b. Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel independen. Nilai
koefisien determinasi berada di antara nol dan satu. Nilai determinasi yang kecil berarti
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati
satu berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen
Ghozali, 2005. c. Uji regresi parsial Uji stastistik t
Menurut Ghozali 2005 uji stastistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual
dalam menerangkan variabel dependen. Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :
1 Jika nilai signifikan 0,05 maka hipotesis ditolak koefisien regresi tidak signifikan.
2 Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima koefisien
regresi signifikan. d. Uji regresi simultan Uji stastistik F
Menurut Ghozali 2005 uji stastistik F pada dasarnya menunjukkan apakah keseluruhan variabel independen yang dimaksudkan dalam
model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance
level 0,05 α=5. Ketentuan peneriman atau penolakan hipotesis
adalah sebagi berikut : 1 Jika nilai signifikan 0,05 maka hipotesis diterima koefisien
regresi tidak signifikan. 2
Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis ditolak koefisien regresi signifikan
I. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Independen a. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Variabel independen pada penelitian ini adalah pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yaitu proses mengkomunikasikan
dampak-dampak sosial dan lingkungan dari keseluruhan aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan Gray et.al, 1987 dalam Khoirunnisa,
2006. Variabel ini dapat diukur dengan melihat banyaknya item pengungkapan sosial yang terdapat dalam laporan tahunan perusahaan,
jika perusahaan menyajikan pengungkapan sosial diberi skor satu 1, namun jika tidak menyajikan diberi skor nol 0. Jumlah item yang
mungkin dipenuhi oleh perusahaan sebanyak 78 item Sayekti dan Wondabio, 2007.
Maka untuk mendapatkan rasio, ditentukan rumus sebagai berikut: Indeks = n
x 100
K
dimana: n = Jumlah item pengungkapan yang dipenuhi
k = Jumlah semua item yang mungkin dipenuhi b. Kinerja Keuangan
Pada penelitian ini digunakan proksi-proksi untuk menghitung variable kinerja keuangan diantaranya:
1 Rasio Permodalan Menurut Almilia dan Herdiningtyas 2005, Capital Adequacy
Ratio CAR adalah rasio kewajiban pemenuhan modal minimum yang harus dimiliki oleh bank yang memperlihatkan seberapa besar
seluruh jumlah aktiva bank yang mengandung resiko kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain ikut dibiayai
dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber di luar bank. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Capital Adequacy Ratio CAR = Modal Bank
x 100
Total ATMR dimana: Modal Bank = Modal inti + modal pelengkap
ATMR = Aktiva Tertimbang Menurut Resiko
2 Rasio Aktiva Indikator kualitas yang dipakai adalah rasio kualitas produktif
bermasalah dengan aktiva produktif NPL. Menurut Almilia dan Herdiningtyas 2005, rasio NPL menunjukkan bahwa kemampuan
manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan
semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu bank
dalam kondisi bermasalah semakin besar. Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk
kredit kepada bank lain. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet. Rasio ini dapat
dirumuskan sebagai berikut: NPL = Kredit bermasalah
x 100
Total kredit 3 Rasio Rentabilitas earnings
Analisis rentabilitas dimaksudkan untuk mengukur produktivitas asset yaitu kemampuan bank dalam menghasilkan laba dengan
menggunakan aktiva yang dimilikinya, dan juga mengukur efisiensi penggunaan modal. Rasio rentabilitas yang digunakan
adalah ROA. Rasio ROA Return on Assets digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh
keuntungan laba sebelum pajak yang dihasilkan dari rata-rata total asset bank yang bersangkutan. Semakin besar ROA maka
semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan asset yang dilakukan
oleh bank bersangkutan. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:
2. Variabel Dependen Nilai perusahaan merupakan variabel dependen yang diukur dengan
menggunakan Tobin’s Q yang dihitung dengan menggunakan rumus:
Q = Nilai perusahaan
MVE = Nilai pasar ekuitas Equity Market Value D
= Nilai buku dari total hutang BVE = Nilai buku dari ekuitas Equity Book Value
Market Value Equity MVE diperoleh dari hasil perkalian harga saham dan penutupan closing price akhir tahun dengan jumlah saham yang
beredar pada akhir tahun. BVE diperoleh dari selisih total asset perusahaan dengan total kewajibannya. Herawaty, 2008.
Beberapa penelitian terdahulu menggunakan Tobin’s Q Model yang diberi
si mbol ”Q” untuk mengukur nilai perusahaan. Perusahaan yang
menunjukkan Tobin’s Q lebih besar berarti perusahaan tersebut
memanfaatkan sumber
daya yang
dimilikinya dengan
baik Murwaningsari, 2007.
