Sejarah Berdiri dan Perkembangannya

BAB III GAMBARAN UMUM MAJELIS TAKLIM

“PERSATUAN REMAJA ISLAM PRISTA”

A. Sejarah Berdiri dan Perkembangannya

Majelis taklim adalah lembaga pendidikan non formal Islam yang memiliki kurikulum tersendiri, diselenggarakan secara berkala dan teratur, dan diikuti oleh jama`ah yang relatif banyak, dan bertujuan untuk membina dan mengembangkan hubungan yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah SWT, antara manusia dan sesamanya, dan antara manusia dan lingkungannya, dalm rangka membina masyarakat yang bertaqwa kepada Allh SWT. Remaja dapat diartikan, yaitu seseorang yang berada dalam suatu masa perubahan perkembangan secara utuh, baik fisik maupun mental yang merupakan perkembangan transisi dari anak-anak ke masa dewasa, sesuai pola umum perkembangan. Majelis taklim “Persatua Remaja Islam PRISTA” berawal dari aktifitas sekelompok remaja yang selalu melakukan diskusi-diskusi ringan disebuah wrung gaul atau biasa disebut cafe. Setiap harinya tempat tersebut selalu didatangi oleh para remaja baik untuk hanya sekedar ngopi-ngopi atau memang hendak melakukan diskusi-diskusi ringan, bahasa yang sering didiskusikan dari persoalan agama, sosial, ekonomi, hingga permasalahan politik. Yang memang pada waktu itu Indonesia sedang mengalami masa transisi demokrasi. 40 Pada tanggal 15 Oktober 1998, yang diprkarsai oleh beberapa remaja diantaranya Syahrul Fadhli, Faisal Rahman, Anton Sujarwo, Mulyanih, dibentuklah sebuah organisasi remaja yang diberi nama Perstuan Remaja Islam RT 03, Meruyung, Limo, Depok. 1 Mereka menganggap perlu ada sebuah lembaga atau organisasi yang memberikan wadah bagi para remaja di lingkungan tersebut sebagai ajang silaturahmi, serta sarana pembelajaran agama, dalam rangka menjaga lingkungan dari pengaruh-pengaruh negatif. Hal tersebut yang menjadi latar belakang didirikannya lembaga atau organisasi yang diberi nama “Persatuan Remaja Islam PRISTA”. Ada beberapa hal lain yang menjadi alasan majelis taklim ini didirikan yaitu: 1. Melonjak pesatnya dekadensi moral dan makin tipisnya kesadaran beragama pada sebagian besar umat Islam, terutama pada kalangan remaja, seperti persentuhan remaja dengan moderenisasi, industrialisasi dan globalisasi mendorong terkondisinya iklim yang serba nisbi. 2. Makin derasnya kemajuan berfikir dan kemampuan manusia pada era globalisasi dewasa ini, dapat menimbulkan efek samping berupa tumbuhnya isme-isme yang bertentangan dengan agama. Mudahnya penyusupan budaya asing, praktik gaya hidup bebas yang mengakibatkan krisi moral, lenyapnya gotong royong dan silaturahmi 1 Ali Rahman Ketua Persatuan Remaja Meruyung, Wawancara Pribadi, Depok: 29 April 2010 hingga godaan potensial membenuk pribadi yang sombong ujub dan semcamnya adalah dampak-dampak negatif yang timbul dari arus globalisasi. 3. Pelaksanaan pembangunan di Indonesia mustahil terwujud apabila remaja. 2 Pasang surut serta lika-liku majelis taklim PRISTA Meruyung telah dirasakan oleh pengurus dalam menjalankan aktifitasnya. Keseragaman para pengurus yang selalu mengedepankan kepentingan organisasi dari pada mengambil kepentingan pribadinya, menjadikan majelis taklim PRISTA Meruyung ini semakin berkembang kearah yang lebih maju. Kemajuan ini ditandai dengan awal berdirinya organisasi, yang tidak memiliki ruang untuk pertemuan pengurus, hanya sarana musholla saja yang digunakan oleh para pengurus pada waktu itu, namun majelis taklim PRISTA akhirnya bisa memiliki sekretariat sebagai pusat pertemuan pengurus dan anggotanya walaupun tidak terlalu megah, tapi cukup mendukung dalam melaksanakan kerjanya. Berkembangnya program kerja yang awalnya hanya terfokus kepada pembinaan remaja, namun bisa meluas lagi pada sektor pendidikan dengan didirikannya lembaga pendidikan TPA untuk warga sekitar, dan perpustakaan yang diperuntukkan bagi masyarakat sekitar, serta berdirinya sektor ekonomi seperti adanya warung gaul sebagai sumber dana organisasi, dan organisasi ini pernah juga mendapatkan penghargaan dari kelurahan sebagai organisasi yang 2 Ali Rahman Ketua Persatuan Remaja Meruyung, Wawancara Pribadi aktif diberbagai aspek kehidupan baik aspek agama, sosial serta aspek ekonomi. Sehingg menggugah remaja lingkungan lain, untuk mendirikan organisasi yang sama. Anggota majelis taklim PRISTA adalah seorang muslim yang berada di lingkungan RT 0302 Kelurahan Meruyung, ecamatan Limo, Kota Depok. Perekruta anggota dilakukan dengan cara membuka formulir pendaftaran yang diberikan kepada remaja yang benar-benar ingin membesarkan majelis taklim PRISTA tanpa ada unsur peaksaaan. Selanjutnya remaja yang sudah mendaftar diwajibkan untuk mengikuti kegiatan pengkaderan yang tujuannya untuk mengenal lebih jauh lagi tentang majelis taklim PRISTA. Anggota pengajian remaja yang mengikuti pengajian berjumlah 160 orang, yaitu 77 orang remaja putra, dan 83 orang remaja putri, mulai usia 12 tahun sampai 27 tahun. Sebagian anggota adalah pelajar dan mahasiswa dan sebagian lagi anggota sudah bekerja. Namun sekarang ini majelis taklim PRISTA tidak seperti di awal-awal terbentuknya organisasi ini, sekarang terlihat begitu mundur. Dahulu majelis taklim PRISTA yang memiliki segudang aktifitas, sekarang yang tersisa hanya kegiatan pengajian saja. Anggota yang hadir pun hanya beberapa orang. Hal ini mengidentifikasikan bahwa majelis taklim PRISTA sedang mengalami kemunduran. Sampai sekarang majelis taklim PRISTA mengalami kefakuman yang disebabkan antara lain yaitu: banyaknya senior yang sudah sibuk dengan aktifitasnya sehingga tidak memiliki waktu untuk memberikan bimbingan dan nasihat kepada pengurus yang menjabat.

B. Visi, Misi Dan Tujuan