Gambaran Umum Objek Penelitian

seluruh negeri. Selain layanan tradisional perbankan untuk bisnis dan konsumen, Bank Danamon Indonesia dan anak perusahaan menawarkan Perbankan Syariah atau Islam-disetujui, kartu kredit, pembiayaan perdagangan, dan produk keuangan lainnya. Bank target indiduals berpenghasilan rendah mayoritas penduduk Indonesia, wiraswasta, dan usaha sangat kecil lainnya. Kekayaan Singapura Temasek Holdings danasovereign kontrol dua-pertiga Bank Danamon Indonesia, sehingga bank terbesar di Indonesia dikuasai asing. 5. Bank International Indonesia Tbk. PT Bank Internasional Indonesia Tbk BNII bergerak dalam kegiatan perbankan domestik dan internasional yang menyediakan berbagai layanan keuangan untuk baik perusahaan nasional dan multi- nasional, perusahaan ukuran menengah, usaha kecil dan individu, dan juga perbankan Syariah untuk pembiayaan, penggalangan dana, dan produk jasa. BNII didirikan 15 Mei 1959.BNIIs pelayanan dan fasilitas termasuk perbankan korporasi corporate advisory menyediakan dan keuangan. 6. Bank Kesawan Tbk. Hampir 100 tahun yang lalu yaitu pada tahun 1913 Khoe Tjin Tek dan Owh Chooi Eng mendirikan NV Chunghwa Shangyeh The Chinese Trading Company Limited di Medan, sebagai pendiri beliau bertindak masing-masing sebagai Direktur Utama dan Komisaris Utama. NV Chunghwa Shangyeh bergerak dalam bidang simpan pinjam keuangan selain juga bergerak di bidang perdagangan umum. Setelah kemerdekaan yaitu pada tahun 1958 NV Chunghwa Shangyeh resmi melakukan kegiatan sebagai Bank Umum dan pada tahun 1962 bentuk usaha berganti menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Bank Chunghwa Shangyeh. Pada tahun 1965, PT Bank Chunghwa Shangyeh berganti nama menjadi PT Bank Kesawan dan untuk lebih memantapkan posisi Bank maupun pengembangan usaha yang lebih baik, Kantor Pusat Bank Kesawan direlokasi atau hijrah ke Jakarta pada tahun 1990. Tahun 1995, Bank Kesawan memperoleh persetujuan menjadi Pedagang Valuta Asing dan selanjutnya pada tahun 1996 mendapatkan izin menjadi Bank Umum Devisa maupun Bank Persepsi, yaitu Bank yang dapat menerima pajak.Walaupun pada masa krisis ekonomi Indonesia di tahun 1998 Bank Kesawan masih merupakan salah satu Bank yang berhasil masuk dalam kategori “A” berdasarkan penilaian Bank Indonesia. Pada tahun 2000 terjadi pergantian pemegang saham di PT Darmex Corporation yang merupakan pemegang saham mayoritas Bank Kesawan dan Bank Kesawan mengganti Direkturnya dengan para Profesional. Untuk itu, kinerja tahun 2000 Bank Kesawan memperoleh penghargaan sebagai salah satu “Bank Berkinerja Terbaik” dalam beberapa kategori dari majalah independen perbankan “InfoBank”. Pada tahun 2001 terjadi perubahan nama dari PT Darmex Corporation menjadi PT Adhi Tirta Mustika. Pada tahun 2002 pula sistem operasional manual diganti menjadi „on-line‟ sistem di seluruh cabang Bank Kesawan. Bank Kesawan menjadi Bank Publik pada tahun 2002 dengan Penawaran Saham Umum Perdana sejumlah 78,8 juta lembar melalui Bursa Efek Jakarta. Dalam penawaran umum saham ini dikeluarkan pula Waran Seri I dengan jangka waktu pelaksanaan di tahun 2003 sampai dengan 2005. Tahun 2009 melakukan penawaran umum terbatas I kepada para pemegang saham dalam rangka penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu HMETD 7. Bank Mandiri persero Tbk. Bank Mandiri memiliki mandat untuk perbankan di Indonesia. Bank komersial terbesar di negara itu dengan aset, Bank Mandiri melayani konsumen dan bisnis melalui lebih dari 900 kantor dan beberapa ATM di seluruh Indonesia 2.800. Bank Mandiri juga pemberi pinjaman terbesar di Indonesia, produk dan jasa lainnya meliputi pembiayaan perdagangan, perbankan syariah, dan perbankan investasi melalui anak perusahaan Mandiri Sekuritas.AXA kekayaan dan asuransi.Pemerintah mengontrol dua pertiga dari saham Bank Mandiri. 