Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

mempunyai hubungan yang erat dengan para stakeholdersnya seperti investor, calon investor, dan pemerintah dalam penyediaan informasi dalam kegiatan sosial mereka Karlina, 2009. Hozi 2009 menyatakan bahwa pelaksanaan Corporate Social Responsibility dapat menjadi suatu strategi bisnis yang baik bagi bank untuk menjaga atau meningkatkan daya saing melalui reputasi dan kesetiaan merek produk loyalitas atau citra. Perbankan yang ingin tetap mempertahankan eksistensinya dalam perbankan nasional, selain mengejar keuntungan profit, bank juga harus memperhatikan dan terlibat dalam pemenuhan kesejahteraan masyarakat ekonomi lemah miskin khususnya di lingkungan sekitar. Menurut Ratnawati 2008, Corporate Social Responsibility bagi sebagian perusahaan merupakan penyeimbang antara kepentingan perusahaan dan masyarakat. Corporate Social Responsibility juga merupakan wujud nyata paradigma bahwa bisnis tidak hanya berjalan atas kepentingan pemegang saham shareholders, tetapi juga untuk stakeholders. Perusahaan tidak akan mengesampingkan kepentingan pekerja, konsumen, masyarakat, pemerintah, dan lingkungan. Pemikiran yang sama juga diterapkan pada industri perbankan. Corporate social Responsibility pada sektor perbankan dianggap sebagai suatu kebutuhan. Bahkan Bank Indonesia BI sebagi bank sentral mewajibkan bank melakukan program Corporate Social Responsibility, terutama di bidang pendidikan. Seperti halnya penelitian mengenai penerapan Corporate Social Responsibility pada perusahaan perbankan islam yang diteliti oleh Harahap dan Gunawan 2005 dalam Karlina 2009 yang menganalisis pemeriksaan tanggung jawab sosial dan pengungkapan lingkungan dalam laporan tahunan bank islam di tiga negara. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa perbankan sebagai institusi keuangan juga peduli dalam menerapkan Corporate Social Responsibility. Seperti yang telah disebutkan diatas Corporate Social Responsibility merupakan isu-isu yang strategis. Pengungkapan Corporate Social Responsibility merupakan kunci strategi perusahaan Ismail Solihin, 2009 sehingga hal ini menimbulkan pertanyaan tentang dampak informasi Corporate Social Responsibility terhadap tingkah laku investor. Corporate Social Responsibility akan menjadi strategi bisnis yang yang tidak dapat dipisahkan dalam perusahaan. Pengungkapan Corporate Social Responsibility dalam laporan tahunan merupakan salah satu cara perusahaan untuk membangun, mempertahankan, dan melegitimasi kontribusi perusahaan dari sisi ekonomi dan politis Ismail Solihin, 2009. Selain itu, di Indonesia, penggunaan laporan tahunan sebagai media komunikasi antara perusahaan dengan stakeholders juga masih jauh tertinggal dari negara-negara lain. Perusahaan asing di Indonesia diduga memiliki pengungkapan sosial pada laporan tahunan yang lebih luas daripada perusahaan lokal, karena investor asing di Indonesia pada umumnya membutuhkan serta menuntut informasi sosial yang luas. Pengungkapan informasi sosial pada laporan tahunan sangat dibutuhkan oleh para investor asing tersebut untuk membuat keputusan investasi. Hal ini disebabkan karena umumnya investor asing mau berinvestasi pada daerah yang aman, tidak banyak klaim tuntutan baik dari komunitas masyarakat sekitar, lembaga swadaya masyarakat LSM maupun pemerintah. Sehingga, investor asing dalam membuat keputusan investasi tidak hanya berdasarkan pada pertimbangan ekonomi dan keuangan, tetapi juga pada pertimbangan sosiologis. Selain melihat profit, mereka juga melihat tanggung jawab perusahaan pada stakeholders selain pemegang saham. Standar Akuntansi Keuangan SAK yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia IAI, sebagaimana tertulis dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 1 Revisi 2004 paragraf kesembilan secara implisit menyarankan untuk mengungkapkan tanggung jawab akan masalah lingkungan dan sosial. Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah value added statement, khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting. Pernyataan PSAK di atas merupakan manifestasi kepedulian akuntansi akan masalah-masalah sosial yang merupakan wujud pertanggungjawaban sosial perusahaan . Pertanggungjawaban sosial bukan merupakan fenomena sosial baru, melainkan merupakan akibat dari semakin meningkatnya isu lingkungan di akhir 1980-an Hendrik Budi Untung, 2008. Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang memuat tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam Pasal 1 ayat 3, dan pada Pasal 66 mengenai laporan tahunan, dalam ayat 2c disebutkan laporan pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan, mengharuskan adanya pertanggungjawaban sosial serta pengungkapannya disetiap perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas PT. Besarnya dampak sosial perusahaan tergantung pada jenis atau karakteristik operasi perusahaan. Karakteristik operasi perusahaan yang menghasilkan dampak sosial yang tinggi akan menuntut pemenuhan tanggungjawab sosial yang lebih tinggi pula. Pelaksanaan tanggungjawab sosial akan disosialisasikan kepada publik melalui pengungkapan soial dalam laporan tahunan Mirfazli dan Nurdiono, 2007. Pengungkapan pertanggungjawaban sosial CSR Disclosure kini dikaitkan dengan kinerja keuangan financial performance. Apakah memang benar, adanya biaya sosial yang dikeluarkan dapat memberikan kontribusi pada keuntungan perusahaan atau tidak? Dan pemahaman ini menjadi salah satu perdebatan di tingkat manajer, apakah mereka telah secara sistematis kehilangan peluang keuntungan miss profit opportunity jika para manajer memutuskan untuk berlawanan dengan perlindungan lingkungan yang alami King dan Lenox, 2002, dalam Arx dan Ziegler, 2008. Dilling 2008 dalam Efendi 2009 melakukan penelitian empiris mengenai pengaruh pencantuman pada Dow Jones Sustainability World Index DJSI World terhadap nilai perusahaan. Penelitian tersebut memberikan pandangan baru mengenai bukti empiris dalam reaksi harga saham stock price reaction. Dengan tahun sampel antara 2002 sampai dengan 2005, dan sampel sebanyak 116 perusahaan yang terdaftar di DJSI World. Hasil dari penelitian yang dilakukan Dilling tersebut adalah, pada dua tahun awal, harga saham bereaksi positif ketika pertama kali pengumuman terdaftarnya perusahaan sampel dan pengaruhnya menurun setelah tahun selanjutnya. Namun menurut Dilling, tidak ada perbedaan reaksi investor pada pencantuman perusahaan ke DJSI World untuk beberapa negara. Kesimpulannya pelaporan CSR membuat investor dan stakeholder sulit menampung informasi untuk menentukan kualitas pelaporan CSR. Nelling dan Webb 2006 menyimpulkan bahwa menguatnya performance harga pasar saham dalam menunjukkan investasi besar suatu perusahaan dalam aspek Corporate Social Responsibility khususnya hubungan karyawan employee relations, namun aktivitas Corporate Social Responsibility tidak mempengaruhi kinerja keuangan. Mereka juga mengatakan bahwa Corporate Social Responsibility digerakkan lebih dari karakteristik perusahaan yang tidak dapat diobservasi daripada dengan kinerja keuangan. DeMaCarty 2009 membuat penelitian dengan judul ”Financial Returns of Corporate Social Responsibility, and the Moral Freedom and Responsibility of Business Leaders “, dan hasilnya dari penelitian tersebut