Tabel 3.1 Pengukuran Operasional Variabel Penelitian
Variabel Pengukuran
Skala Dependen
Nilai Perusahaan
Q =
MVE + D BVE + D
Rasio
Independen
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial perusahaan
Banyaknya item pengungkapan sosial yang terdapat pada laporan tahunan.
Jika perusahaan mengungkapkan diberi skor satu 1, namun jika tidak
mengungkapkan diberi skor 0. Indeks = n x 100
K Rasio
Rasio CAR CAR = Modal Bank
x 100
Total ATMR Rasio
NPL NPL = Kredit bermasalah
x 100
Total kredit Rasio
ROA ROA = Laba sebelum pajak
x 100
Rata-rata Total Aktiva Rasio
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Berdasarkan data perusahaan bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI bahwa pada tahun 2007 terdapat 26 bank yang listing. Pada
tahun 2008 terdapat 30 bank yang listing dan pada tahun 2009 terdapat 28 bank yang listing di BEI. Dari tahun 2007-2009, perusahaan bank yang
konsisten untuk melaporkan annual report adalah 25 bank. Dari 25 bank yang konsisten listing di BEI tahun 2007-2009, hanya 16 perusahaan bank yang
mengungkapkan aktivitas sosialnya. Adapun perusahaan bank yang dapat dijadikan sampel penelitian adalah sebagai berikut:
1. PT Bank Artha Graha Internasional Tbk Mandiri Financial Services perusahaan patungan Bank Mandiri
dan asuransi AXA titan menawarkan jasa penasihat keuangan, termasuk perencanaan berkedudukan di Jakarta Selatan, semula didirikan dengan
nama PT Inter-Pacific Financial Corporation berdasarkan Akta Nomor 12 tanggal 7 September 1973, dibuat dihadapan Bagijo, S.H., pengganti dari
Eliza Pondaag, S.H., Notaris di Jakarta, dengan ruang lingkup usaha sebagai lembaga keuangan bukan bank, dan Akta tersebut telah disahkan
oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor Y.A.5212 tanggal 3 Januari 1975, serta telah diumumkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia Nomor 6 tanggal 21 Januari 1975
Tambahan Nomor 47. Pada tanggal 10 Juli 1990, PT Inter-Pacific Financial Corporation mencatatkan sahamnya pada Bursa Efek Jakarta dan
Bursa Efek Surabaya. Berdasarkan Akta Nomor 67 tanggal 19 Mei 1992, dibuat dihadapan Adam Kasdarmadji, S.H., Notaris di Jakarta, dan telah
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 10 tanggal 2 Pebruari 1993 Tambahan Nomor 591, PT Inter-Pacific Financial
Corporation berubah nama menjadi PT Inter-Pacific Bank. Pada tanggal 24 Pebruari 1993, PT Inter-Pacific Bank
mendapatkan izin usaha sebagai bank umum dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 176KMK.0171993.
Berdasarkan Akta Nomor 44 tanggal 13 Juni 1997 juncto Akta Nomor 8 tanggal 15 Januari 1998, keduanya dibuat dihadapan Sri Nanning, S.H.,
Notaris di Jakarta, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 70 tanggal 1 September 1998 Tambahan Nomor 5056,
PT Inter-Pacific Bank berubah nama menjadi PT Bank Inter-Pacific, Tbk. Pada tanggal 9 April 1999 Direksi mengajukan permohonan pembatalan
pencatatan delisting saham di Bursa Efek Surabaya, dan pada tanggal 19 April 1999, Direksi Bursa Efek Surabaya memberikan persetujuan atas
permohonan pembatalan pencatatan delisting saham pada Bursa Efek Surabaya. Pada tanggal 14 April 2005, PT. Bank Inter-Pacific, Tbk. telah
menandatangani Akta Penggabungan Nomor 17, dibuat dihadapan Imas Fatimah, S.H., Notaris di Jakarta, dimana PT Bank Artha Graha
menggabungkan diri ke dalam PT Bank Inter-Pacific, Tbk. Penggabungan
tersebut telah mendapat izin dari Bank Indonesia dengan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor 732 KEP.GBI2005 tanggal 15 Juni
2005, dan berlaku efektif pada tanggal 11 Juli 2005. Berdasarkan Akta Nomor 27 tanggal 12 Juli 2005, dibuat dihadapan Imas Fatimah, S.H.,
Notaris di Jakarta, dan telah mendapatkan izin dari Gubernur Bank Indonesia Nomor 749KEP.GBI2005 tanggal 16 Agustus 2005, PT Bank
Inter-Pacific, Tbk. berganti nama menjadi PT Bank Artha Graha Internasional, Tbk. Perubahan tersebut telah diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia Nomor 101 tanggal 19 Desember 2006 Tambahan Nomor 13128.