8. Bank Mayapada Tbk. Bank mayapada berdiri pada tanggal 10 Januari 1990, Selama tahun 2008 Bank Mayapada berhasil meningkatkan kinerjanya di berbagai bidang antara lain memperluas jaringan kantor, sumber daya manusia, system teknologi, pengawasan, menerapkan prinsip kehati- hatian dalam menjalankan operasional bank dalam rangka meningkatkan Good Corporate Governance. Secara berkala Dewan Komisaris dan Direksi melakukan evaluasi kinerja manajemen dan mengevaluasi laporan keuangan serta menetapkan arah kebijakan agar mampu memenuhi target pencapaian sesuai dengan rencana bisnis Bank, yang selanjutnya akan dilaporkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan. Walaupun ditengah krisis ekonomi global yang mengakibatkan pertumbuhan ekonomi yang melambat, tekananinflasi dan meningkatnya kurs mata uang asing terhadap mata uang rupiah, Bank Mayapada tetap dapat mempertahankan pertumbuhan bisnisnya yang tercermin dari total asset pada akhir tahun 2008 mencapai Rp5,5 triliun dan CAR 23,69 serta jumlah kantor mencapai 109 kantor. 9. Bank Mega Tbk. Berawal dari sebuah usaha milik keluarga bernama PT Bank Karman yang didirikan pada tahun 1969 berkedudukan di Surabaya, selanjutnya pada tahun 1992 berubah nama menjadi PT Mega Bank dan melakukan relokasi Kantor Pusat ke Jakarta. Seiring dengan perkembangannya, PT Mega Bank pada tahun 1996 diambil alih oleh PARA GROUP PT Para Global Investindo dan PT Para Rekan Investama. Untuk lebih meningkatkan citra PT Mega Bank, pada bulan Juni 1997 melakukan perubahan logo dengan tujuan bahwa sebagai lembaga keuangan kepercayaan masyarakat, akan lebih mudah dikenal melalui logo perusahaan yang baru tersebut. Dalam rangka memperkuat struktur permodalan maka pada tahun yang sama PT Bank Mega melaksanakan Initial Public Offering dengan menawarkan saham kepada masyarakat, dengan demikian sebagian saham PT Bank Mega dimiliki oleh publik dan berubah namanya menjadi PT Bank Mega Tbk. Saat ini Bank telah mendapatkan izin dari Bank Indonesia sebagai Bank Devisa sehingga memungkinkan memperluas dan menjangkau bisnis yang lebih luas lagi. PT Bank Mega Tbk. yang bersemboyan “Mega Tujuan Anda” tumbuh dengan pesat dan terkendali serta menjadi lembaga keuangan ternama yang mampu disejajarkan dengan bank-bank terkemuka di Asia Pasifik dan telah mendapatkan berbagai penghargaan dan prestasi baik di tingkat nasional, regional maupun internasional. Dalam upaya mewujudkan kinerja sesuai dengan nama yang disandangnya, PT Bank Mega Tbk. Berpegang pada azas profesionalisme, keterbukaan dan kehati-hatian dengan struktur permodalan yang kuat serta produk dan fasilitas perbankan terkini. Dengan visi “Menjadi Kebanggaan Bangsa”, PT Bank Mega Tbk. merealisasikan berbagai strategi Perusahaan sehingga dapat tumbuh dan berkembang dengan pesat.Dalam perjalanan usaha selanjutnya, Perusahaan terus meningkatkan fasilitas produk dan kualitas layanan agar dapat bersaing dan sejajar dengan bank-bank terkemuka lainnya di Asia Pasifik.Atas penilaian kinerja yang telah dicapai, Bank Mega berhasil meraih beberapa prestasi dan penghargaan baik di tingkat nasional, regional maupun internasional. 10. Bank Negara Indonesia Tbk. Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang Republik Indonesia, pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya beberapa bulan sejak pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh pada tanggal 5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional. Menyusul penunjukan De Javsche Bank yang merupakan warisan dari Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949, Pemerintah membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi atau bank sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan, dan kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri. Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah.Perubahan ini melandasi pelayanan yang lebih baik dan tuas bagi sektor usaha nasional. Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari identitas perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai akhir tahun 1968. Perubahan ini menjadikan Bank Negara Indonesia lebih dikenal sebagai BNI 46. Penggunaan nama panggilan yang lebih mudah diingat - Bank BNI - ditetapkan bersamaan dengan perubahaan identitas perusahaan tahun 1988. Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT Bank Negara Indonesia Persero, sementara keputusan untuk menjadi perusahaan publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996. Kemampuan BNI untuk beradaptasi terhadap perubahan dan kemajuan lingkungan, sosial-budaya serta teknologi dicerminkan melalui penyempurnaan identitas perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke masa.Hal ini juga menegaskan dedikasi dan komitmen BNI terhadap perbaikan kualitas kinerja secara terus-menerus. Pada tahun 2004, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai digunakan untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik, setelah keberhasilan mengarungi masa-masa yang sulit. Sebutan Bank BNI dipersingkat menjadi BNI, sedangkan tahun pendirian - 46 - digunakan dalam logo perusahaan untuk meneguhkan kebanggaan sebagai bank nasional pertama yang lahir pada era Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berangkat dari semangat perjuangan yang berakar pada sejarahnya, BNI bertekad untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi negeri, serta senantiasa menjadi kebanggaan negara. 11. Bank NISP Tbk. PT Bank NISP Tbk, yang kini menjadi PT Bank OCBC NISP Tbk., merupakan bank keempat tertua di Indonesia, didirikan di Bandung pada tanggal 4 April 1941 dengan nama NV. Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank. Sejak awal berdirinya, Bank NISP terus berkembang menjadi bank yang solid dan handal dengan fokus pelayanan kepada segmen usaha kecil dan menengah UKM. Bank NISP mendapatkan statusnya sebagai bank umum pada tahun 1964, kemudian menjadi bank devisa pada tahun 1990 dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1994. Pada akhir 1998, Bank NISP berhasil keluar dari krisis financial yang melanda Asia dan juga krisis perbankan Indonesia tanpa memerlukan program rerekapitalisasi Pemerintah.Bahkan, Bank NISP menjadi bank pertama yang memberikan pinjaman konsumer secara intensif melalui kredit pemilikan rumah, KPR Merdeka, tahun 1999. Inisiatif ini membuka jalan bagi Bank NISP untuk tumbuh pesat di era milenium baru, dimana jumlah aktiva Bank meningkat dari Rp 2,7 triliun tahun 1998 hingga Rp 29 trilion di akhir tahun 2007. Selain itu, sebagai bukti keberhasilannya, pada tahun 2006, Bank NISP memindahkan kantor pusatnya dari Bandung ke Jakarta dan menempati kantor pusat baru, Bank NISP Tower, di kawasan segitiga emas, Jakarta. Pada akhir tahun 2008, OCBC Bank-Singapura adalah pemegang saham pengendali dengan memiliki 74,73 saham Bank NISP melalui beberapa akuisisi sejak tahun 2004. Dengan dukungan OCBC Bank-Singapura, Bank NISP melakukan berbagai perbaikan dan pengembangan untuk dapat mencapai status sebagai Bank Nasional sesuai Arsitektur Perbankan Indonesia API dan Bank Swasta Terbesar Ke-5 di Indonesia di luar Bank Pemerintah dan Bank Asing pada tahun 2013. Untuk lebih mengoptimalkan hubungan dengan OCBC Bank Singapura, maka Bank NISP merubah namanya menjadi PT. Bank OCBC NISP Tbk. Dengan perubahan ini, maka Bank NISP menjadi sangat melekat dengan OCBC Bank sebagai salah satu bank terbesar di Asia. Hal ini juga merupakan komitmen besar OCBC Bank Singapura untuk terus mendukung perkembangan Bank OCBC NISP. Dengan nama dan brand yang baru, Bank OCBC NISP akan terus konsisten dengan komitmennya memberikan pelayanan terbaik bagi para nasabah dan stakeholders lainnya, termasuk menjalankan fungsi tanggung jawab sosial dan menjalankan prinsip Tata Kelola Perusahaan. Profil pemegang saham pengendali: OCBC Bank Singapura OCBC Bank Singapura merupakan bank lokal tertua di Singapura, dengan jaringan, kantor perwakilan serta perusahaan afiliasi di 15 negara dan teritori termasuk Singapura, Malaysia, Indonesia, Cina, Hong Kong, Brunei, Jepang, Australia, Inggris dan Amerika. Anak perusahaan OCBC Bank, Great Eastern Holding, adalah grup asuransi terbesar di Singapura dan Malaysia dalam hal aset dan pangsa pasar.Sedangkan anak perusahaan yang bergerak di bidang manajemen aset, Lion Global, adalah perusahaan manajemen investasi swasta terbesar di Asia Tenggara.Informasi selengkapnya dapat diakses di www.ocbc.com. 12. Bank Nusantara Parahyangan Tbk. PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk berkedudukan di Bandung dan berkantor pusat di Jalan Ir. Juanda No. 95, Bandung - 40132, Indonesia, didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 47, tanggal 18 Januari 1972, yang dibuat dihadapan Komar Andasasmita, SH, Notaris di Bandung. Bank BNP semula didirikan dengan nama PT. Bank Pasar Karya Parahyangan yang berorientasi bisnis pada usaha retail, kemudian pada bulan Juli 1989 ditingkatkan statusnya menjadi Bank Umum Nasional