harga umum inflasi. Inflasi sangat besar pengaruhnya kepada kurs pertukaran valuta asing. Inflasi yang berlaku pada umumnya cenderung untuk menurunkan nilai suatu valuta asing. Kecenderungan seperti ini disebabkan efek inflasi yang berikut : inflasi menyebabkan harga-harga barang ekspor menjadi lebih mahal. Oleh karena itu, inflasi berkecendrungan mengurangi ekspor. Keadaan ini menyebabkan permintaan valuta asing bertambah dan akhirnya akan harga valuta asing akan bertambah. 4. Perubahan suku bunga dan tingkat pengembalian investasi. Suku bunga dan tingkat pengembalian sangat penting dalam mempengaruhi aliran modal. Suku bunga dan tingkat pengembalian 31 investasi yang rendah cenderung akan menyebabkan modal dalam negeri akan mengalir keluar negeri. Begitupun sebaliknya, suku bunga dan pengembalian investasi yang tinggi akan menyebabkan modal luar negeri masuk kenegara tersebut. Apabila lebih banyak modal mengalir kesuatu negara, permintaan keatas maka uangnnya bertambah maka nilai mata uang tersebut akan bertambah. 5. Pertumbuhan ekonomi. Efek yang akan diakibatkan oleh sesuatu kemajuan ekonomi yang berlaku. Apabila kemajuan itu teryata diakibatkan oleh perkembangan ekspor, maka permintaan keatas maka uang negara tersebut bertambah lebih cepat dari penawarannya dan oleh karenanya nilai mata uang negara bersangkutan akan meningkat. 4. Perubahan Nilai Kurs Kurs yang ditentukan oleh pasar bebas dapat mengalami dua bentuk perubahan, yaitu perubahan kurs atas efek perubahan permintaan dan perubahan kurs atas efek perubahan penawaran Gregori menkiew, 2000:400- 401. 32

1. Perubahan kurs atas efek kenaikan permintaan

Gambar 2.1 . Kurva kenaikan permintaan kurs Dalam gambar 2.1 diatas dimisalkan bahwa pada mulanya permintaan keatas dolar adalah D dan penawaran keatas dolar adalah S. Maka kurs pertukaran adalah satu dolar sama dengan 1500 rupiah dan kualitas dolar yang dijual belikan adalah Q 1 . Dari akibat suatu kenaikan dalam permintaan keatas dolar, kurva permintaan dolar bergerak dari D ke D 1 . Kurva yang baru ini menaikkan harga dolar dari 1500 rupiah setiap unit menjadi 2000 rupiah perunit dan menambahkan kuantitas valuta dolar yang diperjual-belikan dalam pasar valuta asing dari Q1 menjadi Q2. Harga dolar 2000 1500 D D S Q1 Q2 33 Harga dolar

2. Perubahan kurs atas efek perubahan penawaran

Gambar 2.2 Kurva perubahan penawaran kurs Dari gambar 2.2 diatas yang ditunjukkan adalah perubahan penawaran. Kurva S dan D menggambarkan penawaran dan permintaan uang dolar yang pada mulanya wujud. Sesudahnya penawaran bertambah dari S menjadi S1 sebagai akibat kurs pertukaran untuk setiap dolar turun dari 2000 rupiah menjadi 1500 rupiah, dan kuantitas mata uang dolar dan diperjual-belikan bertambah dari Q1 menjadi Q2

