Iklim PELABUHAN BANJARMASIN PADA ABAD XVII

dengan kapal-kapal mereka sendiri. Usaha ekspor dan impor ini juga dilakukan oleh pedagang-pedagang pendatang, yaitu pedagang-pedagang Eropa, Cina, Jawa, Arab, dan lain-lain, tetapi mereka tidak pernah berhubungan dengan para produsen. 19

D. Iklim

Wilayah Kalimantan Selatan merupakan wilayah beriklim tropis dengan hawa panas dan sangat lembab dengan temperatur relatif antara 25 Celcius dan 35 Celcius, curah hujan di wilayah ini tidaklah merata di sebagian wilayah Kalimantan Selatan, khususnya hulu sungai dimana kondisi curah hujan dipengaruhi oleh gunung Meratus, iklimnya agak lebih rendah dari lainnya. 20 Per-tahun curah hujan cukup banyak rata-rata 2000-2700 mm per-tahun, dengan frekuensi hujan rata-rata 6-15 hari sebulan. Banjarmasin sama dengan wilayah di Nusantara lainnya, mengenal musim kemarau dan hujan. Perubahan musim ini bergantung pada keadaan muson. Musim hujan berlangsung antara November hingga April berkat angin muson barat, musim penghujan berakhir pada bulan Mei hingga Oktober ketika angin muson barat berhenti dan digantikan oleh angin muson timur. Angin muson tidak hanya mempengaruhi perubahan musim tetapi juga pelayaran dan perdagangan. Perubahan angin yang terjadi di Indonesia setiap setengah tahun dipengaruhi oleh dua faktor. Pertama, peredaran bumi mengitari matahari yang menyebabkan “daerah angin mati” berpindah-pindah dari Lintang Mengkara Tropic of Cancer ke Lintang padayat Tropic of Capricorn. Maka, 19 Ibid. 20 Knapen, Forest of Fortune? The Environmental History of Southeast Borneo, 1600- 1880, h. 34. angin pasat tenggara pada waktu melintas garis khatulistiwa akan berubah menjadi barat daya, sedangkan apabila angin pasat timur laut melintas khatulistiwa dalam perjalanan ke selatan ia akan berubah menjadi angin laut. Faktor kedua ialah lokasi Indonesia di antara dua kontinen, Asia dan Australia. Iklim panas di salah satu benua ini akan mengakibatkan suatu tekanan rendah yang cukup mempengaruhi daerah angin mati tersebut bergeser lebih jauh ke selatan atau utara menurut musimnya sehingga merubah arah angin yang bersangkutan. Dengan demikian terjadilah angin musim yang berubah tujuan setiap setengah tahun sehingga angin memutar haluannya 180 . 21 Perubahan musim ini sudah lama dikenal pelaut-pelaut Nusantara. Dengan memanfaatkan perubahan angin, pada bulan Oktober kapal-kapal sudah berangkat dari Maluku menuju pusat-pusat perdagangan di kota-kota sebelah barat. Adapun pada bulan Maret dengan menggunakan angin barat biasanya dimanfaatkan oleh pedagang yang berada di bagian barat seperti Malaka, Riau, Johor, dan Batavia, untuk berlayar kearah timur. 22

E. Letak dan Fungsi Pelabuhan