dengan harapan dapat meningkatkan pelayanan jasa perbankannya lebih luas dan dapat membidik sektor ekonomi yang lebih besar lagi, sekaligus berganti nama menjadi PT Bank Nusantara Parahyangan. Pada Agustus 1994 guna melengkapi ragam transaksi dan akses perdagangan yang lebih luas khususnya untuk mengakomodir transaksi valuta asing dan perdagangan luar negeri melalui transaksi ekspor dan impornya, maka Bank BNP dilengkapi dengan ijin sebagai Bank Devisa. Pada tahun 2000 berdasarkan keputusan RUPSLB tanggal 15 September 2000, Bank BNP mengubah status perusahaan menjadi perusahaan publik terbuka dengan menawarkan 50.000.000 saham biasa kepada masyarakat dengan harga nominal per lembar saham Rp500 disertai dengan penerbitan waran sejumlah 20.000.000 lembar yang dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta tanggal 10 Januari 2001, sehingga jumlah saham beredar saat itu menjadi sebanyak 150.000.000 saham. 13. Bank Permata Tbk. Bank Permata dibentuk sebagai hasil merger dari 5 bank di bawah pengawasan Badan Penyehatan Perbankan Nasional BPPN, yakni PT Bank Bali Tbk, PT Bank Universal Tbk, PT Bank Prima Express, PT Bank Artamedia, dan PT Bank Patriot pada tahun 2002. Di tahun 2004, Standard Chartered Bank dan PT Astra International Tbk mengambil alih BankPermata dan memulai proses transformasi secara besar-besaran didalam organisasi. Selanjutnya, sebagai wujud komitmennya terhadap BankPermata, kepemilikan gabungan pemegang saham utama ini meningkat menjadi 89,01 pada tahun 2006. Kombinasi unik dari kedua pemegang saham strategis merupakan salah satu kekuatan utama BankPermata.PT Astra International Tbk merupakan perusahaan Indonesia yang besar dan memiliki pengalaman kuat di pasar domestik.Standard Chartered Bank dengan keahlian dan pengalaman global terkemuka yang dimilikinya menjadikan BankPermata berada dalam posisi yang unik. Dan saat ini Bank Permata telah berkembang menjadi sebuah bank swasta utama yang menawarkan produk dan jasa inovatif serta komprehensif terutama disisi delivery channel-nya termasuk Internet Banking dan Mobile Banking.BankPermata memiliki aspirasi untuk menjadi penyedia jasa keuangan terkemuka di Indonesia, dengan fokus di segmen Konsumer dan Komersial. Melayani sekitar 1,9 juta nasabah di 55 kota di Indonesia, PermataBank memiliki 278 cabang termaksuk 10 cabang Syariah dan 631 ATM dengan akses tambahan di lebih dari 40.000 ATM VisaPlus, Visa Electron, MC, Alto, ATM Bersama dan ATM Prima Pengakuan terkini atas pencapaian PermataBank adalah Penghargaan dari Bisnis Indonesia Award sebagai bank nasional terbaik tahun 2010, The Most Profitable and The Most Efficient Syariah Unit 2009 dalam The Islamic Award Nite 2010, The Asian Banker Sebagai Bank dengan Cash Management Terbaik di Indonesia 2010, The Most Prestigious Carre dalam CCSLs Annual Call Center Award 2010 selama lima kali berturut-turut, peringkat pertama Annual Report Award 2008 untuk kategori listed private bank dan juara umum “Annual Report Award 2008 untuk seluruh kategori, peringkat pertama terbaik e- Company Award 2008 untuk seluruh kategori, Corporate Governance Award untuk kategori Best Equitable Treatment of Shareholders dari Business Review, Asosiasi Emiten Indonesia dan IICD, posisi kedua The Best CEO in Asia Best Managed Companies dan delapan besar The Best Corporate Governance in Asia Best Managed Companies dari Finance Asia Magazine, Banking Service Excellence Awards 2009 10 konvensional dan 7 syariah dari MRI InfoBank, Penghargaan dari MURI untuk Nabung Serentak di 12 kota bagi pelajar, The Prestigious Service Quality Diamond Award 2009 dari Carre-Center for Service Satisfaction Loyalty CCSL Marketing Magazine dan Banking Efficiency Award 2009 dari Bisnis Indonesia. 14. Bank Rakyat Indonesia persero Tbk. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia BRI didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Aria Wirjaatmadja dengan namaHulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi yang berkebangsaan Indonesia pribumi. Berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI. Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undangundang Pokok Perbankan dan Undang- undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugastugas pokok BRI sebagai Bank Umum. Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi PT Bank Rakyat Indonesia Persero yang kepemilikannya masih 100 di tangan Pemerintah. PT BRI Persero yang didirikan sejak tahun 1895 didasarkan pelayanan pada masyarakat kecil sampai sekarang tetap konsisten, yaitu dengan fokus pemberian fasilitas kredit kepada golongan pengusaha kecil. Hal ini antara lain tercermin pada perkembangan penyaluran KUK Kredit Usaha Kecil pada tahun 1994 sebesar Rp6.419,8 milyar yang meningkat menjadi Rp8.231,1 milyar pada tahun 1995 dan pada tahun 1999 sampai dengan bulan September sebesar Rp20.466 milyar. Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang semakin pesat maka sampai saat ini PT Bank Rakyat Indonesia PERSERO mempunyai Unit Kerja yang berjumlah 4.447 buah, yang terdiri dari 1 Kantor Pusat BRI, 12 Kantor Wilayah, 12 Kantor Inspeksi SPI, 170 Kantor CabangDalam Negeri, 145 Kantor Cabang Pembantu, 1 Kantor Cabang Khusus, 1 New York Agency, 1 Caymand Island Agency, 1 Kantor Perwakilan Hongkong, 40 Kantor Kas Bayar, 6 Kantor Mobil Bank, 193 P.POINT, 3.705 BRI UNIT dan 357 Pos Pelayanan Desa. 15. Bank Swadesi Tbk. Keberadaan Bank Swadesi berawal dari sebuah bank pasar bernama Bank Pasar Swadesi yang berdiri pada tahun 1968 di Surabaya. Pada tahun 1984, kepemilikan Bank diambil alih oleh Keluarga Chugani yang menumbuh-kembangkan bank ini sehingga pada tanggal 2 September 1989, Bank Swadesi secara resmi beroperasi menjadi Bank Umum dengan nama PT Bank Swadesi. Pada tahun 1990, Bank Swadesi melakukan penggabungan usaha merger dengan PT Bank Perkreditan Rakyat Panti Daya Ekonomi yang berkedudukan di Surakarta untuk dapat membuka kantor cabang di Jakarta dan setelah memperoleh ijin dari Bank Indonesia, pada tahun 1992 Bank Swadesi menjalankan usaha sebagai pedagang valuta asing. Proses tumbuh dan berkembang ini terns berlanjut dibawah kepemilikan dan manajemen yang baru dan pada tanggal 11 November 1994 Bank Swadesi mendapatkan peningkatan status dari Bank Indonesia dan secara resmi beroperasi menjadi Bank Devisa, Dengan status devisa ini semakin memperkokoh posisi Bank Swadesi sebagai lembaga kepercayaan yang memberikan jasa dan layanan perbankan yang lebih beragam sesuai dengan kebutuhan nasabah. Dalam upaya pengembangan usaha dan sekaligus untuk mendekatkan diri pada sentra bisnis nasional, pada tahun 1995 dilakukan pemindahan Kantor Pusat dari Surabaya ke Jakarta.Konsistensi pada komitmen untuk terus berkembang dan memberikan yang terbaik dengan berpedoman pada prinsip kehati-hatian, telah menjadi bukti keberhasilan Bank Swadesi daiam melewati masa- masa sulit ditengah krisis multidimensi yang melanda Indonesia.Berdasarkan hasil due diligence yang dilakukan oleh pihak independent. Bank Swadesi termasuk dalam kategori bank A sehingga tidak perlu masuk dalam program rekapitalisasi. Sebagai langkah strategis untuk mengantisipasi perkembangan perbankan dimasa mendatang, khususnya dalam aspek permodalan, pada tahun 2002 Bank Swadesi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan tercatat sebagai lembaga perbankan ke-22 yang go public. Sejalan dengan program kegiatan Arsitektur Perbankan Indonesia API, Bank Swadesi telah memenuhi kriteria sebagai Bank Fokus dengan modal minimal Rp100 miliar dan dengan kondisi permodalan yang cukup akan memberikan keunggutan kompetitif bagi Bank Swadesi dalam memanfaatkan segala peluang yang ada. Sampai akhir tahun 2007, Bank Swadesi telah mengembangkan Jaringan operasional di dua kota terbesar di Indonesia yaitu Jakarta dan Surabaya dengan Jaringan unit kerja terdiri dari 4 Kantor Cabang, 5 Kantor Cabang Pembantu, 5 Kantor Kas dan 1 unit mobil kas keliling. Berpedoman pada visi dan misi yang baru, komitmen unluk memberikan yang terbaik dan penerapan prinsip kehati- hatian, Bank Swadesi bertekad untuk memberikan jasa dan layanan yang terbaik bagi masyarakat dan pembangunan perekonomian Indonesia. Untuk dapat mewujudkan Visi, Misi dan sekaligus memperkuat posisinya dipeta perbankan nasional, Bank Swadesi memandang perlu untuk menjalin aliansi strategis dengan mengundang investor yang kuat. Upaya tersebut direalisasikan dengan penandatanganan Akta Akuisisi antara pemegang saham mayoritas Bank Swadesi dengan Bank Of India terkait dengan pengambilalihan