Pembinaan Keagamaan Pembinaan Keagamaan

Agama dalam pengetrian diatas selanjutnya akan lebih diarahkan pengertian agama samawi yakni agama tauhid dan ketundukan kepada Tuhannya dengan tujuan menyerahkan diri seluruhnya kepada Tuhan pencipta semesta alam dan patuh pada perintah-Nya, dimana manusia mempunyai ruh dan jiwa bersih dan budi pekerti luhur. Maka kemudian agama sangat erat kaitannya dengan pendidikan moral dan norma-norma akhlak. Dari beberapa definisi agama yang telah dipaparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa secara garis besar agama adalah tuntunan Tuhan untuk diikuti, dipatuhi dan diamalkan oleh manusia untuk memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sedangkan kata agamis itu sendiri maksudnya adalah “sifat-sifat yang terdapat dalam agama, dapat juga dikatakan segala sesuatu mengenai agama.”

4. Pembinaan Keagamaan

Manusia adalah makhluk beragama Homo Religius karena manusia sudah memiliki potensi beragama. Potensi tersebut bersumber dari faktor intern manusia yang termuat dalam aspek kejiwaan manusia seperti naluri, akal, perasaan maupun kehendak dan sebagainya. Pada prinsipnya manusia adalah makhluk theomorfosis, karena didalam diri manusia terdapat sifat-sifat yang agaknya menyerupai sifat-sifat Tuhan. Bahkan menurut Hasan Langulung bahwa Tuhan memberi manusia beberapa potensi sesuai dengan sifat-sifat Tuhan Asma`ul Husna artinya –sebagai misal- jika Allah bersifat Al-ilmu maha mengetahui maka manusiapun memiliki sifat- sifat tersebut. Dengan sifat tersebut manusia senantiasa berupaya untuk mengetahui sesuatu, setelah manusia mendapat pengetahuan akan sesuatu. 25 Potensi dasar ini terintegrasi dalam hidup manusia dan memberikan kekuatan moral padanya dalam rangka mewujudkan kemanusiaan sebagai bagian janjinya kepada Tuhan. Tugas hidup manusia, oleh Allah SWT ditentukan agar beribadah kepada- Nya. Beribadah dalam arti yang luas yaitu semua perbuatan, ucapan dan tingkah laku manusia selama berdimensi kepada Allah SWT dan memperoleh keridhaanNya. 26 Manusia terdorong untuk beragama karena pengaruh ekstern atau luar dirinya. Seperti rasa takut, rasa ketergantungan ataupun rasa bersalah. Manusia juga dilengkapi potensi berupa kesiapan untuk menerima pengaruh luar sehingga dirinya dapat dibentuk menjadi manusia yang memiliki perilaku keagaman. Pengaruh itu bisa didapatkan dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. 1. Lingkungan Keluarga Keluarga merupakan pengelompokan primer yang terdiri dari sejumlah kecil orang karena berhubungan semenda dan sedarah. 27 25 Irsya d Djuwa e li, Pe m b a ha rua n Ke m b a li Pe nd id ika n Isla m , C ip uta t: Ka rsa Uta m a Ma nd iri d a n PB Ma thla `ul Anw a r, 1998 C e t.I, h.15 26 Sa hilun A Na sr, Pe ra na n Pe nd id ika n Ag a m a Te rha d a p Pe m e c a ha n Pro b le m Re m a ja , JAka ta : KAla m Mulia , 1999 C e t.I h.28 27 Um a r Tirta ra ha rd ja d a n La Sula , Pe ng a nta r Pe nd id ika n, Ja ka rta : PT Rine ke C ip ta , 1998 h.168 Keluarga merupakan unit sosial terkecil dalam kehidupan umat manusia sebagai makhluk sosial, ia merupakan unit pertama dalam masyarakat. Disitulah terbentuknya tahap awal proses sosialisasi dan perkembangan individu. Menurut definisi di atas keluarga diikat oleh dua hubungan yaitu hubungan darah dan hubungan pernikahan. Bentuk keluarga yang paling sederhana adalah keluarga inti yang terdiri dari suami istri dan anak-anaknya, hidup bersama dalam suatu tempat tinggal. Sebuah keluarga dapat terbentuk karena adanya suatu ikatan janji setia untuk mencapai kebahagiaan yang dikemas melalui pernikahan. Menurut Barnadib kata keluarga berasal dari kata “kulo” dan “warga”, artinya: abdi, hamba mengabdi untuk kepentingan umum, warga anggota, berhak ikut bicara, bertindak. Jadi keluarga adalah perpaduan kata-kata yang arti keseluruhannya adalah mengabdi, bertindak dan bertanggung jawab untuk kepentingan umum, disini yang menjadi pemimin adalah orang tua. Salah satu tanggung jawab orang tua terhadap anak-anaknya adalah “Mendidik mereka dengan akhlak mulia yang jauh dari kejahatan dan kekeliruan, seorang anak memerlukan pendalaman dan penanaman nilai-nilai norma dan akhlak kedalam jiwa mereka. Sebagaimana orang tua harus terdidik dan berjiwa suci, berakhlak mulia dan jauh dari sifat hina dan keji, maka mereka juga dituntut menanamkan nilai-nilai mulia ini kedalam jiwa anak-anak mereka menyucikan kalbu mereka dari kotoran.” 