Pengertian Agama Pembinaan Keagamaan

situasi belajar bersama, dimana para peserta saling melakukan interaksi.

3. Pengertian Agama

Asal kata agama menurut bahasa Arab, agama berasal dari kata Ad-Din bahasa Belanda adalah religie, dalam bahasa Inggris religion, yang mempunyai arti “hubungan antara manusia dengan atau kekuasaan luar yang lain dan lebih daripada apa ang dialami oleh manusia.” 21 Sedangkan istilah agamis didalam kamus umum Bahasa Indonesia diartikan memiliki sifat keagamaan. Atau dalam artian bahwa seseorang yang memiliki sifat yang sesuai dengan ajaran Islam. Menurut Quraish Shihab agama adalah “sebagai hubungan antara makhluk dengan Khaliqnya, hubungan ini terwujud dalam sikap batinnya serta tampak dalam ibadah yang dilakukannya dan tercermin pula dalam sikap kesehariannya. 22 Prof Muzayyin Arifin dalam bukunya “Pedoman pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan Agama”, mengatakan: “Dari aspek subjektif pribadi manusia, agama mengandung pengertian tentang tingkah laku manusia yang dijiwai oleh nilai-nilai keagamaan yang berupa getaran batin yang dapat mengatur dan mengarahkan tingkah laku 21 Ha sa n Sha d ily, Ensiklo p e d i Ind o ne sia , Ja ka rta : Ic htia r b a ru Va n Ho e ve , Jilid 1, h.104 22 M. Q ura ish Shiha b , Me m b um ika n Al Q ura n, Ba nd ung : Miza n, 1994, C e t.17, h.210 tersebut kepada pola hubungan antara manusia dengan Tuhan-Nya dan pola hubungan antar manusia dengan masyarakat serta alam sekitar.” 23 Menurut Harun NAsution agama adalah: a. Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang harus dipatuhi b. Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang menguasai manusia. c. Mengikat diri pada sesuatu bentuk hidup ynag mengandung pengakuan suatu sumber yang berada di luar diri manusia dan yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia. d. Kepercayaan pada suatu kepercayaan gaib yang menimbulkan cara hidup tertentu. e. Suatu sistem tingkah laku Code of Conduct yang berasal dari sesuatu kekuatan gaib. f. Pengakuan terhadap adanya kewajiban-ewajiban yang diyakini tersumber pada kekuatan gaub g. Pengakuan terhadap kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemah dan perasaan takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar manusia. h. Ajaran-ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang Rasul. 24 23 Muza yyin Arifin, Pe d o m a n Pe la ksa na a n Bim b ing a n d a n Pe nyuluha n a g a m a , Ja ka rta : PT G o ld e n Te ra yo n Pre ss, 1991 C e t.II, H.1 24 Ha run Na sutio n, Isla m d itinja u d a ri b e rb a g a i a sp e knya , Ja ka rta : UI Pre ss 1987, C e t.V, h.10 Agama dalam pengetrian diatas selanjutnya akan lebih diarahkan pengertian agama samawi yakni agama tauhid dan ketundukan kepada Tuhannya dengan tujuan menyerahkan diri seluruhnya kepada Tuhan pencipta semesta alam dan patuh pada perintah-Nya, dimana manusia mempunyai ruh dan jiwa bersih dan budi pekerti luhur. Maka kemudian agama sangat erat kaitannya dengan pendidikan moral dan norma-norma akhlak. Dari beberapa definisi agama yang telah dipaparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa secara garis besar agama adalah tuntunan Tuhan untuk diikuti, dipatuhi dan diamalkan oleh manusia untuk memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sedangkan kata agamis itu sendiri maksudnya adalah “sifat-sifat yang terdapat dalam agama, dapat juga dikatakan segala sesuatu mengenai agama.”

4. Pembinaan Keagamaan