Pengertian Pembinaan Program Pembinaan

d. Majelis Taklim yang diselenggarakan dengan metode campuran. Artinya satu majelis taklim menyelenggarakan kegiatan pendidikan atau pengajian tidak dengan stu macam metode saja, melainkan dengan berbagai metode secara berselang-seling. 17 Barangkali dalam majelis taklim dewasa ini majelis taklim umum metode yang digunakan telah sangat membudaya, seolah-olah hanya metode ini saja yang dapat dipakai dalam majelis taklim. Dalam rangka pengembangan dan peningkatan mutu majelis taklim ada baiknya metode yang lain mulai dipakai.

E. Pembinaan Keagamaan

1. Pengertian Pembinaan

Pembinaan dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kata pembinaan berarti proses, pembuatan, cara membina Negara dan sebagainya, pembaharuan, penyempurnaan, usaha dan tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna yang lebih baik. 18 Pembinaan merupakan terjemahan dari kata dalam bahasa Inggris yaitu training berarti latihan, pendidikan serta pembinaan, secara istilah pembinaan adalah suatu proses belajar dengan melepaskan hal-hal yang baru yang belum dimiliki dengan tujuan membantu orang yang menjalaninya untuk membenarkan dan mengembangkan pengetahuan dan kecakapan yang sudah ada serta 17 Nurul Hud a , Pe d o m a n Ma je lis, h.29 18 Ib id , W.J.S. Po e rw a d a rm a nita , h.141 mendapatkan pengetahuan dan kecakapan baru untuk mencapai tujuan hidup yang sedang dijalani secara lebih efektif. 19 Pembinaan merupakan program, peserta berkumpul untuk memberi, menerima dan mengolah informasi, pengetahuan dan kecakapan dengan mengembangkan yang sudah ada dengan menambah yang baru. Pembinaan diikuti oleh sejumlah peserta yang diperhitungkan dari tujuan dan efektifitasnya. Adapu fungsi pokok pembinaan meliputi tiga hal yaitu: 1. Penyampaian informasi 2. Perubahan dan pengembangan sikap 3. Latihan dan pengembangan sikap.

2. Program Pembinaan

Ialah prosedur yang dijadikan landasan untuk menentukan isi dan urutan acara-acara yang dilakukan. 20 Program pembinaan menyangkut sasaran, isi, pendekatan, serta metode pembinaan. a Sasaran Program Tidak jarang terjadi sasaran, objek, program pembinan tidak dirumuskan dengan tegas dan jelas. Hal ini terjadi karena berbagai sebab antar lain: 1. Pembina tidak tahu kepentingan perumusan sasaran program pembinaan 19 Ma ng un Ha rd ja na , Pe m b ina a n Arti d a n Me to d e nya , Yo g ya ka rta : Ka nisius, 1986, h.11 20 Ib id , Ma ng un Ha rd ja na , h.11 2. Pembina terlalu yakin diri sehingga dia tidak merasa perlu untuk membuatnya. 3. penyelenggara tidak mampu membedakan antara isi dan sasaran program pembinaan 4. program pembinaan sudah biasa dijalankan Apapun alasannya suatu pembinaan yang tidak mempunyai sasran yang jelas mengandung bahaya bagi kelangsungan pembinaan. Jangan samai pembinaan tidak mempunyai arah dan tujuan yang tidak jelas pula. Kecuali tanpa sasaran yang dirumuskan, pembinaan sulit dinilai berhasil tidaknya. Oleh karena itu, sasaran harus dirumuskan dengan jelas dan tegas agar pembinaan itu pada akhirnya sejalan dengan minat peserta. b Isi Program Isi pembinaan berhubungan dengan sasaran. Maka betapa pun baiknya acara sebagai isi program pembinaan yang dipimpinnya kalau tidak mendukung tercapainya sasaran program. Isi program pembinaan sebaiknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Isi sesuai dengan tingkat perkembangan dan pengetahuan para peserta pembinaan dan berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman mereka. 2. Isi tidak terlalu teoritis, tetapi praktis dalam arti dapat dibahas dan dikembangkan dari berbagai pandangan dan pengalaman para peserta, serta dapat dipraktekkan dalam kehidupan nyata. 3. Isi tidak terlalu banyak tetapi disesuaikan dengan daya tangkap para peserta dan waktu yang tersedia. c Pendekatan program Kita mengenal beberapa pendekatan umum dalam program pembinaan antara lain: 1. Pendekatan informatif Dalam pendekatan ini seseorang menjalankan program dengan menyampaikan informasi kepada para peserta dengan pendekatan informative biasanya program pembinaan dengan menggunakan ceramah. Atau kuliah oleh berbagai pembicara tentang berbagai hal yang dianggap perlu bagi peserta. Dengan pendekatan itu, partisipasi peserta dalam pembinaan kecil. Partisipasi peserta terbatas pada permintaan penjelasan atau penyampaian pertanyaan mengenai hal yang belum dianggap mengerti benar-benar. 2. Pendekatan partisipatif Partisipatif approach berlandaskan kepercayaan bahwa peserta sendiri merupakan sumber pembinaan yang utama. Maka dalam pembinaan, pengetahuan dan keahlian mereka dimanfaatkan, lebih merupakan situasi belajar bersama, dimana para peserta saling melakukan interaksi.

3. Pengertian Agama