Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Laporan Keuangan

investor. Dengan pengungkapan sosial ini diharapkan investor dapat pemahaman yang lebih baik mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan value yang pada giliranya akan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dalam rangka memaksimalkan kemakmurannya. Hasil akhirnya adalah meningkatkan kepercayaan investor bahwa ia telah menanamkan ke tempat yang tepat sehingga pasar modal menjadi tidak gampang bergejolak, cost of capital menurun, dan proses alokasi sumberdana dan ekonomi menjadi efisien dan efektif. Dimensi efektif dari pengungkapan ini mencakup tidak hanya sekedar laporan keuangan sebagaimana dipersyaratkan oleh undang-undang. Ada beberapa alasan yang mendukung dan menentang konsep tanggung jawab sosial perusahaan. Adapun alasan-alasan yang dikemukakan oleh para pendukung tanggung jawab sosial yaitu: 1. Keterlibatan sosial merupakan respon terhadap keinginan dan harapan masyarakat terhadap peranan perusahaan. Dalam jangka panjang hal ini sangat menguntungkan perusahaan. Keterlibatan sosial mungkin akan mempengaruhi perbaikan lingkungan masyarakat yang mungkin akan menurunkan biaya produksi. 2. Meningkatkan nama baik perusahaan, dan akan menimbulkan simpati klien, karyawan, investor dan lain-lain. 3. Menghindari campur tangan pemerintah dalam melindungi masyarakat. Karena campur tangan pemerintah dianggap cenderung akan membatasi peran perusahaan, sehingga jika perusahaan memiliki tanggung jawab sosial mungkin dapat menghindari pembatasan kegiatan perusahaan. 4. Dapat menunjukkan respon positif perusahaan terhadap norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat sehingga mendapat simpati masayarakat. Sesuai dengan keinginan pemegang saham, dalam hal ini publik. 5. Membantu kepentingan nasional dan lingkungan seperti konservasi alam, pemeliharaan barang seni budaya, peningkatan pendidikan rakyat, lapangan kerja, dan lain-lain. Menurut Dessy Amalia 2005: 27 alasan-alasan yang dikemukakan oleh para penentang pengungkapan tanggung jawab sosial antara lain adalah: 1. Mengalihkan perhatian perusahaan dari tujuan utamanya dalam mencari laba. 2. Memungkinkan keterlibatan perusahaan terhadap permainan kekuasaan atau politik yang sebenarnya bukan bagian dari pekerjaan dan bidangnya. 3. Keterlibatan sosial membutuhkan dana dan tenaga yang cukup besar, keterlibatan pada kegiatan sosial yang demikian kompleks, sehingga memerlukan tenaga dan para ahli yang belum tentu dimiliki oleh perusahaan.