5. Teori Paritas daya beli Purchasing Power Parity Theory

Teori tentang nilai tukar dan flktuasi nilai tukar juga bisa dijelaskan oleh teori paritas daya beli Dominic. 1997. Teori paritas daya beli merumuskan bahwa kurs antara dua mata uang adalah identik dengan rasio dari tingkat harga umum dari kedua negara yang bersangkutan. Artinya, penurunan daya beli mata uang domestik akan diiringi dengan depresiasi mata uangnya secara proporsional dalam pasar valas. Menurut 2000 1500 Q1 Q2 D S S1 34 teori ini, pasar valas berada pada kondisi keseimbangan apabila semua deposito atau simpanan dalam berbagai valas menawarkan tingkat imbalan yang sama. Kondisi dimana tingkat imbalan yang semua simpanan dalam berbagai valas sama disebut kondisi paritas suku bunga interesty parity. Dengan kata lain, segenap simpanan valas menawarkan tingkat imbalan resiko kurs, dan kemungkinan perubahan kurs secara keseluruhan setara sehingga prospek keuntungan ataupun daya tarik atas aset-aset tersebut besar. Kenaikan suku bunga dari simpanan suatu mata uang domestik menyebabkan mata uang domestiknya tersebut mengalami depresiasi terhadap mata uang asing, dengan asumsi kondisi yang lainnya tetap perkiraan kurs dimasa datang tidak berubah. Namun demikian, asumsi yang digunakan tersebut dalam kenyataannya sangat tidak realistis sebab perubahan suku bunga senantiasa disertai dengan perubahan kurs dimasa yang akan datang. Domonic,1997 pada Gandha, 2011:33-34 C. Kredit

1. Pengertian Kredit.

Perkataan kredit telah lazim kita gunakan pada praktek perbankan dalam pemberian berbagai fasilitas yang berkaitan dengan pinjaman. Kata “kredit” berasal dari kata romawi “ credere” yang berarti percaya atau “credo” atau “ceditum“ yang berarti saya percaya. Maksudnya adalah sipemberi kredit 35 percaya kepada penerima kredit, bahwa kredit yang disalurkan pasti dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan penerima kredit berarti menerima kepercayaan, sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar kembali pinjaman tersebut sesuai dengan jangka waktunya Kasmir, 2010:101. Balck’s law dictionary memberikan pengertian bahwa kredit : “ The ability of a businessman to borrow money or obtain goods on time. In consuquence of the favourable opinion held bay the palticular lender, as it his solvency and reliablity” Artinya “ Kemampuan seorang pelaku usaha untuk meminjamkan uang, atau memperoleh barang-barang secara tepat waktu, sebagai akibat dari argumentasi yang tepat dari pemberi pinjaman, seperti halnya kendala dan kemampuan membayarnya” Berdasarkan undang-undang No 10 tahun 1998 tentang perubahan atas undang-undang No 7 tahun 1992 tentang perbangkan memberikan pengertian kredit pasal 1 butir 11 dan 12 tentang kredit dan pembiayaan: “ Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antar bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak-pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”. 36 “ Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antar bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengambilkan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil”.

2. Jenis-Jenis Kredit.

Dalam prakteknya kredit yang diberikan kepada masyarakat terdiri dari berbagai jenis. Secara umum jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu : 1. Jenis kredit berdasarkan jangka waktu Menurut jangka waktunya, kredit dapat dibedakan menjadi tiga yaitu: a. Kredit jangka waktu pedek, yaitu kredit dengan jangka waktu pembayaran kurang dari satu tahun b. Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang diberikan dengan jangka waktu pembayarannya dari 1 tahun hingga 3 tahun c. Kredit jangka panjang, yaitu kredit dimana jangka waktu pembayarannya 3-5 tahun 2. Jenis kredit berdasarkan tujuan penggunaannya Menurut tujuan penggunaannya, kredit dibagi menjadi 3 yaitu: a. Kredit konsumtif, yaitu kredit yang ditujukan kepada nasabah yang memerlukan dana untuk kegiatan konsumsi. 37 b. Kredit produksi, yaitu kredit yang ditujukan kepada nasabah yang memerlukan dana untuk kegiatan produksi. c. Kredit pedagangan, yaitu kredit yang ditujukan kepada pedagang dan digunakan untuk membiayai aktivitas perdagangannya. Seperti untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.