2. Bank Bumiputera Indonesia Tbk. Industri perbankan mengalami suatu perubahan besar dalam
beberapa tahun terakhir. Ketidakpastian telah mendorong manajemen lebih bijaksana dan siap dalam menjalankan operasional Perseroan demi
menghindari hantaman krisis keuangan maupun ekonomi Bank ICB Bumiputera menapaki tahun 2009 dengan era baru melalui upaya
mewujudkan usaha yang lebih besar bigger, lebih baik better dan lebih kuat stronger.
Visi baru menjadi Premier Retail Bank di Indonesia diyakini akan mengarahkan kemampuan Perseroan dalam memenangi persaingan di
masa-masa sulit. Misi Perseroan berfokus pada pelayanan nasabah; penciptaan nilai bagi seluruh pemangku kepentingan; pengembangan
usaha yang berfokus ke segmen ritel, mikro dan UKM; serta penerapan
prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Perseroan akan berupaya semaksimal mungkin dalam memanfaatkan seluruh sumber daya yang
dimiliki dan dukungan pemangku kepentingan guna mewujudkan bisnis usaha yang berdaya saing untuk menjadi lebih baik, lebih besar dan lebih
kuat. Seluruh transformasi mulai dari struktur manajemen, kerangka pikir dan tindakan karyawan serta peningkatan produk jasa dan pelayanan,
merupakan upaya yang akan terus berkesinambungan. Perseroan memiliki komitmen untuk menyediakan Best Product, Best Service dan Best Price
untuk seluruh pelanggan. 3. Bank Central Asia Tbk.
Bank Central Asia Tbk. menyediakan layanan perbankan komersial dan pribadi melalui sekitar 850 cabang, lebih dari 6.200 ATM, dan melalui
telepon, perangkat mobile atau Web. Meliputi kegiatan pemberian kredit pinjaman rumah dan pinjaman pembiayaan kembali, apartemen dan mobil,
dan pinjaman kepada perusahaan dan usaha kecil. Bank ini juga menawarkan asuransi, treasury, dan jasa perbankan internasional. Melalui
FarIndo Investasi Mauritius Ltd, anggota keluarga Hartono memiliki lebih dari 50 saham BCA, yang ditempatkan di bawah kontrol
pemerintah pada tahun 1998 menyusul rush bank. Setelah restrukturisasi, pemerintah secara bertahap menjual saham pengendali di bank tersebut.
4. Bank Danamon Indonesia Tbk. Bank Danamon Indonesia menyediakan layanan perbankan
komersial di Indonesia, dengan sekitar 1.400 kantor dan 700 ATM di
seluruh negeri. Selain layanan tradisional perbankan untuk bisnis dan konsumen, Bank Danamon Indonesia dan anak perusahaan menawarkan
Perbankan Syariah atau Islam-disetujui, kartu kredit, pembiayaan perdagangan, dan produk keuangan lainnya. Bank target indiduals
berpenghasilan rendah mayoritas penduduk Indonesia, wiraswasta, dan usaha sangat kecil lainnya. Kekayaan Singapura Temasek Holdings
danasovereign kontrol dua-pertiga Bank Danamon Indonesia, sehingga bank terbesar di Indonesia dikuasai asing.
5. Bank International Indonesia Tbk. PT Bank Internasional Indonesia Tbk BNII bergerak dalam
kegiatan perbankan domestik dan internasional yang menyediakan berbagai layanan keuangan untuk baik perusahaan nasional dan multi-
nasional, perusahaan ukuran menengah, usaha kecil dan individu, dan juga perbankan Syariah untuk pembiayaan, penggalangan dana, dan
produk jasa. BNII didirikan 15 Mei 1959.BNIIs pelayanan dan fasilitas termasuk perbankan korporasi corporate advisory menyediakan dan
keuangan. 6. Bank Kesawan Tbk.
Hampir 100 tahun yang lalu yaitu pada tahun 1913 Khoe Tjin Tek dan Owh Chooi Eng mendirikan NV Chunghwa Shangyeh The
Chinese Trading Company Limited di Medan, sebagai pendiri beliau bertindak masing-masing sebagai Direktur Utama dan Komisaris Utama.