53
terhadap suku bunga deposito bank-bank umum yang ditawarkan kepada masyarakat penabung dan pada suku bunga kredit yang dibebankan oleh
bank kepada debiturnya. Suku bunga deposito sangat erat hubungnnya dengan permintaan konsumsi income effect dan suku bunga kredit akan
mempengaruhi pembiayaan konsumsi substitution effect dan investasi cost of capital
. Perubahan suku bunga SBI akan mempengaruhi tingkat investasi dan konsumsi yang akan berdampak kepada jumlah uang yang dipegang
masyarakat. Aulia Pohan.2008:19-20. Disaat suku bunga kredit diturunkan oleh bank-bank umum akibat
turunnya suku bunga SBI membuat bank-bank umum lebih banyak meminjamkan kepada nasabah, dan nasabah berminat untuk melakukan
pinjaman kepada bank-bank umum akibat biaya yang harus dibayar oleh nasabah atas pinjaman tersebut lebih murah. Sebaliknya, disaat suku bunga
kredit diturunkan oleh bank-bank umum akibat respon dari suku bunga SBI akan membuat para pengusaha atau masyarakat akan enggan membuat
pinjaman-pinjaman baru. Dan pelanggan yang telah membuat pinjaman akan mengembalikan pinjaman yang dibuat pada masa lalu Sadono Sukirno,
2006:312. Ilustrasi diatas menggambarkan bahwa naik turunnya suku bunga SBI akan direspon oleh suku bunga bank-bank umum yang mempengaruhi
permintaan kredit atau tabungan sehingga akan mempengaruhi jumlah uang beredar di masyarakat.
54
4. Keterkaitan inflasi terhadap jumlah uang beredar M2
Inflasi merupakan kenaikan harga-harga barang umum secara kontinue selama priode tertentu Nopirin, 2000. Disaat inflasi meningkat maka
pemilik modal biasanya lebih mennggunakan uangnya untuk bertujuan spekulasi yaitu membeli harta-harta tetap seperti tanah, rumah, bangunan dan
akan mengurangi kegiatan investasi yang produkstif. Berdasarkan teori Keynes bahwa permintaan uang oleh masyarakat dilatar belakangi oleh motif
transaksi, berjaga, dan motif spekulasi. Asfia Murni, 2006:157. Permintaan publik terhadap kas untuk transaksi memiliki dampak terhadap jumlah M1.
Disaat inflasi meningkat, permintaan uang untuk transaksi dan berjaga akan berkurang sehingga terjadi pengurangan jumlah uang yang dipegang oleh
masyarakat sehingga permintaan uang akan berkurang. Dalam hal ini inflasi mempengaruihi fungsi permintaan
Selain itu, dengan adanya kenaikan harga akan menimbulkan efek yang buruk pula kepada perdagangan. Kenaikan harga menyebabkan barang-
barang negara tersebut tidak dapat bersaing di pasar internasional dikarenakan barang dalam negeri lebih mahal dibandingkan barang negara
lain sehingga ekspor akan menurun, sebaliknya harga barang produksi dalam negeri yang semakin tinggi akibat inflasi membuat barang-barang impor
lebih murah sehingga impor akan meningkat. Meningkatnya impor dan menguranggnya ekspor membuat neraca pembayaran akan defisit. Hal ini
55
membuat nilai tukar mengalami depresiasi. Hal itu membuat terdapatnya modal keluar akibat rendahnya ekpor dan dan tingginya impor barang dan
nilai tukar juga akan mempengarahi modal investasi masuk dan keluar. Sehingga dapat diartikan bahwa dengan inflasi dapat mempengaruhi jumlah
uang beredar dari segi permintaan uang oleh masyarakan dan harga barang- barang ekpor dan impor. Sadono Sukirno, 2006:339.