3. Tujuan dan Fungsi Kredit

Dalam prakteknya tujuan pemberian suatu kredit sebagai berikut: 1. Kredit bertujuan untuk mencari keuntungan Tujuan utama dari pemberian kredit adalah memperoleh keuntungan. Hasil keuntungan ini diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. 2. Kredit bertujuan untuk membantu nasabah Tujuan selajutnya atas pemberian kredit adalah membantu usaha nasabah yang memerlukan, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. 3. Kredit bertujuan untuk membantu pemerintah Tujuan lainya dari pemberian kredit adalah membantu pemerintah dalam berbagai bidang, semakin banyak kredit yang disalurkan berarti adanya kucuran dana dalam rangka meningkatkan pembangunan diberbagai sektor, terutama sektor riil. Secara garis besar keuntungan yang didapat oleh 38 pemerintah adalah bertambahnya penerimaan pajak, membuka lapangan kerja, menghemat dan meningkatkan devisa. Disamping memiliki tujuan pemberian suatu fasilitas kredit juga memiliki fungsi yang sangat luas. Fungsi kredit yang secara luas tersebut antara lain: 1. Untuk meningkatkan daya guna uang Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang. Maksudnya adalah jika uang hanya disimpan saja dirumah maka tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikan kredit, uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh penerima kredit. 2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu-lintas uang Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari suatu wilayah kewilayah lainnya. Sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya. 3. Untuk meningkatkan daya guna barang Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh sidebitur untuk mengolah barang yang semula tidak berguna menjadi berguna. 4. Meningkatkan peredaran uang Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus uang disuatu wilayah kewilayah lainnya, sehingga jumlah uang berbeda dari suatu wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah uang beredar. 39 5. Sebagai alat stabilitas ekonomi Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai alat stabilitas ekonomi. Karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan masyarakat. Kredit dapat pula membantu mengekspor barang dari dalam negeri keluar negeri sehingga dapat membantuh devisa negara. 6. Untuk meningkatkan kegairahan produksi Bagi sipenerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha, apalagi bagi nasabah yang memang modalnya terbatas. Dengan memperoleh kredit nasabah bergairah untuk dapat memperbesar atau memperluas usahanya. 7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan Semakin banyak kredit yang diberikan dalam suatu perekonomian maka akan semakin baik terutama dalam hal meningkatkan pendapatan 8. Untuk meningkatkan hubungan internasional Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling membutuhkan antara sipenerima kredit dengan sipemberi kredit. Pemberian kredit oleh negara lain akan meningkatkan kerjasama dibidang lainnya. 40

D. Suku Bunga 1 . Pengertian Suku Bunga

Bunga merupakan salah satu alat instrumen yang moneter yang selalu digunakan dalam berbagai kebijakan moneter yang diambil oleh otoritas moneter. Suku bunga sebagai instrumen artinya adalah tingkat suku bunga yang berlaku dalam suatu negara dapat berfluktuasi dari tingkat yang satu ketingkat yang lainnya. Menurut Rimsky 2005:80-81, Bunga adalah penghasilan yang diperoleh oleh seseorang yang memberikan uangnya surplus spending units untuk digunakan sementara waktu oleh orang yang membutuhkan dan menggunakan uang tersebut untuk menutupi kekurangnnya defisit spending units . Menurut Cash dan Fair 2004, bunga adalah biaya yang dibayarkan oleh seseorang peminjam kepada pemberi pinjaman atas penggunaan dananya. Tingkat suku bunga adalah pembayaran bunga pinjaman tahun yang dinyatakan sebagai persentase dari pinjaman; persentase itu sama dengan jumlah bunga yang diterima pertahun dibagi dengan jumlah pinjaman. Sedangkan menurut Nicholas Apostolou dan Grumbley 2003, suku bunga adalah harga yang dibayar oleh seseorang peminjam dalam menggunakan uang peminjaman. Suku bunga pada umumnya lebih banyak dinyatakan dalam tarif setiap tahun atau persentase daripada dengan menggunakan jumlah mutlak. 41 Menurut Herman Darmawi 2006, tingkat bunga adalah harga yang harus dibayar oleh peminjam untuk memperoleh dan dari pemberi pinjaman untuk jangka waktu tertentu yang telah disepakati. Menurut Prank, Franco dan Ferry 1999, suku bunga adalah harga yang dibayar ”peminjam“ “debitur” kepada pihak yang “meminjamkan” “kreditur” untuk pemakaian sumber daya selama interval waktu tertentu. Jumlah pinjaman yang diberikan disebut prinsip, dan harga yang dibayar biasanya diekspresikan sebagai persentase dari prinsipal perunit waktu.