28 Pada dasarnya agama seseorang itu banyak ditentukan oleh pendidikan, pengalaman, latihan dan kebiasaan yang dialami sejak masih anak-anak. Seseorang yang tidak pernah memperoleh pendidikan agama pada waktu kecil, tentu dia tidak dapat merasa betapa pentingnya beragama itu. Anak-anak mengenal alam sekitarnya, melalui bahasa ucapan. Apabila orang tuanya atau orang disekitarnya terlihat olehnya sering melakukan perilaku keagamaan, membaca doa dan kitab suci, sering mendengar nama Allah dan sifat- sifatNya disebut, anak yang masih kecil akan ikut-ikutan menirunya. Dari penjelasa diatas dapat penulis simpulkan bahwa keluarga adalah suatu lembaga atau unit sosial terkecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak atau saudara kandung, berfungsi membudayakan manusia anggotanya, mereka menjunjung tinggi harkat kemanusiaan, bertindak dan bertanggung jawab untuk mencapai tujuan. Pengaruh ayah terhadap anak juga besar. Bagi anak ia adalah sosok yang tinggi gengsinya dan terpandai diantara orang-orang yang dikenal, dan ayah adalah penolong pertama bagi anak dan istrinya. Pada dasarnya kenyataan sosial yang dikemukakan di atas berlaku dalam kehidupan keluarga dan rumah tangga. Kenyataan ini menunjukkan cirri-ciri rasa 28 Husa in Ma zha hiri, Pinta r Me d id ik Ana k, Pa nd ua n Le ng ka p b a g i o ra ng tua , g uru, d a n m a sya ra ka t b e rd a sa rka n a ja ra n Isla m , Ja ka rta : PT Le nte ra Ba srita m a , 1999, c e t,2 h.240 tanggung jawab setia orang tua terhadap kehidupan anak-anak mereka untuk masa kini dan masa mendatang. 2. Lingkungan Sekolah Sekolah adalah lembaga pendidikan yang penting sesudah keluarga karena makin besar kebutuhan anak, maka orang tua menyerahkan tanggung jawabnya kepada lembaga sekolah. Pendidikan di sekolah adalah bagian dari pendidikan dalam keluarga yang sekaligus juga merupakan lanjutan dari pendidikan dalam keluarga. Dan kehidupan sekolah merupakan jembatan bagi anak yang akan menghubungkan kehidupan dalam keluarga dengan kehidupan dalam masyarakat kelak. 29 Agar pendidikan jiwa agama yang telah dimulai dari rumah, dapat dipupuk dan diteruskan disekolah, dalam peningkatan pendidikan agama disekolah itu, yang dimaksud dengan pendidikan agama bukanlah yang diberikan oleh guru agama saja tetapi seluruh staf pengajar, staf pimpinan sekolah, pegawai, alat serta peraturan dan tata tertib yang berlaku disekolah. Maka sebagai guru, apakah da guru agama atau guru umum, harus berjiwa agama. Dia harus menjunjung tinggi ajaran agama, kendatipun dia tidak mendalaminya, namun kepribadian, akhlak dan sikapnya, hendaknya dapat mendorong anak didik untuk mencintai agama dan hidup sesuai dengan ajaran agama. 30 29 Alisuf Sa b ri, ilm u p e nd id ika n, Ja ka rta : C V. Pe d o m a n Ilm u Ja ya , 1999, c e t.I h.19 30 Za kia h Da rd ja t, Me m b ina Nila i-nila i m o ra l d i Ind o ne sia , Ja ka rta : Bula n Binta ng , 1971 h.68 Guru memiliki peran yang sangat penting dalam pendidikan yang dilaksanakan dalam sekolah Imam Ghazali berkata: “Makhluk yang paling mulia dimuka bumi ialah manusia, sedang yang paling mulia penampilannya ialah qalbunya. Guru atau pengajar selalu menyempurnakan, mengagungkan dan mensucikan qalbu itu serat menuntunya untuk dekat kepada Allah” 31 Secara sederhana tugas guru adalah mengarahkan dan membimbing para murid agar semakin meningkat pengetahuannya, semakin mahir keterampilannya dan semakin terbina dan berkembang potensinya. Dalam hubungan ini ada sebagian ahli mengatakan bahwa guru yang baik adalah guru yang mampu melaksanakan inspiring teaching, yaitu guru yang melalui kegiatan mengajarnya mampu mengilhami murid-muridnya. Melalui kegiatan mengajar yang dilakukannya seorang guru mampu mendorong para siswa agar mampu mengemukakan gagasan-gagasan yang besar dari muridnya. Seorang guru tidak cukup hanya dengan menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkannya, tetapi ia juga harus tahu nilai-nilai apa yang dapat disentuh oleh materi pelajaran yang akan diberikan kepada para siswanya. Guru harus tahu sifat-sifat kepribadian apa yang dapat dirangsang pertumbuhannya melalui materi pelajaran yang diajarkan. 