5. Keterkaitan investasi terhadap jumlah uang beredar M2
Menurut Sadono Sukirno 2000 dan Nurul Huda et al 2008, istilah investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau perbelanjaan penanaman
modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan produksi
barang-barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian. Berdasarkan pengertian diatas bahwa meningkatnya investasi akan meningkatkan
produksi barang-barang dalam negeri. Oleh karena meningkatnya investasi, maka permintaan uang akan meningkat. Permintaan uang tersebut dilatar
belakangi oleh motif transaksi dan berjaga-jaga. Perusahaan-perusahaan juga perlu menyimpan uang untuk membayar gaji, membeli bahan-bahan
mentah dan untuk membiayai pengeluaran lainnya. Semakin besar operasi dan produksi perusahaan, semakin banyak uang yang diperlukan sehingga
permintaannya meningkat Sadono Sukirno, 2000:143. Permintaan uang kas
56
untuk tujuan likuiditas akan memiliki dampak terhadap jumlah uang beredar M1.
Selain itu, berdasarkan sumber dananya, investasi berasal dari dalam dalam negeri PMDN dan luar negeri PMA. Invetasi yang berasal dari
dalam negeri PMDN, salah satunya bersumber dari pemberian kredit oleh bank- bank umum kepada pengusaha sehingga mempengaruhi penciptaan
uang giral Winardi.1986:185-186. Sedangkan investasi yang berasal dari luar negeri PMA berakibat mengalirnya modal asing kedalam negeri.
mengalirnya uang tersebut akan menambah peredaran uang, sebaliknya dimutasinya uang keluar negeri akan mengurangi jumlah uang beredar
Sadono Sukirno, 2000: 2007. Peningkatan investasi baik dari PMA dan PMDN akan meningkatkan
ekpor dan mengalirnya modal asing kedalam negeri. hal tersebut akan meningkatkan cadangan devisa negara. Disaat investasi meningkat, akan
mendorong ekspor suatu negara dan mengaliranya modal saing kedalam negeri membuat cadangan valuta asing bertambah sehingga neraca
pembayaran membaik. Pertambahan ini akan mengakibatkan pertambahan dalam penawaran uang. Sadono Sukirno, 2000: 2008
G. Penelitan Terdahulu
Studi tentang jumlah uang beredar di Indonesia maupun negara lain telah banyak dilakukan, dimana studi antara studi terdahulu dan studi berikutnya
57
memiliki koherensi. Studi-studi tersebut dapat digunakan sebagai referensi bagi kajian-kajian dimasa yang akan datang. Penelitian tentang jumlah uang beredar
telah dilakukan oleh: 1. Lily Prayitno dan Heni Sandjaya 2002
Penelitian tentang uang beredar juga pernah diteliti oleh Lily dan Heny. Penelitian tersebut melihat faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
jumlah uang beredar di Indonesia sebelum dan sesudah krisis: sebuah analisa ekonometrik. Penelitian ini menggunakan analisis regresi dengan model log
untuk menganalisa pengeluaran pemerintah, cadangan devisa, serta angka pengganda uang money multyplyer terhadap jumlah uang beredar di Indonesia
untuk priode sebelum krisis 1990-1997, sesudah krisis 1997-1999 dan keseluruhan 1990-1999.
Sebelum krisis hasil menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah secara signifikan berpengaruh positif terhadap jumlah uang beredar M2. angka
pengganda uang money multiplyer mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap jumlah uang beredar M2 di Indonesia. Cadangan devisa
tidak signifikan berpengaruh terhadap jumlah uang uang beredar M2 di Indonesia.
Sesudah krisis, pengeluaran pemerintah secara signifikan berpengaruh positif terhadap jumlah uang beredar sedangkan devisa dan pengganda uang
multiplyer tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap jumlah uang
58
beredar M2 di Indonesia. Untuk waktu seluruh analisa, pengeluaran pemerintah dan devisa negara memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
jumlah uang beredar sedangkan angka pengganda memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap jumlah uang beredar M2 di Indonesia.