2. Macam-Macam Suku Bunga

Menurut Samuelson 2004, suku bunga dapat dibedakan berdasarkan satuan uang. Suku bunga yang dibedakan berdasarkan satuan uang dapat dibedakan mejadi dua, yaitu 1. Suku bunga nominal Suku bunga nominal adalah suku bunga yang diukur dari pendapatan dalam uang pertahun peruang yang diinvestasikan. Suku bunga nominal suku bunga uang adalah suku bunga yang diukur dengan uang. 2. Suku bunga riil Suku bunga riil adalah suku bunga yang dikoreksi karena inflasi yang dihitung sebagai suku bunga nominal dikurang tingkat inflasi. Sebagai contohnya, anggap suku bunga suatu negara adalah 8 pertahun sedangkan 42 inflasi 3 pertahun. Maka kita dapat mengetahui kurs riil negara tersebut yaitu 8-3 = 5.

4. Sertifikat Bank Indonesia SBI

Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 49PBI2002 tentang Operasi Pasar Terbuka sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 64PBI2004 dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 410PBI2002 tentang Sertifikat Bank Indonesia, Sertifikat Bank Indonesia yang selanjutnya disebut SBI adalah surat berharga dalam mata uang Rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek. Lelang SBI adalah penjualan SBI yang dilakukan oleh Bank Indonesia dalam rangka pelaksanaan kebijakan moneter Bank Indonesia. Tujuan dari penerbitan SBI yaitu mempengaruhi jumlah uang beredar. Sebagai otoritas moneter, Bank Indonesia berkewajiban memelihara kestabilan nilai rupiah dalam paradigma yang dianut, jumlah uang uang karta, uang giral di BI yang berlebihan dapat mengurangi kestabilan nilai rupiah. SBI diterbitkan dan dijual untuk mengurangi kelebihan uang primer tersebut Bank Indonesia.

E. Inflasi 1. Pengertian Inflasi.

Inflasi adalah kemerosotan nilai mata uang suatu negara. Menurut Nopirin 1990, yang dimaksud dengan inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terus menerus selama suatu priode tertentu. 43 Para ekonomi modern memberikan definisi bahwa inflasi adalah kenaikan yang menyeluruh dari jumlah uang yang harus dibayarkan nilai unit perhitungan moneter terhadap barang-barangkomoditas dan jasa. Sebaliknya, jika yang terjadi adalah penurunan nilai unit perhitungan moneter terhadap barang-barangkomoditas dan jasa didefinisikan sebagai deflasi deflation A.karim, 2008:510. Menurut Sadono Sukirno 2000, tingkat inflasi adalah persentase kecepatan kenaikan harga-harga dalam satu tahun. Selain itu juga dalam buku yang berbeda memberikan pengertian bahwa inflasi adalah kenaikan dalam harga barang dan jasa, yang terjadi karena permintaan bertambah lebih besar dibandingkan dengan penawaran dipasar. Dengan kata lain, terlalu banyak uang yang memburu barang yang terlalu sedikit Sadono Sukirno, 2004:333 pada N.Huda,Et al,2008:176.

