Inflasi 1. Pengertian Inflasi. LANDASAN TEORI

46 atau inflasi memiliki dampak terhadap masyarakat dan perekonomian, yaitu sebagai berikut: 1. Dampak terhadap pendapatan equity effect Efek terhadap pendapatan adalah terjadinya pendapatan yang tidak merata. Ada yang dirugikan dan ada yang diuntungkan. 2. Dampak terhadap efisiensi efficiency effect Inflasi dapat pula mengubah pola alokasi faktor-faktor produksi. Dengan adanya inflasi permintaan akan barang tertentu mengalami kenaikan yang lebih besar dari barang lain, yang kemudian produksi barang tersebut mengalami kenaikan. Kenaikan produksi barang ini pada gilirannya akan mengubah pola alokasi faktor produksi yang sudah ada. 3. Dampak terhadap output output effect Disaat laju inflasi sangat tinggi maka akan mengurangi outpun nasional. Karena dalam keadaan inflasi yang tinggi, nilai mata uang riil turun dengan drastis, masyarakat cenderung tidak suka memegang uang kas, transaksi mengarah kearah barter, yang biasanya diikuti dengan penurunan produksi barang. F. Investasi

1. Pengertian Investasi

Investasi, yang lazim disebut juga dengan istilah “ penanaman modal” atau “ pembentukan modal”. Menurut Kuhardjo dalam buku Glosarium, 47 memberikan pengertian bahwa investasi merupakan penanaman modal dalam suatu usaha yang diharapkan dapat mendatangkan tambahan. Menurut Sadono Sukirno 2000 dan Nurul Huda et al 2008, istilah investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau perbelanjaan penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan produksi barang-barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian. Menurut Orugman dan Obsteild 2005, investasi adalah bagian output yang digunakan oleh perusahaan swata untuk menghasilkan output di masa yang akan datang. Menurut Nopirin 1990, investasi dapat diartikan sebagai perubahan capital stock, maka teori tentang investasi haruslah dimulai dengan konsep jumlah stock kapital yang diinginkan desire capital stock. Menurut Iswardono 1999, stock kapital merupakan unsur yang sangat aktif menetukan besarnya tingkat output.’

2. Fungsi Investasi

Fungsi investasi menurut A. Karim 2008 dapat dijelaskan dalam bentuk formasi: . ..2.11 dimana : I : Tingkat investasi I = I i, r, Q, T Dengan, dldi 0; dldQ ≥; dldT0 ; 48 i : Tingkat suku bunga r : Tingkat pengembalian Q: GNP T: Perubahan teknologi.

3. Tujuan Investasi

Tujuan melakukan investasi pada dasarnya adalah untuk menghasilkan sejumlah uang. Tapi pernyataan tersebut terlalu sederhana, sehingga perlu mencari jawaban yang lebih tepat tentang tujuan investasi, seperti yang dijelaskan diatas, bahwa tujuan investasi yang lebih luas adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor. Kesejateraan dalam hal ini adalah kesejateraan finansial, yang dapat diukur dari pendapatan yang diterima pada masa yang akan datang.

4. Bentuk Investasi

1. Bentuk investasi berdasarkan aktiva keuangan Menurut Jogiyanto 1998:6 pada Safitri, berdasarkan aktiva keuangan investasi dapat digolongkan menjadi 2 golongan yaitu: a. Investasi langsung, yaitu dengan membeli langsung aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik melalui perantara atau dengan cara lainnya b. Investasi tidak langsung, yaitu dengan membeli saham dari investasi yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan 49 2. Bentuk investasi berdasarkan sumbernya a. Penanaman modal dalam negeri, yaitu investasi yang dananya bersumber dari dalam negeri atau domestik. b. Penanaman modal asing, yaitu investasi yang modalnya bersumber dari dana luar negeri atau internasional.