bahwa Corporate Social Responsibility bukan terletak pada pengaruh utama, melainkan kemampuan manajemen management skill. Manajer yang memiliki kemampuan lebih, bertanggungjawab atau tidak, sanggup menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi atau mendapatkan kredit yang lebih besar dalam ketidaksempurnaan perhitungan dari Corporate Social Responsibility. Yuningsih 2008 melakukan pengujian mengenai pengaruh karakteristik perusahaan terhadap praktek pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan publik, dengan sampel penelitian sebanyak 20 perusahaan terbesar berdasarkan nilai kapitalisasi pasar yang terdaftar di Bursa Efek Surabaya. Hasil dari penelitian tersebut menyimpulkan bahwa karakteristik perusahaan mempengaruhi secara signifikan terhadap praktek pengungkapan tanggung jawab sosial. Adi 2008 melakukan penelitian mengenai pengaruh pengungkapan sosial dalam laporan tahunan perusahaan terhadap reaksi investor, sebuah studi kasus pada perusahaan high profile yang terdaftar di BEJ. Dengan sampel sebanyak 26 perusahaan. Hasil dari penelitian tersebut menyimpulkan bahwa pengaruh dari pengungkapan sosial terhadap laporan tahunan kurang signifikan, sehingga tidak ada pengaruh pengungkapan sosial terhadap reaksi investor. Zubaidah 2008 melakukan penelitian mengenai pengaruh biaya sosial pada kinerja keuangan pada perusahaan semen yang listing di Bursa Efek Jakarta BEJ. Dan hasilnya menjelaskan bahwa biaya sosial memiliki pengaruh yang kuat pada kinerja keuangan. Dengan biaya Corporate Social Responsibility yang digunakan seperti biaya gaji, biaya air bersih, biaya bonus, dan biaya promosi. Dan biaya gaji adalah faktor Corporate Social Responsibility yang paling kuat dalam mempengaruhi kinerja keuangan. Saleh et. al 2008 melakukan pengujian empiris mengenai hubungan antara Pengungkapan Corporate Social Responsibility dengan kinerja keuangan dalam Pasar Terbuka yang berada di Malaysia, dengan menggunakan longitudinal data analysis. Hasilnya adalah terdapat sedikit bukti evidence dari pengaruh signifikan Corporate Social Responsibility dalam kinerja keuangan dalam hubungan jangka panjang. Brine et. al 2007 dalam Efendi 2009 melakukan pengujian Corporate Social Responsibility and Financial Performance dalam konteks Australia, beberapa penggerak ekonomi untuk telah mereka temukan yang mungkin dapat dijelaskan dari pemungutan sukarela oleh beberapa perusahaan. Hasil pertama mereka menerangkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan diantara Corporate Social Responsibility dengan kinerja keuangan. Rosmasita 2007 melakukan pengujian pengaruh faktor-faktor perusahaan terhadap pengungkapan sosial perusahaan dengan memasukkan unsur kepemilikan manajemen, dalam sampel sebanyak 113 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ. Hasilnya menyatakan bahwa faktor-faktor perusahaan mempengaruhi pengungkapan sosial dan variabel kepemilikan perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan sosial perusahaan. Wirakusuma dan Yuniasih 2007 melakukan penelitian mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good Coprporace Governance sebagai variabel pemoderasi. Hasil dari penelitian tersebut antara lain adalah Return On Asset ROA positif mempengaruhi nilai perusahaan; pengungkapan CSR terbukti berpengaruh positif pada hubungan ROA dengan nilai perusahaan; dan, kepemilikan manajerial terbukti tidak berpengaruh terhadap hubungan antara ROA dengan nilai perusahaan. Sembiring 2005 telah melakukan penelitian empiris pada perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta, mengenai karakteristik perusahaan dan pengungkapan tanggung jawab sosial. Hasilnya berupa ukuran perusahaan, karakteristik dan jumlah dari jajaran komisioner memiliki hubungan positif yang signifikan terhadap pengungkapan pertanggungjawaban sosial, tetapi profitabilitas dan leverage tidak menunjukkan efek positif. Tsoutsoura 2004 dalam proyek aplikasi keuangan juga melakukan pengujian ”Corporate Social Responsibility and Financial Performances”, didasari dengan metode empiris dan data diambil dari rentang waktu 1996 sampai 2000 yang termasuk juga dalam SP 500. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan statistik yang signifikan, mendukung pandangan dari aktivitas pertanggungjawaban sosial CSR dapat dijadikan salah satu bagian keuntungan. Mahoney dan Roberts 2002 dalam Efendi 2009 juga melakukan penelitian diantara hubungan sosial dan lingkungan perusahaan terhadap pengaruhnya dalam kinerja keuangan dan instritusi kepemilikan, dengan menggunakan panel data selama empat tahun dari sampel perusahaan yang berada di Canada Canadian Firms. Mereka menemukan hubungan positif antara kinerja lingkungan perusahaan dengan kinerja keuangan perusahaan. Ditambah lagi, hubungan positif antara aktivitas sosial perusahaan dengan institusi kepemilikan dalam bentuk saham shares. Dari hasil-hasil yang mereka temukan, mereka berargumen bahwa aktivitas sosial berhubungan positif dalam kesuksesan perusahaan. Beberapa bursa sudah menerapkan indeks yang memasukkan kategori saham-saham perusahaan yang telah mengimplementasikan Corporate Social Responsibility. New York Stock Exchange telah memiliki Dow Jones Sustainability Index DJSI bagi saham-saham perusahaan yang dikategorikan memiliki nilai Corporate Social Responsibility yang baik. DJSI mulai dipraktekkan sejak tahun 1999. begitu pula London Stock Exchange yang memiliki Socially Responsible Investment SRI Index dan Financial Times Stock Exchange FTSE mempunyai FTSE4Good sejak 2001. Belakangan, inisiatif ini mulai diikuti oleh otoritas bursa saham di Asia, seperti Hanseng Stock Exhange dan Singapore Stock Exchange. Konsekuensi dari adanya indeks-indeks tersebut memacu investor global untuk menanamkan investasinya hanya di perusahaan-perusahaan yang sudah masuk dalam indeks tersebut. Suatu analisa perlu adanya dasar teori dan acuan yang tepat dalam melakukan penelitian, maka dalam penelitian ini terdapat teori-teori pendukung dan berdasarkan penelitian terdahulu. Dalam penelitian ini peneliti akan menganalisa kembali dari penelitian terdahulu dengan sedikit perbedaan yang dapat menjadi analisis yang baru. Adapun perbedaan dari analisis kali ini dengan penelitian terdahulu adalah sebagai berikut : 1. Pada penelitian terdahulu variabel independennya terdiri dari CSR dan Good Corporate Governance. Sedangkan pada penelitian ini variabel independennya terdiri dari CSR dan kinerja keuangan. 2. Pada penelitian terdahulu menganalisa perusahaan yang berada pada sektor manufaktur, sedangkan pada penelitian ini menganalisa perusahaan perbankan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia BEI. 3. Pada penelitian terdahulu menganalisa pada periode tahun 2005-2006, sedangkan pada penelitian ini menganalisis pada periode tahun 2007-2009. Berdasarkan kajian dan paparan penelitian terdahulu yang telah disebutkan, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial dan Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bukti empiris pada sektor perbankan dan diharapkan dapat menjadi referensi bagi banyak pihak mengenai penerapan tanggung jawab sosial sebagai suatu kebutuhan bisnis dan bukan sebagai biaya tambahan yang dikeluarkan perusahaan sehingga dapat dirasakan manfaatnya dalam jangka panjang.

F. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan perumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial, Capital Adequacy Ratio CAR, Non Performing Loan NPL, Return On Asset ROA, mempengaruhi Nilai Perusahaan Tobin„s Q? 2. Variabel independen manakah yang paling dominan mempengaruhi Nilai Perusahaan?

G. Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk menjawab permasalahan yang telah disebutkan diatas. Adapun tujuan tersebut adalah: 1. Untuk menganalisis pengaruh Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial, Capital Adequacy Ratio CAR, Non Performing Loan NPL, Return On Asset ROA, terhadap Nilai Perusahaan Tobin„s Q. 2. Untuk menganalisis variabel independen yang paling dominan mempengaruhi Nilai Perusahaan.

H. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak, antara lain: 1. Manfaat bagi perusahaan Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat kepada perusahaan dalam memahami peranan praktek pertanggungjawaban sosial atau corporate social responsibility dan analisis kinerja keuangan yang dilakukan perusahaan dalam upaya meningkatkan nilai perusahaan bank. 2. Bagi Calon Investor Dapat memberikan gambaran dan pemahaman tentang laporan keuangan tahunan khususnya pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan perbankan dan kinerja keuangan sehinggga dapat dijadikan sebagai acuan untuk pengambilan keputusan investasi. 3. Bagi Pemerintah Sebagai acuan untuk membuat regulasi atau peraturan perundang- undangan dalam pengawasan perusahaan dalam penerapan aktivitas pertanggungjawaban sosial. Agar dampak negatif dari operasi perusahaan terhadap lingkungan sekitar dapat berkurang. 4. Manfaat bagi dunia akademik Penelitian ini diharapkan dapat menambah bukti empiris dari penelitian- penelitian sebelumnya mengenai praktik pertanggungjawaban sosial atau corporate social responsibility dan kinerja keuangan berkaitan dengan nilai perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Tanggung jawab sosial perusahaan dalam sejarah modern dikenal sejak Howard R. Bowen menerbitkan bukunya berjudul Social Responbilities of The Businessman. Buku yang diterbitkan di Amerika Serikat itu menjadi buku terlaris dikalangan dunia usaha pada era 1950-1960. Pengakuan publik terhadap prinsip-prinsip tanggung jawab sosial yang Ia kemukakan membuat dirinya dinobatkan secara aklamasi sebagai bapak CSR Untung, 2008: 3. Dalam buku itu Bowen memberikan definisi awal dari CSR sebagai: “… obligation of businessman to pursue those policies, to make those decision or to follow those line of action wich are desirable in term of the objectives and values of our society ”. Dalam dekade 1960-an, pemikiran Bowen terus dikembangkan oleh berbagai ahli sosiologi bisnis lainnya seperti Keith Davis Rajafi dan Irianto, 2007 yang memperkenalkan konsep “Iron Law of Social Responsibility”. Dalam konsepnya, Davis berpendapat bahwa penekanan pada tanggung jawab sosial perusahaan memiliki korelasi positif dengan size atau ukuran perusahaan, studi ilmiah yang dilakukan Davis menemukan bahwa semakin besar perusahaan atau lebih tepat dikatakan, semakin besar dampak suatu perusahaan terhadap masyarakat sekitarnya, semakin besar pula bobot tanggung jawab yang harus dipertahankan perusahaan itu pada masyarakatnya Untung, 2008: 4. Diantara negara-negara di Asia, penetrasi aktivitas Corporate social responsibility CSR di Indonesia masih tergolong rendah. Pada tahun 2005 baru ada 27 perusahaan yang memberikan laporan mengenai aktivitas CSR yang dilaksanakannya http:donhangga.com. Karena sebelumnya, perusahaan-perusahaan biasa menggunakan istilah Community Development. Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Manajemen sejak tahun 2005 mengadakan Indonesia Sustainability Reporting Award ISRA. Secara umum ISRA bertujuan untuk mempromosikan voluntary reporting CSR kepada perusahaan di Indonesia dengan memberikan penghargaan kepada perusahaan yang membuat laporan terbaik mengenai aktivitas CSR. Kategori penghargaan yang diberikan adalah Best Social and Environmental Report Award, Best Social Reporting Award, Best Environmental Reporting Award, dan Best Website http:donhangga.com dalam Efendi 2009:5. Pada tahun 2006, kategori penghargaan ditambah menjadi Best Sustainability Reports Award, Best Social and Environmental Report Award, Best Social Reporting Award, Best Website, Impressive Sustainability Report Award, Progressive Social Responsibility Award, dan Impressive Website Award. Pada tahun 2007, kategori diubah dengan menghilangkan kategori impressive dan progressive dan menambah penghargaan khusus berupa Commendation for Sustainability Reporting: First Time Sutainability Report. Sampai dengan ISRA 2007 perusahaan tambang, otomotif dan BUMN mendominasi keikutsertaan dalam ISRA http:donhangga.com. Konsep Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility CSR melibatkan tanggung jawab kemitraan antara pemerintah, lembaga sumberdaya masyarakat, serta komunitas setempat lokal. Kemitraan ini tidaklah bersifat pasif dan statis. Kemitraan ini merupakan tanggung jawab bersama secara sosial antara stakeholders Nurlela dan Islahuddin, 2008: 5. Definisi CSR sangat menentukan pendekatan audit program CSR. Sayangnya, belum ada definisi CSR yang secara universal diterima oleh berbagai lembaga. Beberapa definisi CSR di bawah ini menunjukkan keragaman pengertian CSR menurut berbagai organisasi Wikipedia, 2008. Berikut adalah beberapa definisi CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan: 1. Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, dalam Pasal 1 butir 3 disebutkan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat sekitarnya. 2. Menurut World Business Council for Sustainable Development Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility merupakan komitmen berkesinambungan dari kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan memberi kontribusi bagi pembangunan ekonomi

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 110 125

Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 42 90

Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 77 128

Pengaruh Profitabilitas Dan Size Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 28 102

Pengaruh Profitabilitas Dan Size Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 43 102

Kinerja Sosial Perusahaan BUMN dan BUMS Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

5 63 113

Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 56 91

Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial pada Perusahaan Perbankan dan Lembaga Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 72 97

Pengaruh Tanggung Jawab Sosial Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan pada perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3 53 98

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

0 1 16