2. Cara Mengukur Inflasi

Menurut Nopirin 1990, inflasi atau kenaikan harga dapat diukur dengan menggunakan indeks harga. Beberapa indeks harga yang sering digunakan untuk mengukur inflasi adalah 1. Indeks biaya hidup consumer price indeks yaitu mengukur biayapengeluaran untuk membeli sejumlah barang dan jasa yang dibeli oleh rumah tangga untuk keperluan hidup. Banyaknya barang tersebut 44 bermacam-macam, di Indonesia terdapat 9 bahan pokok, 62 macam barang serta 162 barang. 2. Indeks harga perdagangan besar wholesale price indekx yaitu menitikberatkan pada sejumlah barang pada tingkat perdagangan berat seperti harga bahan mentah, bahan baku atau setengah jadi. 3. GNP deflator yaitu jenis barang yang mencakup dalam perhitunga GNP. Dimana perhitungannya diperoleh dari membagi GNP nominal atas harga berlaku dengan GNP riil atas dasar harga konstan.

3. Jenis Inflasi

Menurut Nofirin 1990 berdasarkan sifatnya, inflasi dapat dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu: 1. Inflasi merayap creeping inflation yaitu inflasi yang mempunyai laju kurang dari 10 pertahun 2. Inflasi menengah galloping inflation yaitu inflasi yang mempunyai laju yang cukup besar biasanya double digit atau bahkan triple digit 3. Inflasi tinggi hyper inflation yaitu inflasi yang lajunya meningkat sampai 5 atau 6 kali lipat.

4. Sebab-sebab Terjadinya Inflation

Menurut teori kuantitas sebab utama timbulnya inflasi adalah kelebihan permintaan yang disebabkan oleh penambahan jumlah uang beredar.

Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh inflasi, nilai tukar (KURS), suku bunga SBI dan jumlah berdar (M2) terhadap dan pihak ketiga DPK) serta implikasinya terhadap volume transaksi pasar uang antara bank (PUAB)

2 17 152

Pengaruh variabel makro ekonomi terhadap harga saham syariah di Indonesia dan Malaysia periode Mei 2011 – Desember 2015

0 14 127

ANALISIS JUMLAH UANG BEREDAR DAN TINGKAT SUKU ANALISIS JUMLAH UANG BEREDAR DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP INFLASI DI INDONESIA TAHUN 1984-2009.

0 2 14

ANALISIS INTERDEPENDENSI JUMLAH UANG BEREDAR, SUKU BUNGA SBI,NILAI TUKAR DAN TINGKAT INFLASI DI INDONESIA.

2 12 17

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, Suku Bunga, dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Surakarta Tahun 1995-2014.

0 3 11

PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR (JUB), TINGKAT SUKU BUNGA SBI (BI RATE), DAN NILAI TUKAR (KURS) TERHADAP INDEKS Pengaruh Inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB), Tingkat Suku Bunga SBI (BIRATE), dan Nilai Tukar (KURS) terhadap Indeks Harga Saham di Jaka

0 2 19

PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR (JUB), TINGKAT SUKU BUNGA SBI (BI RATE), DAN NILAI TUKAR (KURS) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM Pengaruh Inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB), Tingkat Suku Bunga SBI (BIRATE), dan Nilai Tukar (KURS) terhadap Indeks Harga S

0 3 16

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR ( KURS) DOLAR AMERIKA/ RUPIAH (US$/ Rp), INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA Analisis Pengaruh Nilai Tukar ( Kurs) Dolar Amerika/ Rupiah (US$/ Rp), Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI, Dan Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap Indeks Harga

0 2 15

PENGARUH KONSUMSI, INVESTASI, JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI TERHADAP PENENTUAN KEBIJAKAN SUKU BUNGA SBI

0 0 17

PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP INFLASI, SUKU BUNGA DAN NILAI TUKAR UANG SERTA DAMPAKNYA PADA INVESTASI DI INDONESIA

0 1 8