F. Kinerja Keuangan Perbankan

Kinerja merupakan ukuran-ukuran keefisienan dan keefektifan suatu perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan itu sendiri. Ukuran kinerja pada perusahaa umumnya diukur berdasarkan kinerja keuangannya. Menurut Stoner 1995 dalam Lindrawati et. al 2008: 7, pengertian kinerja adalah: “Ukuran seberapa efisien dan efektif seorang manajer atau sebuah perusahaan, seberapa baik manajer atau perusahaan tersebut mencapai tujuan yang memadai”. Oleh karena itu, untuk menilai kinerja perusahaan perlu dilibatkan analisis dampak keuangan kumulatif dan ekonomi dari keputusan dan mempertimbangkannya dengan menggunakan ukuran komparatif. Menurut Bringham dan Houston 1998 dalam Januarti dan Apriyanti 2005: 7 Pengukuran kinerja keuangan dapat dilakukan dengan analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan merupakan dasar untuk menilai dan menganalisis prestasi operasi perusahaan atau kinerja perusahaan. Rasio keuangan dirancang untuk mengevaluasi laporan keuangan, yang berisi data tentang posisi perusahaan pada suatu titik dan operasi perusahaan pada masa lalu. Nilai nyata laporan keuangan terletak pada fakta bahwa laporan keuangan dapat digunakan untuk membantu memperkirakan pendapatan dan dividen pada masa yang akan datang. Analisis laporan keuangan merupakan permulaan masa depan bila dilihat dari sudut pandang investor, sedangkan bagi manajemen bermanfaat untuk membantu mengantisipasi kondisi mendatang dan menjadi titik awal perencanaan tindakan yang akan mempengaruhi jalannya kejadian mendatang. Menurut Almilia dan Herdiningtyas 2005: 25 untuk menilai kinerja keuangan perbankan, umumnya digunakan penilaian rasio keuangan CAMEL. Dalam kamus Perbankan Institut Bankir Indonesia 1999, CAMEL adalah aspek yang paling banyak berpengaruh terhadap kondisi keuangan bank yang mempengaruhi pula tingkat kesehatan bank, rasio keuangan CAMEL merupakan tolak ukur yang menjadi objek pemeriksaaan yang dilakukan oleh pengawas bank. CAMEL terdiri atas lima aspek penilaian yaitu capital modal, assets aktiva, management manajemen, earnigs pendapatan, dan liquidity likuiditas. Empat dari kelima aspek tersebut masing-masing modal, aktiva, pendapatan, dan likuiditas dinilai dengan menggunakan rasio keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa rasio keuangan bermanfaat dalam menilai kondisi keuangan perusahaan perbankan. Bahkan lebih dari itu, rasio keuangan bermanfaat dalam memprediksi laba perusahaan. Keadaan kinerja keuangan perbankan sangat penting untuk mengetahui sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan manajemen di segala aspek. Dengan adanya kinerja yang baik maka para investor dan pihak lain di luar perbankan tidak akan ragu-ragu untuk menanamkan investasinya kepada bank-bank yang bersangkutan Almilia dan Herdiningtyas, 2005: 25. Menurut Sembiring 2003: 3 kinerja keuangan umumnya diwakili oleh berbagai variabel seperti 1 return pemegang saham, 2 rasio return terhadap asset, modal sendiri, penjualan dan modal, 3 pendapatan perlembar saham, 4 ukuran pendapatan dan 5 ukuran price-earning ratio. Ada juga penelitian yang menggunakan risiko sistematis pasar, umur perusahaan, atau tingkat perputaran asset. Hasil yang ditemukan menunjukkan adanya korelasi positif, tidak ada korelasi, korelasi berbentuk U dan korelasi semu. Hubungan antara tanggung jawab sosial perusahaan dan kinerja ekonomi telah menimbulkan pertanyaan bagi banyak pihak, sehingga timbullah berbagai pokok pikiran yang menghasilkan prediksi yang berbeda- beda. Herremans et. al 1993 dalam Januarti dan Apriyanti 2005: 25 menyebutkan beberapa pokok pikiran mengenai hubungan antara tanggung jawab sosial perusahaan dengan kinerja ekonomi, antara lain : 1. Pokok pikiran yang menggambarkan kebijakan konvensional; berpendapat bahwa terdapat biaya tambahan yang signifikan dan akan menghilangkan peluang perolehan laba untuk melaksanakan tanggung jawab sosial, sehingga akan menurunkan profitabilitas. 2. Biaya tambahan khusus untuk melaksanakan tanggung jawab sosial menghasilkan dampak netral balance terhadap profitabilitas. Hal ini disebabkan tambahan biaya yang dikeluarkan akan tertutupi oleh keuntungan efisien yang ditimbulkan oleh pengeluaran biaya tersebut. 3. Pokok pikiran yang memprediksi bahwa tanggung jawab sosial perusahaan berdampak positif terhadap profitabilitas. Hubungan antara kinerja keuangan suatu perusahaan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial menurut Belkaoui dan Karpik 1989 dalam Sembiring 2003, paling baik diekspresikan dengan pandangan bahwa tanggapan sosial yang diminta dari manajemen sama dengan kemampuan yang diminta untuk membuat suatu perusahaan memperoleh laba. Dalam usaha untuk memahami hubungan antara CSR dengan kinerja keuangan, ada beberapa studi empiris yang mengkhususkan pada pembahasan mengenai hubungan antara CSR dengan kinerja keuangan. Studi-studi ini secara keseluruhan memasukkan hubungan positif antara Corporate Sosial Responsibility. Beberapa pendapat menyatakan bahwa ada efek timbal balik dalam hubungan antara CSR dan kinerja keuangan, dimana perusahaan yang menghadirkan kinerja dengan baik biasanya mendukung CSR, dan perusahaan yang mengadopsi CSR biasanya menampilkan kinerja keuangan yang baik. Menurut Lindrawati et al., menunjukkan bahwa CSR berpengaruh signifikan terhadap ROI dan perusahaan yang menerapkan CSR tetap dapat menampilkan kinerja keuangannya. Hilman dan Keim 2001 serta Waddck dan Graves 1997 dalam Lindrawati et al 2008, menemukan bahwa meningkatkan CSR berakibat pada kinerja keuangan yang lebih baik dan kinerja keuangan yang kuat membuat perusahaan melakukan investasi CSR dan meningkatkan investasi CSRnya.

G. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai pasar. Karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham. Untuk mencapai nilai perusahaan umumnya para pemodal menyerahkan pengelolaannya kepada para profesional. Para profesional diposisikan sebagai manajer ataupun komisaris Nurlela dan Islahuddin, 2008: 9.

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 110 125

Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 42 90

Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 77 128

Pengaruh Profitabilitas Dan Size Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 28 102

Pengaruh Profitabilitas Dan Size Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 43 102

Kinerja Sosial Perusahaan BUMN dan BUMS Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

5 63 113

Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 56 91

Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial pada Perusahaan Perbankan dan Lembaga Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 72 97

Pengaruh Tanggung Jawab Sosial Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan pada perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3 53 98

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

0 1 16