saham sebanyak 235.600.000 lembar saham atau yang mewakili 76 dari keseluruhan saham Bank Swadesi pada tanggal 22 Juni 2007. Dengan demikian secara resmi Bank of India telah menjadi pemegang saham mayoritas dan mengambil alih pengendalian Bank Swadesi. Dengan dukungan Bank of India, Bank Swadesi kedepan diharapkan akan terus membangun fondasi yang kokoh untuk mencapai kinerja terbaik dengan pertumbuhan yang berkelanjutan melalui alih pengetahuan dan teknologi, penempatan individu dan meningkatkan modal pada saat dibutuhkan. Bank of India, sebagai bank yang telah berusia 100 tahun dan memiliki 25 kantor cabang diluar negeri yang meliputi: USA, United Kingdom, Channel Islands, France, Kenya, Singapore, Indonesia, Hongkong, West Indies, Japan, China. Vietnam, South Africa, serta 2.718 kantor cabang di seluruh India, memberikan keyakinan kepada Bank Swadesi untuk tumbuh dan berkembang serta dapat berperan diperbankan nasionai maupun internasional. 16. Bank Victoria International Tbk. Tahun 1992, PT Bank Victoria International didirikan di Jakarta. Tahun 1994 PT Bank Victoria International memperoleh ijin dari Menteri Keuangan Republik Indonesia untuk beroperasi sebagai Bank Umum dan mulai beroperasi secara komersil. Tahun 1997, PT Bank Victoria International memperoleh ijin dari Bank Indonesia sebagai Pedagang Valuta Asing. 1999 PT. Bank Victoria International, Tbk pada bulan Juni, memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam untuk melakukan penawaran umum kepada masyarakat sebanyak 250.000.000 Saham Biasa Atas Nama dengan nilai nominal dan harga penawaran sebesar Rp100 per Saham dan sebanyak- banyaknya 80.000.000 Waran Seri I yang menyertai Saham Biasa Atas Nama melalui pasar modal sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. PT Bank Victoria International, Tbk pada bulan Desember, memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam untuk melakukan penawaran Obligasi Bank Victoria I tahun2000 kepada masyarakat sebanyak-banyaknya sebesar Rp100.000.000.000. Pada maret 2000, seluruh obligasi Perusahaan telah dicatatkan pada Bursa Efek Surabaya. PT Bank Victoria International, Tbk pada bulan Agustus, memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas I kepada para pemegang saham dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu HMETD, Pada bulan November, dari jumlah saham yang ditawarkan sebanyak-banyaknya 614.000.000 Saham, jumlah yang diambil oleh Pemegang saham yang berhakpemegang Sertifikat Bukti Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebanyak 100.000.000 saham. 2003 PT Bank Victoria International, Tbk pada bulan Februari, memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas II kepada para pemegang saham dalam penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu HMETD sebanyak-banyaknya 705.243.360 Saham Biasa Atas Nama dengan nilai nominal Rp100 per saham dan yang ditawarkan dengan harga Rp100 per saham dan sebanyak-banyaknya sejumlah 423.146.616 Waran Seri III yang menyertai Saham Biasa Atas Nama melalui pasar modal sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pada bulan April, dari jumlah saham yang ditawarkan sebanyak- banyaknya 705.243.360 Saham, jumlah yang diambil oleh Pemegang saham yang berhakpemegang Sertifikat Bukti Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebanyak 400.000.000 saham. Pada bulan desember 2004, sejumlah 1.258.585.426 saham Bank Victoria telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta. 2005 Pada bulan Maret, PT. Bank Victoria International, Tbk melakukan pelunasan awal call option atas seluruh pokok obligasi dengan harga perolehan 100. Tabel 4.1 Daftar Nama Perusahaan Objek Penelitian No. Nama Perusahaan Kode Emiten 1 Bank Artha Graha International Tbk. INPC 2 Bank Bumiputera Indonesia Tbk. BBAP 3 Bank Central Asia Tbk. BBCA 4 Bank Danamon Indonesia Tbk. BDMN 5 Bank International Indonesia Tbk. BNII 6 Bank Kesawan Tbk. BKSW 7 Bank Mandiri persero Tbk. BMRI 8 Bank Mayapada Tbk. MAYA 9 Bank Mega Tbk. MEGA 10 Bank Negara Indonesia Tbk. BBNI 11 Bank NISP Tbk. NISP 12 Bank Nusantara Parahyangan Tbk. BBNP 13 Bank Permata Tbk. BNLI 14 Bank Rakyat Indonesia persero Tbk. BBRI 15 Bank Swadesi Tbk. BSWD 16 Bank Victoria International Tbk. BVIC Sumber : idx.co.id

