membawa banyak hadiah.
11
Selanjutnya, semua raja Banjarmasin menggunakan nama Arab.
Dengan demikian dapatlah dipahami bahwa Islam telah berada di Banjarmasin sejak mulai ramainya arus perdagangan ke arah timur. Masuknya
Islam terlebih lagi berkembang dengan cepat ketika Pangeran Samudera memeluk agama Islam. Agama Islam sangatlah berpengaruh terhadap kondisi keagamaan di
Kesultanan Banjarmasin. Jika di analisis konversi penguasa Banjarmasin ke agama Islam lebih
terpengaruh oleh faktor politik, yaitu terdorong oleh motif perebutan kekuasaan. Berbeda dengan penguasa di bagian Indonesia Timur yang mengalami persaingan
agama antara Islam dan Kristen.
12
Di Banjarmasin tidak ditemukan persaingan agama ini, walaupun data yang ada menyebutkan adanya penyebaran agama
Kristen oleh pastur Portugis pada tahun 1688 namun agama ini tidak berkembang dikalangan orang Banjar.
13
B. Berdirinya Kesultanan Banjarmasin
Sebelum lahirnya Kesultanan Banjarmasin, wilayah Kalimantan Selatan telah terlebih dahulu dipengaruhi oleh kerajaan Hindu-Budha. Hikayat Banjar dan
Kotaringin telah menceritakan mengenai kerajaan yang pertama berdiri di wilayah ini. Dalam hikayat diceritakan tentang kehadiran saudagar besar yang sangat kaya
11
Ibid.
12
Van Leur, Indonesian Trade and Society, h. 117.
13
Daud, Islam dan Masyarakat Banjar: Deskripsi dan Analisa Kebudayaan Banjar, h. 51.
yang berasal dari Keling,
14
namanya Saudagar Mangkubumi. Saudagar Mangkubumi ini memiliki anak yang bernama Ampu Jatmaka yang setelah
ayahnya meninggal mencari wilayah baru untuk membangun sebuah kerajaan.
15
Ampu Jatmaka membuat kerajaan di Kalimantan yang diberi nama Negara Dipa.
16
Kerajaan Negara Dipa adalah kerajaan yang bercorak Jawa,
17
didirikan sekitar abad ke–XV. Kerajaan Negara Dipa ini kemudian dilanjutkan dengan
Negara Daha yang letaknya di pedalaman Muarabahan sampai sekitar tahun 1540. Kerajaan Negara Daha mengalami kehancuran karena terjadi perebutan kekuasaan
di antara keluarga raja. Sewaktu Maharaja Sukarana memerintah kerajaan Negara Daha pada awal
abad XVI, ia mencalonkan cucunya, yaitu Pangeran Samudera, untuk menduduki tampuk pemerintahan kerajaan Negara Daha sebagai penggantinya. Namun
setelah Maharaja Sukarana meninggal dunia, jabatan tersebut menjadi rebutan para paman Pangeran Samudera, tetapi Pangeran Samudera dapat melarikan diri
ke tempat kediaman Patih Masih
18
di daerah muara sungai Kuin Cerucuk. Sementara itu salah seorang pamannya, Pangeran Tumenggung, berhasil menjadi
14
Menurut analisa van der Tuuk yang dikutip oleh Ras, Hikayat Banjar: a Study in Malay Historiography
, bahwa orang-orang Jawa itu, adalah orang-orang Keling yang berasal dari kerajaan Kuripan atau Jenggala di Jawa Timur.
15
Roasyadi, Sri Mintosih dan Soeloso, Hikayat Banjar dan Kotaringin
Jakarta: Depdikbud, 1993, h. 14.
16
Ibid.
17
Pengaruh Jawa dalam wilayah Banjarmasin telah muncul sebelum terbentuknya kerajaan Banjarmasin. Pengaruh Jawa terjadi dengan muculnya orang-orang Jawa pada abad ke-
14, yang dipimpin oleh seorang pedaganag bernama Ampu Jatmaka, jalur lain masuknya pengaruh Jawa adalah dengan melalui perkawinan antara Putri Junjung Buih dari Negara Dipa dengan
pangeran Surianata Raden Putra dari Kerajaan Majapahit. Ras, Hikayat Banjar: a Study in Malay Historiography,
h. 183.
18
Patih Masih yaitu Patih yang mengepalai daerah Banjarmasin dan sekitarnya serta mengakui Pangeran Samudera sebagai raja yang sah kerajaan Negara Daha.
raja terakhir Negara Daha, dengan membunuh saingannya, yaitu saudara kandung Pangeran Tumenggung sendiri Pangeran Mangkubumi.
19
Di tempat kediaman Patih Masih, Pangeran Samudera menyusun kekuatan untuk merebut kekuatan dari pamannya. Ia memperoleh bantuan dari para Patih
selain Patih Masih, yaitu dari Patih Balit, Patih Balitung, Patih Muhur dan Patih Kuin. Hal ini kemungkinan karena Patih Masih merupakan pemimpin para patih
di daerah tersebut.
20
Wilayah kekuasaan para patih tersebut disebut Banjarmasin. Sementara itu Pangeran Samudera menjadikan daerah Banjarmasin sebagai pusat
pemerintahan dan tempat kediaman Patih Masih dijadikan istana, maka berdirilah kerajaan Banjarmasin pada sekitar tahun 1526.
Setelah Kesultanan Banjarmasin berdiri Kerajaan Negara Daha yang letaknya di pedalaman menjadi taklukan Kesultanan Banjarmasin, dan diharuskan
membayar upeti. Sedikit demi sedikit kerajaan Negara Daha ditinggalkan rakyatnya yang pindah ke Kesultanan Banjarmasin. Pangeran Samudera kemudian
memindahkan pusaka maupun perlengkapan kerajaan Negara Daha ke kerajaannya, yang mana tindakan ini mengakhiri kerajaan Negara Daha. Kerajaan
ini semakin dikenal sebagai kerajaan Islam dengan Pangeran Samudera sebagai rajanya. Perkembangan selanjutnya Kesultanan Banjarmasin dapat menaklukan
kerajaan-kerajaan kecil di sekitarnya antara lain Sukadana, Sampit dan Kotawaringin.
21
19
Sejarah Daerah Kalimantan Selatan, M. Idwar Saleh, ed. Jakarta: Depdikbud.
19771978, h. 37-38., lihat juga Ras, Hikayat Banjar: a Study in Malay Historiography, h. 378- 382.
20
Ras, Hikayat Banjar: a Study in Malay Historiography,h. 45.
21
Saleh, Banjarmasih, h. 45-56., lihat juga Ras, Hikayat Banjar: a Study in Malay Historiography,
h. 426-438.
C. Struktur Pemerintahan