5. Faktor yang Mempengaruhi Investasi

Menurut Sadono Sukirno 2000, banyaknya keuntungan yang akan diperoleh besar sekali peranannya dalam menentukan tingkat inflasi yang akan dilakukan oleh para penguasa. Disamping oleh harapan masa datang untuk memperoleh untung, terdapat beberapa faktor lain yang menetukan tingkat investasi yang akan dilakukan dalam perekonomian. Faktor-faktor utama yang menentukan tingkat invetasi adalah: i. Tingkat keuntungan investasi yang diramalkan akan diperoleh ii. Tingkat suku bunga iii. Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan iv. Kemajuan teknologi v. Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya

G. Keterkaitan Antar Variabel 1.

Keterkaitan nilai tukar terhadap jumlah uang beredar M2 Pentingnya saluran nilai tukar sebagai salah satu transmisi kebijakan moneter terletak pada pengaruh aset finansial dalam valuta asing yang 50 berasal dari hubungan kegiatan ekonomi suatu negara dengan negara lain. Selain itu, perubahan kurs dalam negeri akan mengakibatkan ada perubahan aliran dana yang masuk dan keluar dari suatu negara akibat aktivitas perdagangan antar negara ekspor dan impor dan aliran modal investasi yang masuk kedalam dan keluar negeri. Aliran dana masuk dan keluar negeri akan mempengaruhi jumlah modal atau uang didalam negeri akibat perubahan kurs Aulia Pohan,2008:22. Disaat neraca pembayaran surflus akibat bertambahnya cadangan valuta asing yang bersumber dari meningkat ekpsor dan modal asing yang mengalir dalam negeri akan memuat peningkatan penawaran uang Sadono Sukirno, 2000:208 Berdasarkan sisi yang berbeda, fluktuasi nilai tukar jelas mempengaruhi harga-harga barang domestik dan barang impor, pendapatan dari perusahaan dalam negeri, dan kekayaan semua investor dalam negeri. sebagai akibatnya, bank sentral memiliki sejumlah tanggung jawab untuk mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah. Salah satu cara utama dalam menjalankan tugas ini adalah melakukan intervensi dalam pasar valuta asing, yaitu dengan dengan menjual atau membeli valuta asing bagi rekeningnya sendiri. Jika bank sentral menganggap bahwa nilai mata uang rupiah dinilai terlalu tinggi dan dolar dinilai begitu rendah, bank sentral akan membeli sejumlah dolar tersebut dengan rupiah yang dimilikinya. Pembelian tersebut meningkatkan jumlah uang beredar dengan demikian meningkatkan basis 51 moneter, sebaliknya, jika bank sentral menganggap nilai mata uang rupiah terlalu rendah dan nilai dolar terlalu tinggi maka bank sentral bisa menjual dolar yang mereka miliki sehingga dapat mengurangi jumlah uang beredar dan akan mengurangi basis ekonomi. Frank, Franco dan Michael,1999:95.

2. Keterkaitan kredit terhadap jumlah uang beredar M2

Kredit merupakan penyediaan uang atas kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lainnya dengan mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya dalam jangka waktu tertentu dengan pemberian laba. Kredit memiliki hubungan erat dalam proses penciptaan uang yang dilakukan oleh bank-bank umum melalui pemberian pinjaman kepada masyarakat yang ada dalam suatu perekonomian. Bank umum akan menciptakan tabungan giral rekening koran utama apabila ia mendapatkan uang langganannya dalam bentuk uang tunai atau cek yang ditarik dari bank lain. Setelah itu, ia akan menambah nilai tabungan giral. Uang yang diterima oleh bank umum tersebut akan mereka salurkan atau pinjamkan kembali kepada masyarakat nasabah setelah cadangan minimum yang harus disimpan ke bank sentral telah dipenenuhi. Karena cadangan yang diwajibkan tersebut jauh dibawah jumlah uang yang diterima oleh bank-bank umum, sehingga kelebihan cadangan tersebut akan disalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit pinjaman atau investasi. 52 Jumlah uang yang yang dipinjamkan oleh bank umum kepada nasabah atau masyarakat akan dibelanjakan oleh nasabah. Maka golongan penjual akan menerima tambahan pembayaran sebesar kredit atau pinjaman yang diterima. Tambahan pembayaran tersebut, oleh golongan penjual akan mereka simpan kembali ke bank lainnya sehingga menambah nilai tabungan giral secara agregat. Hal itu bisa diartikan bahwa peristiwa tersebut akan menambah jumlah uang beredar. Misalnya total tabungan masyarakat dibank A sebesar 100 juta rupiah dimana cadangan wajib yang harus dipenuhi sebesar 20 dari total tabungan tersebut. Kelebihan cadangan yang sebesar 80 atau 80 juta bisa disalurkan oleh bank A kedalam bentuk pinjaman atau kredit kepada nasabah X. Nasabah X tersebut akan membelanjakan pinjaman yang mereka peroleh sehingga terdapat golongan penjual akan memperoleh tambahan pembayaran sebesar 80 juta. Tambahan uang yang sebsar 80 juta tersebut, penjual akan mereka simpan kembali di bank B sehingga tabungan giral bertambah sebesar 80 juta. Begitupun seterusnya. Berdasarkan ilustrasi diatas bahwa penambahan pinjaman atau kredit sebesar 80 juta akan menambah uang giral sebesar atau jumlah uang beredar sebesar 80 juta juga.Sadono Sukirno,2006:274-278