B. Analisis Deskriptif Pengaruh Corporate Social Responsibility CSR,

Capital Adequacy Ratio CAR, Non Performing Loan NPLdan Return On Asset ROA Terhadap Nilai Perusahaan Tobin’s Q

1. Corporate Social Responsibility CSR

Pada tabel 4.2 menunjukkan adanya aktivitas CSR pada Bursa Efek Indonesia sektor perbankan tahun 2007-2009. Tabel 4.2 Corporate Social Responsibility CSR Tahun 2007-2009 No. Kode Emiten 2007 2008 2009 1 INPC 44,87 44,87 44,87 2 BBAP 51,28 51,28 51,28 3 BBCA 52,56 52,56 52,56 4 BDMN 55,13 55,13 55,13 5 BNII 53,85 53,85 53,85 6 BKSW 29,49 29,49 29,49 7 BMRI 53,85 53,85 53,85 8 MAYA 52,56 52,56 52,56 9 MEGA 29,49 29,49 29,49 10 BBNI 53,85 53,85 53,85 11 NISP 52,56 52,56 52,56 12 BBNP 29,49 29,49 29,49 13 BNLI 53,85 53,85 53,85 14 BBRI 55,13 55,13 55,13 15 BSWD 33,33 33,33 33,33 16 BVIC 38,46 38,46 38,46 Sumber : data diolah Berdasarkan hasil perhitunganCorporate Social Responsibility CSR masing-masing perusahaan pada Tabel 4.2, Pada Tahun 2007, Corporate Social Responsibility CSR, tertinggi dimiliki oleh Bank Danamon Tbk dan Bank Rakyat Indonesia Tbk sebesar 55,13dan terendah dipegang oleh Bank Kesawan Tbk dan Bank Mega Tbk sebesar 29,49. Pada Tahun 2008, Corporate Social Responsibility CSR, tertinggi dimiliki oleh Bank Danamon Tbk dan Bank Rakyat Indonesia Tbk sebesar 55,13dan terendah dipegang oleh Bank Kesawan Tbk dan Bank Mega Tbk sebesar 29,49. Dan pada Tahun 2009, Corporate Social Responsibility CSR, tertinggi dimiliki oleh Bank Danamon Tbk dan Bank Rakyat Indonesia Tbk sebesar 55,13dan terendah dipegang oleh Bank Kesawan Tbk dan Bank Mega Tbk sebesar 29,49.

2. Capital Adequacy Ratio CAR

Capital Adequacy Ratio CAR adalah rasio permodalan yang terdapat dalam aspek penilaian kinerja perbankan. Semakin besar rasio CAR maka semakin baik kinerja perusahaan bank.Pada tabel 4.3 menunjukkan adanya kenaikan dan penurunan CAR pada Bursa Efek Indonesia sektor perbankan tahun 2007-2009. Tabel 4.3 Capital Adequacy Ratio CARTahun 2007-2009 No. Kode Emiten 2007 2008 2009 1 INPC 12,24 14,93 13,87 2 BBAP 11,86 11,78 11,69 3 BBCA 19,20 15,80 15,30 4 BDMN 19,30 16,80 17,40 5 BNII 20,19 19,44 14,71 6 BKSW 10,36 10,43 12,56 7 BMRI 21,10 15,70 15,60 8 MAYA 29,95 23,69 19,37 9 MEGA 11,84 16,09 18,13 10 BBNI 15,70 13,50 13,80 11 NISP 16,15 17,01 15,45 12 BBNP 17,00 14,40 12,56 13 BNLI 13,30 10,80 12,20 14 BBRI 15,84 13,18 13,20 15 BSWD 20,66 33,27 32,50 16 BVIC 15,43 22,77 16,86 Sumber : data diolah Berdasarkan hasil perhitunganCapital Adequacy Ratio CAR masing-masing perusahaan pada Tabel 4.3, Pada Tahun 2007, Capital Adequacy Ratio CAR, tertinggi adalah Bank Mayapada Tbk sebesar 29,95dan terendah adalah Bank Kesawan Tbk sebesar 10.36. Pada Tahun 2008, Capital Adequacy Ratio CAR, tertinggi dimiliki oleh Bank Swadesi Tbk sebesar 33.27dan terendah dipegang oleh Bank Kesawan Tbk. Pada Tahun 2009, Capital Adequacy Ratio CAR, tertinggi dimiliki oleh Bank Swadesi Tbk sebesar 32.50 dan terendah dipegang oleh Bank Bumiputera Indonesia Tbk sebesar 11.69.

