Departemenisasi Pembagian kerja Tidak sehatnya struktur organisasi yang ada di majelis taklim

tujuan adalah organisasi sebagai keseluruhan serta masing-masing satuan organisasi yang ada harus memiliki kebutuhan baik jasmani maupun kebutuhan rohani yang diusahakan untuk dicapai yang satu bagi keseluruhan organisasi, artinya tiap-tiap satuan organisasi dan subsatuan organisasi dari organisasi harus dilahirkan dari suatu tujuan yang jelas dan selaras dengan tujuan organisasi. Yag dimaksud dengan tahapan-tahaoan adalah urutan-urutan keseluruhan kebutuhan baik jasmani maupun rohani yang diusahakan untuk dicapai oleh suatu organisasi sehingga diketahui dengan jelas manakah tujuan pokok yang harus dicapai lebih dahulu dan manakah tujuan tambahan yang dapat dicapai pada tahap berikutnya. Tujuan pokok adalah kebutuhan rhani maupun jasmani yang menjadi dasar dibentuknya suatu organisasi. Sedang tujuan tambahan adalah kebutuhan jasmani maupun rihani yang hendak dicapai oleh suatu organisasi karena sebagian tujuan pokok telah dapat dicapai dengan baik dan organisasi tersebut masih mempunyai kelebihan kemampuan. 21

b. Departemenisasi

Departemenisasi adalah aktifitas untuk menyusun satuan-satuan organisasi yang akan diserahi bidang kerja tertentu atau fungsi tertentu. Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan ketua “PRISTA” Meruyung bahwa mekanisme yang dilakukan untuk menunjuk anggota yang akan menjadi pengurus disetiap departemen berdasarkan kemampuan dan bakat yang 21 Sutarto, Dasar-dasar Organisasi, h.63 dimiliki oleh para anggota, hal tersebut dimusyawarahkan yang melibatkan wakil ketua, sekretaris dan bendahara. Setelah itu ketua melayangkan surat pemberitahuan kepada orang-orang yang ditunjuk sebagai pengurus PRISTA. Menurut peneliti, hal tersebut sudah bagis dilakukan oleh ketua artinya menempatkan orang untuk duduk di departemen sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Namun ada hal-hal yang perlu diperhatikan oleh ketua dalam menentukan orang yang akan menjabat di setiap depatemen. Artinya tidak saja sesuai dengan kemampuan saja akan tetapi ada langkah-langkah yang harus dilakukan oleh ketua agar program kerja yang direncanakan dapat berjalan antara lain: a Tiap-tiap pembentukan stuan organisasi khususnya apapun namanya harus dirumuskan dengan jelas tujuannya. b Kepada setiap departemen khususnya yang dibentuk harus diberikan suatu tata-kerja yang sederhana agar dapat menjalankan aktifitasnya dengan lancar. c Kepada tiap departemen yang ada harus diberikan fasilitas secukupnya. d Terhadap departemen harus dilakukan pengontrolan secara kontinyu. e Tiap-tiap departemen harus membuat laporn secara berkala tentang aktifitas yang dilakukan. 22 22 Sutarto, Dasar-dasar Organisasi, h.95

c. Pembagian kerja

Pembagian kerja adalah rincian serta pengelompokkan aktifitas-aktifitas yang semacam erat hubungannya satu sama lain untuk dilakukan satuan organisasi tertentu. Hasil wawancara peneliti dengan ketua PRISTA Meruyung, bahwa perumusan program kerja setiap departemen dilaksanakan pada waktu rapat kerja dilakukan. Setiap departemen diberikan bentuk program kerja yang sudah dibuat sebelumnya, untuk dibahas terlebih dahulu pada tingkat departemen apakah program kerja tersebut layak untuk dikerjakan atau ada tambahan program lain dari setiap anggota departemen. Setelah itu program kerja diajukan dan dipresentasikan pada rapat paripurna PRISTA. Dari hasil paripurna itulah maka program kerja dihasilkan. Menurut peneliti, hal tersebut sudah baik dilakukan dengan mengedepankan demokrasi atau memberikan kesempatan kepada setiap departemen mengaktualisasikan segenap kemampuannya yang tertuang dalam rancangan program kerja. Namun ada beberapa hal yang seharusnya dilakukan dalam melakukan pembagian kerja antara lain: a Setiap departemen hendaknya memiliki rincian aktifitas yang jelas tertulis pada daftar rincian aktifitas. b Setiap pejabat dari pimpinan sampai departemen-departemen harus memiliki rincian tugas yang jelas dalam suatu daftar rincian tugas bagi para departemen maka dapat dihindarkan terjadinya pengurus c Beban aktifitas bagi setiap departemen atau beban tugas masing- masing departemen hendaknya merata sehingga dapat dihindarkan adanya departemen yang terlalu banyak aktifitasnya dan ada departemen yang sedikit aktifitasnya. Demikian pula dapat dihindarkan adanya departemen yang terlalu menumpuk beban tugasnya dan ada satuan departemen yang sedikit beban tugasnya sehingga banyak menganggur. 23

d. Koordinasi