3. Keterkaitan suku bunga SBI terhadap jumlah uang beredar M2

Salah satu mekanisme trasmisi kebijakan moneter dalah suku bunga SBI. Selanjutnya perubahan suku bunga tersebut akan memberikan pengaruh 53 terhadap suku bunga deposito bank-bank umum yang ditawarkan kepada masyarakat penabung dan pada suku bunga kredit yang dibebankan oleh bank kepada debiturnya. Suku bunga deposito sangat erat hubungnnya dengan permintaan konsumsi income effect dan suku bunga kredit akan mempengaruhi pembiayaan konsumsi substitution effect dan investasi cost of capital . Perubahan suku bunga SBI akan mempengaruhi tingkat investasi dan konsumsi yang akan berdampak kepada jumlah uang yang dipegang masyarakat. Aulia Pohan.2008:19-20. Disaat suku bunga kredit diturunkan oleh bank-bank umum akibat turunnya suku bunga SBI membuat bank-bank umum lebih banyak meminjamkan kepada nasabah, dan nasabah berminat untuk melakukan pinjaman kepada bank-bank umum akibat biaya yang harus dibayar oleh nasabah atas pinjaman tersebut lebih murah. Sebaliknya, disaat suku bunga kredit diturunkan oleh bank-bank umum akibat respon dari suku bunga SBI akan membuat para pengusaha atau masyarakat akan enggan membuat pinjaman-pinjaman baru. Dan pelanggan yang telah membuat pinjaman akan mengembalikan pinjaman yang dibuat pada masa lalu Sadono Sukirno, 2006:312. Ilustrasi diatas menggambarkan bahwa naik turunnya suku bunga SBI akan direspon oleh suku bunga bank-bank umum yang mempengaruhi permintaan kredit atau tabungan sehingga akan mempengaruhi jumlah uang beredar di masyarakat.

Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh inflasi, nilai tukar (KURS), suku bunga SBI dan jumlah berdar (M2) terhadap dan pihak ketiga DPK) serta implikasinya terhadap volume transaksi pasar uang antara bank (PUAB)

2 17 152

Pengaruh variabel makro ekonomi terhadap harga saham syariah di Indonesia dan Malaysia periode Mei 2011 – Desember 2015

0 14 127

ANALISIS JUMLAH UANG BEREDAR DAN TINGKAT SUKU ANALISIS JUMLAH UANG BEREDAR DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP INFLASI DI INDONESIA TAHUN 1984-2009.

0 2 14

ANALISIS INTERDEPENDENSI JUMLAH UANG BEREDAR, SUKU BUNGA SBI,NILAI TUKAR DAN TINGKAT INFLASI DI INDONESIA.

2 12 17

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, Suku Bunga, dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Surakarta Tahun 1995-2014.

0 3 11

PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR (JUB), TINGKAT SUKU BUNGA SBI (BI RATE), DAN NILAI TUKAR (KURS) TERHADAP INDEKS Pengaruh Inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB), Tingkat Suku Bunga SBI (BIRATE), dan Nilai Tukar (KURS) terhadap Indeks Harga Saham di Jaka

0 2 19

PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR (JUB), TINGKAT SUKU BUNGA SBI (BI RATE), DAN NILAI TUKAR (KURS) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM Pengaruh Inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB), Tingkat Suku Bunga SBI (BIRATE), dan Nilai Tukar (KURS) terhadap Indeks Harga S

0 3 16

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR ( KURS) DOLAR AMERIKA/ RUPIAH (US$/ Rp), INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA Analisis Pengaruh Nilai Tukar ( Kurs) Dolar Amerika/ Rupiah (US$/ Rp), Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI, Dan Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap Indeks Harga

0 2 15

PENGARUH KONSUMSI, INVESTASI, JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI TERHADAP PENENTUAN KEBIJAKAN SUKU BUNGA SBI

0 0 17

PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP INFLASI, SUKU BUNGA DAN NILAI TUKAR UANG SERTA DAMPAKNYA PADA INVESTASI DI INDONESIA

0 1 8