3. Non Performing Loan NPL

Pada tabel 4.4 menunjukkan adanya kenaikan dan penurunan Non Performing LoanNPL pada Bursa Efek Indonesia sektor perbankan tahun 2007-2009 atau yang menjadi sampel penelitian. NPL merupakan perbandingan antara outstanding kredit bermasalah dengan outstanding kredit secara keseluruhan. Hal ini berarti semakin besar nilai rasio NPL sebuah bank, maka semakin kurang baiknya kinerja sebuah bank. Pada Tahun 2007, Non Performing Loan NPL tertinggi dimiliki oleh Bank Rakyat Indonesia Tbk sebesar 13.45dan terendah dipegang oleh Bank Victoria International Tbk sebesar 0.20. Pada Tahun 2008, Non Performing Loan NPL tertinggi dimiliki oleh Bank Bumiputera Indonesia Tbk sebesar 5.64dan terendah dipegang oleh Bank Victoria International Tbk sebesar 0,44. Dan pada Tahun 2009, Non Performing Loan NPLtertinggi dimiliki oleh Bank Bumiputera Indonesia Tbk sebesar 4,57 dan terendah dipegang oleh Bank Victoria International Tbk sebesar 0,03. Tabel 4.4 Non Performing Loan NPLTahun 2007-2009 No. Kode Emiten 2007 2008 2009 1 INPC 2,55 2,70 2,83 2 BBAP 6,10 5,64 4,57 3 BBCA 0,80 0,60 0,70 4 BDMN 4,10 3,20 3,30 5 BNII 2,23 2,00 1,56 6 BKSW 6,81 4,08 5,70 7 BMRI 1,50 1,10 0,40 8 MAYA 0,14 2,07 0,49 9 MEGA 0,34 0,45 0,57 10 BBNI 4,00 1,70 0,80 11 NISP 2,12 1,75 2,14 12 BBNP 1,48 1,12 1,81 13 BNLI 1,50 1,10 1,50 14 BBRI 13,45 0,85 1,08 15 BSWD 1,95 2,16 1,82 16 BVIC 0,20 0,44 0,03 Sumber : data diolah

4. Return On Asset ROA

Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa perusahaan bisa mencetak laba. Dasar pemikirannya adalah pada saat investor membeli saham,maka investor sedang memberikandana segar untuk menambah modal perusahaan tersebut. Dengan bertambahnya modal, investor mengharapkan kemampuan perusahaan untuk mencetak laba lebih besar dari sebelumnya.Pada tabel 4.5 menunjukkan adanya kenaikan dan penurunan Return On Asset ROA pada Bursa Efek Indonesia sektor perbankan tahun 2007-2009. Tabel 4.5 Return On Asset Tahun 2007-2009 No. Kode Emiten 2007 2008 2009 1 INPC 0,29 0,34 0,44 2 BBAP 0,52 0,09 0,18 3 BBCA 3,30 3,40 3,40 4 BDMN 2,80 2,30 2,60 5 BNII 0,68 1,15 0,20 6 BKSW 0,35 0,23 0,30 7 BMRI 2,30 2,50 3,00 8 MAYA 1,46 1,27 0,90 9 MEGA 2,33 1,98 1,77 10 BBNI 0,90 1,10 1,70 11 NISP 1,31 1,54 1,47 12 BBNP 1,29 1,17 1,02 13 BNLI 1,90 1,70 1,40 14 BBRI 4,61 4,18 3,73 15 BSWD 1,17 2,53 3,53 16 BVIC 1,64 0,88 1,10 Sumber : data diolah Berdasarkan hasil perhitunganReturn On Asset ROA masing- masing perusahaan pada Tabel 4.5, Pada Tahun 2007,Return On Asset ROA, tertinggi dimiliki oleh Bank Rakyat Indonesia Tbk sebesar 4,61 dan terendah dipegang oleh Bank Artha Graha Tbk sebesar 0,29. Pada Tahun 2008, Return On Asset ROA, tertinggi dimiliki oleh Bank Rakyat Indonesia Tbk sebesar 4,18dan terendah dipegang oleh Bank Bumiputera Indonesia Tbk sebesar 0,09. Dan pada Tahun 2009,

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 110 125

Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 42 90

Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 77 128

Pengaruh Profitabilitas Dan Size Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 28 102

Pengaruh Profitabilitas Dan Size Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 43 102

Kinerja Sosial Perusahaan BUMN dan BUMS Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

5 63 113

Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 56 91

Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial pada Perusahaan Perbankan dan Lembaga Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 72 97

Pengaruh Tanggung Jawab Sosial Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan pada perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3 53 98

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

0 1 16