31 Ab id in Ib nu Rusn, Pe m ikira n Al-G ha za li Te nta ng Pe nd id ika n, Yo g ya ka rta : p usta ka Pe la ja r O ffse t, 1998 c e t,I, h.63 3. Lingkungan Masyarakat Kaitan antara masyarakat dan pendidikan dapat ditinjau dari tiga segi, yakni: a. Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan, baik yang dilembagakan jalur sekolah maupun jalur luar sekolah maupun yang tidak dilembagakan jalur luar sekolah b. Lembaga kemasyarakatan dan atau kelompok sosial di masyarakat, baik langsung maupun tidak langsung, ikut memimiliki peran dan fungsi edukatif. c. Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar, baik yang dirancang maupun yang dimanfaatkan. 32 Lembaga pendidikan masyarakat seperti karang taruna, majelis taklim, organisasi kesenian merupakan lembaga pendidikan yang ketiga sesudah keluarga dan sekolah. Pendidikan di masyarakat telah dimulai sejak anak-anak untuk beberapa jam sehari selepas dari asuhan keluarga dan berada diluar sekolah. Corak ragam pendidikan yang diterima anak didik dalam masyarakat banyak sekali, yaitu meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan, pembentukan pengetahuan, sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan. Pendidikan di dalam masyarakat adalah pendidikan secara tidak langsung pendidikan yang dilaksanakan oleh masyarakat kepada anak mereka secara tidak 32 Um a r Tirta ra ha d ja La Sula , Pe ng a nta …..h.178 langsung dapat mempertebal keimanan serta keyakinan sendiri akan nilai-nilai kesusilaan dan keagamaan di dalam masyarakat. yang disiarkan. Siaran adalah hasil output stasiun penyiaran yang dikelola oleh organisasi penyiaran. 33 33 http :w w w.p d fq ue e n.c o m htm la HR0c Do vL2Rp Z2lsa WIuc G V0c m EuYW Mua WQ va m l 1b m twZS9zMS9p a 29tLzIwMDg va m l1b m twZS1uc y1zMS0yMDA4LTUxNDA0MDQ 0LTkxO DItc G Vue Wlhc m FuLWNo YXB0ZXIyLnBkZg Porgram adalah hal yang sangat penting dalam dunia radio, karena suatu program seringkali menjadi tolak ukur sukses tidaknya radio dalam eksistensinya. Dalam kamus besar bahasa Indonesia terbitan departemen pendidikan dan kebudayaan, menjelaskan bahwa program adalah acara, maksudnya program adalah seperti pertunjukan siaran, pagelaran dan sebagainya. 34 Menurut kamus WJS Purwodarminto, pengertian program adalah acara, sementara kamus Webster Internasional volume 2 lebih merinci lagi, yakni: program adalah suatu jadwal schedule atau perencanaan untuk ditindaklanjuti dengan penyusunan “butir” siaran yang berlangsung sepanjang siaran itu berada di udara. 35 Program acara radio selama beberapa periode terakhir ini meliputi musik atau variaty show, komedi, drama dan berita. Sedang Dominick 1983 membagi 4 kategori dasar format acara siaran radio yaitu Music, Talk, News dan Black and etnic. 36 Secara umum mata acara atau program radio diperoleh dari empat sumber, yaitu: 1. Jaringan antar stasium atau merelay dari stasiun penyiaran lain. 2. Rekaman dan atau menyewa dari rumah produksi 3. produksi sendiri 34 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai pustaka cet ke 1, h. 702 35 RM Soenarto, Programa Televisi Dari Penyusunan Sampai Pengarug Siaran, Jakarta: FFTV-IKJ Press, 2007 h. 1 36 Tommy Suprapto, Berkarier di Bidang Broadcasting, Yogyakarta: Media Pressindo, 2006 h. 14 4. Sindikasi program atau pertukaran program dengan pihak lain yang menjadi kongsinya. 37 Tujuan program secara umum adalah untuk mendidik, memberi informasi ataupun menghibur 38 Program dapat dikatakan berhasil atau tidaknya tergantung dari 2 hal. Yang pertama adalah pengemasan program, dimana bila program radio tidak dikemas dengan baik, maka tentu saja program tersebut akan menjadi tidak bisa dinikmati. Yang kedua adalah sejauh mana respon dari pendengar terhadap suatu program. Bilamana pendengar memberikan respon positif dan menyukai program radio, maka program tersebut bisa dikatakan berhasil karena telah mencapai tujuan awalnya dalam membuat program.

F. Ruang Lingkup Radio