2. Hotniar Siringoringo 2003
Penelitan ini mengkaji tentang Pemodelan Jumlah Uang beredar. Penelitian ini menggunakan data oktober 2001 sampai oktober 2003. Dalam
penelitan ini, peneliti menggunakan variabel terikatnya adalah jumlah uang beredar dan varabel independennya adalah aktiva luar negeri bersih, tagihan
bersih kepada pemerintah, tagihan kepada lembaga pemerintah dan BUMN pusat yang berupa kredit dan lainya, tagihan kepada perusahaan swasta dan
perorang dalam bentuk kredit dan lainya, dan lainnya. Penelitian ini menggunakan model regresi linear berganda. Hasil dari penelitian ini
memperlihatkan bahwa variabel dependennya adalah jumlah uang beredar dan varabel independennya adalah aktiva luar negeri bersih, tagihan bersih kepada
pemerintah, tagihan kepada kepada lembaga pemerintah dana BUMN pusat yang berupa kredit, tagihan kepada perusahaan swasta dan perorang dalam
bentuk kredit mempengaruhi jumlah uang beredar secara signifikan. Varabel tagihan kepada lembaga pemerintah dan BUMN pusat yang berupa kredit dan
tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk lainnya tidak mempengaruhi secara nyata terhadap uang beredar.
59
3. Imam Murtono Soehandji 2003.
Penelitian ini menganalisis tentang jumlah uang beredar dan faktor- faktor yang mempengaruhinya Tinjauan money supply M2 priode 1990-
2002. Model yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model log. Peneliti ini menggunakan variabel pengeluaran pemerintah, cadangan devisa,
pengganda uang. Pada penelitian ini pengeluaran pemerintah dan cadangan devisa memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah uang beredar.
Sedangkan pengganda uang tidak berpengaruh terhadap jumlah uang beredar.
4. Bala Shanmugam, Mahendiran Nair dan Ong wee Li 2003
Penelitian ini mengkaji tentang The endogenous money hypothesis: empirical evidence from Malaysia 1985–2000
. Penelitan ini mengkaji jumlah uang beradar di Malaysia selama prode 1985-2003. Penelitian menyimpulkan
bahwa jumlah uang beredar di Malaysia merupakan faktor endogen. Sedangkan faktor eksogen yang mempengaruhi jumlah uang beredar di malaysia adalah
tabungan deposito, pinjaman yang ditentukan oleh bank peminjam, suku bunga atau pendapatan modal dan kredit bank terhadap jumlah uang beredar M3 di
Malaysia. Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa permintaan kredit bank memiliki hubungan kausalitas dua arah terhadap jumlah uang beredar secara
signifikan. Dan sedangkan hubungan suku bunga atau pendapatan modal memiliki hubungan kausalitas jangka panjang terhadap jumlah uang beredar M3
di Malaysia dan secara statistik menunjukkan siginifikan.
60
5. Etty Puji Lestasri 2006
Penelitan ini tentang permitaan uang di Indonesia priode 1997.1-2002.4 : estimasi data stationer. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model ADL ECM. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian adalah pendapatan nasional riil, nilai tukar terhadap dolar kurs, tingkat suku
bunga, dan tingkat inflasi. Penelitian ini menemukan bahwa masing-masing variabel menunjukkan kecepatan penyesuaian menuju keseimbangan jangka
panjang lebih tinggi dari kecepatan penyesuaian pendapatan nasional riil, inflasi dan suku bunga. Tingkat inflasi alamiah rate of inflation naturally memiliki
koefisien positif yang dampaknya akan menambah tingkat keseimbangan permintaan uang M1 di Indonesia ketika terjadi peningkatan inflasi. Dari hasil
estimasi model ADL ECM yang memasukkan variabel kurs ditemukan bahwa nilai koefisien variabel kurs tidak signifikan mempengaruhi jumlah uang
beredar.
6. Oluwole Owoye dan Olugbenga 2007
Penelitian ini mengkaji tentang M2 Targeting, Money Demand, and Real GDP Growth in Nigeria: Do Rules Apply?.
Penelitian ini menggunakan variabel independen pendapatan riil tingkat bunga domestik, tingkat inflasi dan
tingkat penyusutan nilai uang. Berdasarkan penelitan ini menunjukkan bahwa
a
da hubungan jangka panjang antara uang dalam arti luas M2, pendapatan riil, tingkat bunga domestik, tingkat inflasi, tingkat suku bunga asing, dan